Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

54 Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien determinsi menunjukan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi terhadap varian total. Koefisien Determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 nol dan 1 satu. Nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik Suharyadi dan Purwanto, 2008:217. b. Uji statistik t Uji statistik t untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau tidak Suharyadi dan Purwanto, 2008:217. Menurut Santoso 2004:168, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau 55 bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji statistik F Uji statistik F atau uji global dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas X1, X2, …Xk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel terikat Y. Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol Suharyadi dan Purwanto, 2008:225. Menurut Santoso 2004:120, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertayaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur 56 dengan menggunakan skala Interval yaitu suatu skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak construct yang diukur. Jawaban dari responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 lima poin skala Interval, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = netral; 4 = setuju; 5 = sangat setuju Indriantoro dan Supomo, 2002:99. Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu, pendekatan operasional variabel untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Etika Profesi X1 Etika profesi yang dimaksud pada penelitian ini adalah Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi diukur dengan prinsip- prinsip dasar etika profesi, kode etik dan karakteristik profesi Yuliani, 2006. 2. Komitmen Organisasi X2 Komitmen Organisasi didefisinikan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan dirinya ke dalam organisasi. Hal ini merefleksikan sikap individu akan tetap sebagai anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya. Variabel komitmen organisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen 1984, telah direplikasi oleh

Dokumen yang terkait

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH ETIKA PROFESI, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN S[IRITUAL Pengaruh Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan Spiritual( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta dan

0 3 24

PENGARUH ETIKA PROFESI, KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL Pengaruh Etika Profesi, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Dan Kecerdasan Spiritual( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta dan

0 3 14

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN.

0 0 6

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPRITUAL, ORIENTASI ETIKA DAN NILAI ETIKA ORGANISASI TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN.

0 0 6

Pengaruh Penerapan Aturan Etika Terhadap Profesionalisme Akuntan Publik.

0 0 25

Pengaruh Etika Profesi dan Kecerdasan Emosional Terhadap Opini Auditor Pada kantor Akuntan Publik Kota Palembang

0 1 16

Pengaruh Penerapan Etika Profesi, Komitmen Organisasi, dan Kecerdasan Emosional Terhadap Peningkatan Profesionalisme Akuntan Manajemen di Perusahaan Manufaktur Semarang - Unika Repository

0 0 15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian - Pengaruh Penerapan Etika Profesi, Komitmen Organisasi, dan Kecerdasan Emosional Terhadap Peningkatan Profesionalisme Akuntan Manajemen di Perusahaan Manufaktur Semarang - Unika Repository

0 0 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden - Pengaruh Penerapan Etika Profesi, Komitmen Organisasi, dan Kecerdasan Emosional Terhadap Peningkatan Profesionalisme Akuntan Manajemen di Perusahaan Manufaktur Semarang - Unika Repository

0 0 28