Nilai Jual Objek Pajak NJOP Nilai Jual Kena Pajak NJKP Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP

7. Unsur Untuk Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

a. Nilai Jual Objek Pajak NJOP

NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru Untuk mempermudah cara penghitungan PBB, sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 523KMK.041998 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya NJOP sebagai dasar pengenaan PBB, hasil penilaian diklasifikasikan dan digolongkan berdasarkan besarnya NJOP per m2. Untuk bumi terdapat 50 lima puluh klasifikasi sedangkan untuk bangunan terdapat 20 dua puluh klasifikasi.

b. Nilai Jual Kena Pajak NJKP

Yang dimaksud Nilai Jual Kena Pajak assessment value adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar penghitungan pajak yaitu suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya. Pengenaan adalah kegiatan penghitungan, penetapan, pembebanan pajak terutang dengan unsur pokok yaitu tarif dan Nilai Jual Kena Pajak NJKP. Tarif dalam pengenaan PBB merupakan jenis tarif tunggal dan ditetapkan sebesar 0,5, sedangkan NJKP atau assessed ratio merupakan dasar penghitungan pajak. Besarnya NJKP untuk ketetapan PBB tahun 2001 sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2000 tentang penetapan besarnya NJKP untuk penghitungan PBB adalah sebagai berikut: 1 Objek pajak perkebunan sebesar 40 empat puluh persen dari NJOP 2 Objek pajak perhutanan sebesar 40 empat puluh persen dari NJOP 3 Objek pajak pertambangan sebesar 20 dua puluh persen dari NJOP 4 Objek pajak lainnya: a Sebesar 40 empat puluh persen dari NJOP apabila NJOP sama dengan atau lebih besar Rp 1 miliar satu miliar rupiah b Sebesar 20 dari NJOP apabila NJOP lebih kecil Rp 1 miliar satu miliar rupiah

c. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP

Dalam pengenaan PBB, Nilai Jual Objek Pajak NJOP merupakan dasar pengenaan PBB dan terhadap setiap wajib pajak diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak NJOPTKP. Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 201KMK.042000 tentang penyesuaian besarnya NJOPTKP sebagai dasar perhitungan PBB, mulai tahun 2001 NJOPTKP ditetapkan setinggi-tingginya RP 12 juta dua belas juta rupiah untuk setiap wajib pajak, minimal 8 juta delapan juta. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah kabupatenkota ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat Pemerintah Daerah setempat.

d. Dasar pengenaan Pajak, Tarif, Tempat dan Saat Pajak Terutang PBB

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 19

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto).

0 0 117

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur).

5 13 96

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur)

0 1 20

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto) SKRIPSI

0 0 24