15 Jadi akuntan publik dikatakan sebagai suatu profesi karena
memiliki spesialisasi pengetahuan dan pendidikan khusus, mamiliki persyaratan tertentu untuk profesi tersebut dan diatur oleh hukum negara
melalui departemen lisensi di masing-masing Negara, memiliki kode etik, mengutamakan kepentingan masyarakat, serta memiliki organisasi profesi.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, profesi akuntan publik terikat dengan aturan-aturan regulasi yang mengatur setiap anggota profesi
dalam menjalankan pekerjaanya.
B. Etika Profesi 1. Pengertian Etika profesi
Menurut Harahap 2002:41, apakah etika, dan apakah etika profesi itu? Kata etik atau etika berasal dari kata ethos bahasa Yunani yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakanya itu salah atau benar, baik atau buruk. Rahayu dan Ely
Suhayati 2010:49, mendefinisikan etika sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh individu
atau segolongan tertentu. Sedangkan Aren et-al 2010:104,
mendefinisikan etika adalah “a set of moral principles or value”. Menurut Keraf 2001: 33-35, dalam Utami dan Indriawati 2006,
etika dibagi dalam etika umum dan etika khusus. Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu: etika individual, etika lingkungan hidup dan
16 etika sosial. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan
pola perilaku manusia sebagi mahluk sosial dalam interaksinya dengan sesama. Karena etika sosial menyangkut hubungan antara manusia dengan
manusia. Ia menyangkut hubungan individual antara orang yang satu dengan orang yang lain, serta menyangkut interaksi sosial secara bersama.
Etika sosial mencakup etika profesi dan didalamnya terdapat etika bisnis. Etika profesi lebih menekankan kepada tuntutan terhadap profesi
seseorang, dimana tuntutan itu menyangkut tidak saja dalam hal keahlian, melainkan juga adanya komitmen moral: tanggung jawab, keseriusan,
disiplin, dan integritas moral. Sedangkan menurut Rumanti 2004:297, etika profesi adalah:
“Norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang diterima dan ditaati para pegawai atau karyawan, berupa peraturan-peraturan,
tatanan yang ditaati semua karyawan dari organisasi tertentu, yang telah diketahuinya untuk dilaksanakan, karena hal tersebut melekat pada status
atau jabatanya, bisa juga kebiasan yang baik atau peraturan yang diterima dan ditaati para karyawan dan telah mengendap menjadi bersifat
normatif”.
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
mengatur tingkah laku para anggotanya. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam
bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai
kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang
17 memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat
kepercayaan bagi masyarakat luas Herawati dan Yulius Susanto, 2008. Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan
Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota IAI dan dapat dipergunakan oleh akuntan lainya yang bukan atau belum menjadi anggota
IAI. Di Indonesia penegakan kode etik dilaksanakan oleh sekurang- kurangnya oleh enam unit organisasi, Badan Pengawas Profesi
Kompartemen Akuntan Publik-IAI, Dewan Pertimbangan Profesi IAI, Departemen Keuangan RI dan BPKP. Selain enam unit organisasi diatas,
pengawasan terhadap kode etik juga dilakukan oleh para anggota dan pimpinan KAP.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa etika profesi adalah bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika
sosial yang mengatur nilai-nilai tingkah laku atau aturan-aturan tingkah laku yang menekankan kepada tuntutan terhadap suatu profesi yang
dituangkan dalam bentuk aturan khusus berupa kode etik.
2. Prinsip-Prinsip Etika Profesi
Menurut Harahap 2002:41, prinsip-prinsip etika profesi ada empat bagian, yaitu: Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan itu
dan terhadap hasilnya, terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya, keadilan prinsip ini menuntut
kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya,
18 otonom prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya. Menurut Arens et-al 2010:111, prinsip etika ada enam, yaitu:
Responsibilities, the public interst, integrity, objective and independent, due care, scope and nature of service. Sedangkah di dalam Kode Etik
Profesi Akuntan Publik IAPI 2008, prinsip-prinsip etika profesi terdapat dibagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan
memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut, yaitu: Prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasiaan, prinsip perilaku professional.
Berikut prinsip-prinsip dasar etika profesi menurut Kode Etik Profesi Akuntan Publik IAPI 2008, yaitu: Prinsip integritas, prinsip
objektivitas, prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional, prinsip kerahasiaan, prinsip perilaku professional.
a. Prinsip integritas Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaanya. Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi
lainya yang diyakininya terdapat: Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan, pernyataan atau informasi yang
diberikan secara tidak hati-hati, penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan.