Manifestasi Klinis Rheumatoid Artritis

2.4.6 Kriteria Diagnosa Rheumatoid Artritis

Menurut American Rheumatism Association, 1987 diagnosa arthritis reumatoid dapat dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari kriteria yang sekurang-kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria tersebut adalah: 1 Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak 1 jam, 2 Arthritis pada tiga atau lebih sendi, 3 Arthritis sendi-sendi jari tangan, 4 Arthritis yang simetris, 5 Nodul rheumatoid, 6 Faktor rheumatoid dalam serum, 7 Perubahan-perubahan radiologik, seperti: pembengkakan jaringan lunak, erosi dan steoporosis artikular.

2.4.7 Pemeriksaan Laboratorium

Berikut adalah pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa RA, yaitu 1 Pemeriksaan cairan synovial, seperti warna kuning sampai putih dengan derajat kekeruhan yang menggambarkan peningkatan jumlah sel darah putih, leukosit 5.000 – 50.000mm3 dengan menggambarkan adanya proses inflamasi yang didominasi oleh sel neutrophil 65, rheumatoid faktor positif dengan kadarnya lebih tinggi dari serum dan berbanding terbalik dengan cairan sinovium. 2 Pemeriksaan kadar sero-imunologi, seperti; tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75 pasien artritis rheumatoid terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit kolagen, dan sarkoidosis dan anti CCP antibody positif telah dapat ditemukan pada arthritis rheumatoid dini. 3 Pemeriksaan darah tepi, seperti leukosit : normal atau meningkat sedikit, anemia normositik atau mikrositik tipe penyakit kronis,Trombosit meningkat, kadar albumin serum turun dan globulin naik, protein C-reaktif biasanya positif dan LED meningkat. Pemeriksaan sinar-X dilakukan untuk membantu penegakan diagnosis dan memantau perjalanan penyakitnya. Foto rongen akan memperlihatkan erosi tulang yang khas dan penyempitan rongga sendi yang terjadi dalam perjalanan penyakit tersebut Smeltzer Bare, 2002.

2.4.8 Komplikasi Rheumatoid Artritis

Nodulus rheumatoid artritis ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glaukoma dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran cairan okular terpentuk pada mata. Vaskulitis inflamasi sistem vaskuler dapat menyebabkan trombosis dan infark. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stress dapat menyertai eksaserbasi penyakit Corwin, 2009. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptikum yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid OAINS atau obat pengubah perjalanan penyakit disease modifying antirheumatoid drugs, DMARD yang menjadi faktor penyebab morbiditas utama pada rheumatoid artritis. Komplikasi saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubugan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebrata servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis Harnawatiaji, 2012.

2.4.9 Penatalaksanaan Rheumatoid Artritis

Terapi di mulai dengan pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik antara pasien dan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya. Tanpa hubungan yang baik akan sukar untuk dapat memelihara ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang lama Mansjoer, dkk. 2001. Penanganan medik pemberian salsilat atau NSAID Non Steriodal Anti- Inflammatory Drug dalam dosis terapeutik. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti inflamasi maupun analgesik. Namun pasien perlu diberitahukan untuk menggunakan obat menurut resep dokter agar kadar obat yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal Smeltzer Bare, 2002. Kecenderungan yang terdapat dalam penatalaksanaan rheumatoid arthritis menuju pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini. Kesempatan bagi pengendalian gejala dan perbaikan penatalaksanaan penyakit terdapat dalam dua tahun pertama awitan penyakit tersebut Smeltzer Bare, 2002. Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari- hari, sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.