Aisyah : Analisis Sosiologis Terhadap Kehidupan Geisha Dalam Novel The Demon In The Tea House Karya Dorothy Thomas Hoobler, 2010.
3.2.2. Berhubungan dengan Politik dan Pemerintahan
1. Cuplikan hal. 57 “Kenapa orang – orang yang datang kesini menyewa pakaian, “karena
mereka tidak ingin dikenali”, jawab sang hakim. “beberapa Daimyo dengan petugas yang menikmati hiburan di kedai teh, tidak ingin kehadiran mereka diketahui,
kebanyakan geisha terbaik, tayu, tidak terpesona oleh pangkat seseorang dilingkungannya. Karena, seorang saudagar lebih dihargai dari pada seorang
daimyo. seorang pemimpin samurai, mustahil dibandingkan. “jika hal itu benar, maka Yoshiwara berarti dunia lain”.
Analisis Kenapa orang – orang yang datang kesini menyewa pakaian, “karena mereka
tidak ingin dikenali” Kalimat diatas mengindeksikalkan Mungkin fakta bahwa geisha berada dalam lingkaran pemerintahan mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang
dibuat. Mereka terlibat dalam intrik-intrik pemberontakan politik yang di kemudian hari menjadi pendiri bangsa baru. Dan pada kalimat “beberapa Daimyo dengan
petugas yang menikmati hiburan di kedai teh, tidak ingin kehadiran mereka diketahui, membuktikan bahwa berulangkali terjadi bahwa cara seperti itu dipakai untuk
menjatuhkan pejabat pemerintahan. Pada masa Edo banyak pejabat pemerintahan yang “terjatuh” di kedai-kedai teh khususnya di Yoshiwara. Mengapa sejatinya hanya
saudagar lah yang memiliki tempat khusus dihati para geisha seperti terdapat pada kalimat, seorang saudagar lebih dihargai dari pada seorang daimyo. seorang
pemimpin samurai, mustahil dibandingkan. “ Mengapa demikian, hal ini mengindeksikalkan bahwa
Daimy
哢
?
berasal dari kata
Daimy shu
兤
?
,
Aisyah : Analisis Sosiologis Terhadap Kehidupan Geisha Dalam Novel The Demon In The Tea House Karya Dorothy Thomas Hoobler, 2010.
kepala keluarga terhormat yang berarti orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam masyarakat samurai di Jepang, istilah daimy digunakan untuk
samurai yang memiliki hak atas tanah yang luas tuan tanah dan memiliki banyak bushi sebagai pengikut. Sedangkan saudagar hidupnya yang jauh lebih kaya raya
dibanding Daimyo dan tidak memiliki keterikatan dengan yang namanya kekuasaan.
2. Cuplikan hal. 81 “Seorang tayu geisha kelas atas, “ mereka tidak menerima pelanggan yang
tidak mereka inginkan, mereka lebih sering melayani para daimyo, petinggi pemerintah, shogun atau saudagar kaya.”
Analisis “Seorang tayu geisha kelas atas, “ mereka tidak menerima pelanggan yang tidak
mereka inginkan, menunjukkan bahwa tayu lebih pemilih, karena geisha kelas tinggi mendapatkan kedudukan yang tinggi yang disebut tayu atau oiran dan diperlakukan
seperti keluarga kerajaan yang dibantu oleh shinzo, kamuro dan pelayan-pelayan lain. mereka lebih sering melayani para daimyo, petinggi pemerintah, shogun atau
saudagar kaya.” Hal ini juga mengindeksikalkan bahwa demi mendapatkan kedudukan yang tinggi sehingga menghilangkan image yang melekat pada diri geisha
yaitu bahwa geisha merupakan golongan kelas bawah. Namun sejatinya dalam kenyataannya geisha memiliki peran penting dalam pemerintahan, juga untuk
memperlancar hubungan khususnya dalam bidang dimlomasi.
3. Cuplikan hal. 130
Aisyah : Analisis Sosiologis Terhadap Kehidupan Geisha Dalam Novel The Demon In The Tea House Karya Dorothy Thomas Hoobler, 2010.
“yang pertama datang telah menyewa topi jerami yang lebar ditoko dekat pelabuhan. Ketika ia melepaskan topi, akhirnya seikei mengerti kenapa ia
menyamarkan identitas. Ia adalah genda, seorang petinggi shogun. genda ialah seorang omatsuke. yang bertugas sebagai memata – matai pejabat lain dan
menyelidiki pelanggaran.” “Melakukan perjalanan kekedai the di Yoshiwara bukanlah sebuah
pelanggaran hukum, namun bukan merupakan rahasia bahwa shogun tak menyukai kegiatan itu, shogun takut orang – orang yang melakukannya akan terlena hanya
terus mengejar kesenangan. dan akan membuatnya mengabaikan tugas.
Analisis Kalimat diatas menunjukkan indeksikal bahwa seorang pejabat tinggi
pemerintah juga takut aib yang akan dibuatnya mencoreng nama baiknya sehingga dengan berbagai cara ia lakukan demi sebuah kesenangan semata yaitu dengan
menyewa topi jerami yang lebar ditoko dekat pelabuhan. Hal ini dilakukan semata – mata agar identitas sebagai petinggi pemerintahan tidak diketahui oleh orang lain
mengingat “shogun takut orang – orang yang melakukannya akan terlena hanya terus mengejar kesenangan. dan akan membuatnya mengabaikan tugas” sehingga kalimat
tersebut mengideksikalkan bahwa banyak pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan sehingga pada masa kekuasaan Tokugawa banyak pejabat pemerintahan yang
“terjatuh” di kedai-kedai teh khususnya di Yoshiwara.
Aisyah : Analisis Sosiologis Terhadap Kehidupan Geisha Dalam Novel The Demon In The Tea House Karya Dorothy Thomas Hoobler, 2010.
3.2.3. Berhubungan dengan Ekonomi