84 oleh aliran Attudinal Setiawan dan Iman Ghozali, 2006:193, terutama
dikembangkan dan dipopulerkan oleh Porter serta koleganya tentang komitmen organisasi Continuance.
3. Pengaruh Kecerdasan emosional terhadap peningkatan profesionalisme akuntan publik
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.13, memperlihatkan bahwa variabel kecerdasan emosional mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,019. Hal ini berarti menerima Ha
3
sehingga dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
profesionalisme akuntan publik karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kecerdasan emosional lebih kecil dari nilai alpa 0,05 0,019
0,05. Hubungan antara kecerdasan emosional dan peningkatan profesionalisme bersifat positif. Dengan demikian, jika akuntan publik
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi maka kecenderungan profesionalisme akuntan publik akan meningkat. Hal ini disebabkan
karena individu yang memiliki kecerdasan emosional tinggi mempunyai kesadaran diri untuk lebih mengenali emosi dan pikiran yang sedang
terjadi pada dirinya, tidak larut dalam situasi yang tidak menyenangkan. Individu tersebut mempunyai kejernihan dalam berfikir, mampu lebih
mengendalikan diri dan melindungi dirinya dari pengaruh stress yang datang, sehingga mengetahui tindakan apa yang akan diambil untuk
mengatasi permasalahanya Mayer dalam Goleman, 1999; Taylor, 2001; Salvoes dan Pizarro, 2003, dalam Nindyati 2009.
85 Dalam hal ini peneliti belum menemukan penelitian terdahulu
mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap peningkatan profesionalisme akuntan publik, tetapi hal ini sejalan dengan penelitian
serupa yakni oleh Alwani 2007 derngan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Auditor”. Hasil penelitianya menunjukan
bahwa kesadaran diri, pengatuaran diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor, dan berdasarkan koefisien determinasi persamaan regresi, R2 atau R Square sebesar 0,775. Koefisien ini mempunyai arti bahwa tiga
variabel bebas tersebut secara bersama-sama memberikan sumbangan terhadap variabel terikat sebesar 77,5 sedangkan sisanya 22,5
dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
4. Pengaruh penerapan etika profesi, komitmen organisasi dan kecerdasan emosional terhadap peningkatan profesionalisme akuntan
publik
Hasil uji statistik F dalam model ANOVA dapat dilihat pada tabel 4.14. Nilai F diperoleh sebesar 632,193 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05 maka Ha
4
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan etika profesi, komitmen organisasi, dan kecerdasan emosional berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap peningkatan profesionalisme akuntan publik.
Dengan demikian,
hal tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi penerapan etika profesi dan semakin patuh terhadap standar profesi serta