b. Berdasarkan probabilitas Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak c. Uji F-Stasistik
Uji F-statistik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka
digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. jika nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probability F lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi tidak dapat dikatakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ghozali, 2005:84
E. Operasional Variabel
Adapun variabel penelitian yang digunakan antara lain: 1. Karakteristik Perpajakan Wajib Pajak
a. Kesadaran Perpajakan wajib Pajak Yaitu suatu tingkat kesadaran individu atau sikap sadar wajib pajak untuk
memenuhi kewajibannya membayar pajak sesuai dengan ketentuan secara tepat waktu
b. Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Peraturan PBB Yaitu tingkatan sejauh mana wajib pajak memahami dan mengetahui
peraturan dan Undang-undang yang berlaku, sehingga mampu
menyesuaikan perhitungan perpajakan dan dapat lebih memahami dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.
c. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Pelaksanaan Sanksi Denda PBB Yaitu untuk mengukur persepsi wajib pajak tentang pelaksanaan denda
PBB dan pelaksanaan sanksi PBB apabila wajib pajak terlambat melakukan pembayaran pajaknya.
d. Sikap Wajib Pajak Terhadap Fungsi Pajak Yaitu sikap wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya atau perilaku
perpajakan wajib pajak terhadap fungsi pajak dalam melaksanakan pembayaran pajaknya.
2. Keberhasilan Penerimaan PBB Keberhasilan penerimaan PBB adalah telah berhasilnya kegiatan
administrasi PBB yang berkaitan dengan pembayaran, pemungutan, penyetoran, penagihan, pelimpahan, dan pembagian hasil penerimaan PBB. Semakin tinggi
tingkat kepatuhan wajib pajak, semakin tinggi keberhasilan perpajakan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala
likert merupakan metode yang mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap subyek, obyek, atau
kejadian tertentu. Metode yang paling sering digunakan ini dikembangkan oleh Rensis Likert sehingga dikenal dengan skala likert.
Dalam penelitian ini, pengukurannya dimulai dengan angka 1 untuk menyatakan sangat setuju STS, angka 2 untuk menyatakan setuju TS, angka 3
untuk menyatakan ragu-ragu R, angka 4 untuk menyatakan tidak setuju S, angka 5 untuk menyatakan sangat tidak setuju SS.
STS TS
R S
SS 1
2 3
4 5
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya
NO Variabel
Sub Variabel Indikator
Ukuran
1 Kesadaran
Perpajakan X
1
1. Sikap sadar terhadap
Fungsi pajak
2. Membayar kewajiban pajak
a. Ketaatan melaporkan adanya renovasi tanah dan
bangunan b. Pengisian SPOP
c. Penyerahan SPOP d. Pengisian SPOP haus sesuai
dengan objek pajak e. Melaporkan SPOP hanya
meupakan beban f. Pengetahuan dan
pemahaman wajib pajak a. Ketepatan waktu membayar
pajak b. Ketepatan waktu membayar
PBB c. Menjalankan hak dan
kewajiban wajib pajak d. Tidak mempunyai
tunggakan
Ordinal
2. Pemahaman Wajib
Pajak X
2
1. Pemahaman Undang- undang
2. Pemahaman perpajakan PBB
a Undang-undang PBB b. UU PBB cukup jelas dan
singkat c. Menghitung pajak sesuai
dengan UU d. Pemahaman mengenai UU
a. Penjelasan SPPT terhadap hak-hak wajib pajak
b. Penjelasan SPPT terhadap kewajiban-kewajiban wajib
pajak c. PBB untuk pembangunan
daerah. d. Objek PBB
e. Dasar pengenaan PBB f. Mengajukan keberatan
g. Mengajukan pengurangan
h. Membayar PBB Ordinal
3. Persepsi wajib pajak
dalam peklaksanaan PBB X
3
1. Denda PBB
2. Pelaksanaan PBB a. Denda PBB 2
b. Sanksi pelaksanaan denda bunga
c. Pembayaran pajak dilakukan sebelum jatuh tempo
a. Perhitungan pelaksanaan sanksi denda
b.Membayar PBB terlambat c.Pembayaran denda
d.Pajak tidak memberatkan Ordinal
4. Sikap wajib pajak
terhadap fungsi pajak X
4
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
2. Prioritas pembangunan pemerintah
a. Tujuan pembangunan b. Tugas pemerintah
c Pemerintah memerlukan dana
d. pembangunan tanggung jawab bersama
a. PBB adalah dana pembangunan
b. PBB adalah iuran rakyat c Dalam menstabilkan
pembangunan pemerintah
memerlukan dana d. Pajak adalah sumber dana
e. Pajak dari wajib pajak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan ekonomi f. Transparansi pemerintah
g. Berpatisipasi melaksanakan pembangunan
h. Pembangunan negara i. Dana dari pajak
j. Mengevaluasi pembangunan
Ordinal
5. Keberhasilan
penerimaan PBB Y 1. Kepatuhan
pembayaran PBB
2. Kegiatan administrasi PBB
a. Pembayaran PBB dengan tepat waktu
b. Penerimaan pajak terhambat
a. Pemungutan b. Pembagian hasil penerimaan
Ordinal
c. Merasakan hasil penerimaan d. Sarana dan layanan gratis
e. Pelayanan fasilitas f. Tidak merasakan manfaat
pajak g. Tingkat kepatuhan wajib
pajak h. Pembangunan semakin baik
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum KP PBB Jakarta Selatan Satu
1. Sejarah Singkat Berdirinya KP PBB Jakarta Selatan Satu
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KP PBB Jakarta Selatan Satu, merupakan pemecahan dari KP PBB yang dibagi menjadi 3 tiga yaitu KP
PBB Jakarta Selatan Satu, KP PBB Jakarta Selatan Dua, dan KP PBB Jakarta Selatan Tiga, secara teknis mulai aktif sejak tahun 1994. Adapun letakalamat
berada di Jalan Pasar Minggu No.11 Jakarta Selatan. Berdasarkan aspek letak geografis, potensi dan kondisi wilayah, maka
struktur perekonomian bertumpu pada sektor-sektor usaha dan jasa. Disamping itu dengan semakin berkembangnya beberapa kawasan yang menjadi areal
pemukiman baru, akan sangat mempengaruhi penambahan wajib pajak. Pengawasan terhadap wajib pajak pada 3 tiga wilayah kerja yaitu kelurahan
Pancoran, kelurahan Setia Budi dan kelurahan Tebet. Menunjukkan bahwa masih banyak wajib pajak yang belum terdaftar dan sudah terdaftar namun belum
menjadi wajib pajak di KP PBB Jakarta Selatan Satu.
2. Tugas dan Fungsi KP PBB Jakarta Selatan Satu
Sesuai dengan Keputusan Menteri Nomor 94KMK.011994 sebagai KP PBB, maka tugas dan fungsi KP PBB Jakarta Selatan Satu yaitu melaksanakan
kegiatan operasional pelayanan pajak di bidang PBB dan BPHTB. Untuk