Sistem Pemungutan Pajak Jenis Pajak

a. Fungsi penerimaan Budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Contohnya adalah dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri b. Fungsi mengatur regulated yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial atau ekonomi. Contoh : pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras, begitu juga dengan barang- barang mewah. Sedangkan menurut Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas 2001 : 8 bahwa dalam perkembangannya kedua fungsi pajak yang telah disebutkan di atas dapat dikembangkan menjadi 2 dua fungsi lagi selain budgetair dan regulated yaitu fungsi demokrasi dan fungsi distribusi. Fungsi demokrasi menurutnya pada masa sekarang ini sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah. Sedangkan fungsi distribusi yaitu yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan masyarakat.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem penetapan pajak sebagai subsitem dari sistem administrasi perpajakan, kiranya juga harus mendapatkan perhatian lebih dalam rangka penyempurnaan sistem administrasi perpajakan. Sebagaimana diketahui, sistem penetapan pajak dapat dibagi menjadi tiga yaitu : a. Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak terutang. b. Official Assessment System Suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah atau aparat pajak fiskus untuk menetapkan besarnya pajak terutang. Ciri-ciri sistem official assessment adalah sebagai berikut : 1 Wewenang untuk menetapkan besarnya pajak terutang berada pada fiskus 2 Wajib pajak bersifat pasif 3 Utang pajak baru timbul setelah dikeluarkan ketetapan pajak oleh fiskus c. Witholding System adalah dimana perhitungan besarnya pajak yang terhitung oleh wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga Di masa lalu, pemerintah pernah menerapkan sistem official assessment. Setelah memasuki era reformasi perpajakan tahun 1983 pemerintah menerapkan sistem self assessment , bukan berarti sistem tersebut lantas benar-benar dihapuskan. Walaupun pemberlakuan sistem self assessment, lebih mengemuka, ternyata ada jenis pajak yang tetap menerapkan sistem official assessment dalam penetapan pajaknya, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan PBB. Mungkin karena karakteristiknya yang khas serta pertimbangan kesederhanaan dalam pemungutan dan pengawasannya, maka pajak ini tetap mempertahankan sistem lama tersebut dalam administrasinya. Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol 4, No.8, Mei 2005

5. Jenis Pajak

Jenis pajak yang berlaku di Indonesia bermacam-macam dan dapat digolongkan menurut sifat, golongan, atau pemungutnya : Menurut sifatnya, pajak dibedakan menjadi : a. Pajak Subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan dan wajib pajak. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah. Menurut golongannya, pajak dibedakan menjadi : a. Pajak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak Penghasilan b. Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh : Pajak Pertambahan Nilai Menurut pemungutnya, pajak dibedakan menjadi : a. Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut pemerintah dareah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Restoran.

C. Pajak Bumi dan Bangunan 1.

Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah dan atau bangunan. Keadaan subjek siapa yang membayar tidak ikut menentukan besar pajak.

2. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu jenis pajak objektif. Menurut Undang-undang PBB, Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan terhadap objek pajak berupa bumi dan atau bangunan. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan, antara lain: a. Undang-undang No.12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan b. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2002 tentang penetapan besarnya Nilai Jual Kena Pajak untuk penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan c. Keputusan Pemerintah No. 16 Tahun 2000 tentang pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan antara pemerintah pusat dan daerah

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 19

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto).

0 0 117

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur).

5 13 96

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur)

0 1 20

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto) SKRIPSI

0 0 24