Definisi Pajak Fungsi pajak

Pajak adalah sumber yang dapat diandalkan pemerintah untuk memperbesar penerimaan negara. Salah satu jenis pajak yang berperan besar dalam penerimaan negara adalah pajak penghasilan.

B. Dasar-dasar Perpajakan

1. Definisi Pajak

a. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang dipergunakan untuk membayar pengeluaran umum. Mardiasmo,2003:1 b. Menurut S. I. Djajadiningrat Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan. Tetapi, tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum. Siti Resmi, 2003:1 Waluyo dan Wirawan B. llyas 2001:5 ciri-ciri pajak yang melekat pada pengertian pajak, adalah : a. Pajak dapat dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang bersifat dapat dipaksakan. b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. d Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. e Pajak dapat pula mempunyai tujuan budgeter, yaitu pendanaan.

2. Azas-Azas Pemungutan Pajak

Azas-azas pemungutan pajak sebagaimana yang telah disebutkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into The Natura And Causes Of The Wealth Of Nations menyatakan bahwa sebaiknya pemungutan pajak didasarkan pada 4 hal dasar. Apabila keempat hal yang termasuk dalam azas-azas pemungutan pajak tersebut dapat dipenuhi, berarti proses pemungutan pajak, mulai dari pendaftaran, pembayaran, sampai dengan pelaporan, di suatu negara telah terselenggarakan dengan baik. Pemerintah dapat memungut bermacam-macam pajak. Asalkan berdasarkan undang-undang. Adam Smith 1723-1790 memberikan empat asas pemungutan pajak, the four maxims sebagai pedoman bagi suatu pemerintah dalam menetapkan pajak yang akan dipungut. Achyar Rusli. 2003 Keempat hal dasar yang dimaksud Adam Smith dalam bukunya tersebut adalah sebagai berikut : a. Asas persamaan, “equality” Maksudnya pemungutan pajak harus didasarkan pada prinsip adil dan merata sehingga pajak tersebut dikenakan pada orang pribadi sesuai dengan kemampuannya untuk membayar dan juga sesuai dengan manfaat yang diterima. Tidak boleh adanya diskriminasi di antara sesama wajib pajak. Dalam keadaan atau objek yang sama para wajib pajak harus dikenakan pajak yang sama pula. Penerapan tarif pajak progresif adalah contoh penerapan azas ini di Indonesia. Dengan tarif progresif, wajib pajak yang berpenghasilan tinggi dikenakan pajak dengan tarif lebih tinggi pula. Sebaliknya, wajib pajak yang berpenghasilan rendah dikenakan pajak yang tarifnya lebih rendah. Sehingga pajak yang berlaku sesuai dengan kemampuan masing-masing individu untuk membayar. b. Asas kepastian hukum, certainty” Wajib pajak harus mengetahui dengan pasti dan jelas mengenai jumlah pajak yang terutang, kapan harus bayar, serta batas waktu pembayarannya. Implikasinya, penetapan pajak tidak boleh dilakukan secara sewenang- wenang melainkan harus ditetapkan terlebih dahulu sesuai dengan mekanisme yang ditetapkan. Agar wajib pajak mengetahui mekanisme perpajakan yang berlaku, pemerintah yang terkait melakukan sosialisasi Undang-Undang kepada masyarakat umum. Pajak yang harus dibayar oleh seseorang harus terang dan jelas. c. Kenyamanan “Convenience” Secara umum, convenience artinya kenyamanan. Terkait dengan perpajakan, sebaiknya kewajiban membayar pajak jatuh pada saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak. Contoh yang paling umum dipakai untuk menggambarkan implementasi azas ini adalah metode pay as you earn atau pemungutan pajak saat wajib pajak mendapat penghasilan dengan cara dipotong. Cara seperti ini tidak menyulitkan wajib pajak sebab wajib pajak tidak merasa terbebani dengan kewajibannya tersebut. Jadi, Dipungut pada saat yang tepat dan paling baik bagi wajib pajak.

d. Economy

Maksudnya biaya pemungutan dan pemenuhan kewajiban perpajakan oleh wajib pajak juga harus diusahakan seminimal mungkin secara ekonomis. Implikasinya, pemerintah yang bertindak sebagai fiskus harus seoptimal mungkin mengusahakan cara-cara pembayaran yang mudah dan murah. Contoh implikasinya antara lain pembayaran melalui Electonic Fund Transfer EFT . Dengan cara ini, wajib pajak dapat menghemat waktu dan biaya dalam memenuhi kewajiban perpajakannya karena pembayaran dilakukan melalui transfer ke bank-bank yang telah menjalin kerjasama dengan fiskus. Pelaksanaan cara ini adalah salah satu usaha untuk mewujudkan azas economy. Jadi, Biaya pemungutan harus sehemat mungkin jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih tinggi dari jumlah pajak yang akan dipungut.

3. Fungsi pajak

Sebagaimana ciri-ciri yang melekat pada pajak, menurut Mardiasmo 2000:2 bahwa ada 2 dua fungsi dari pajak, yaitu : a. Fungsi penerimaan Budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Contohnya adalah dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri b. Fungsi mengatur regulated yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial atau ekonomi. Contoh : pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras, begitu juga dengan barang- barang mewah. Sedangkan menurut Richard Burton dan Wirawan B. Ilyas 2001 : 8 bahwa dalam perkembangannya kedua fungsi pajak yang telah disebutkan di atas dapat dikembangkan menjadi 2 dua fungsi lagi selain budgetair dan regulated yaitu fungsi demokrasi dan fungsi distribusi. Fungsi demokrasi menurutnya pada masa sekarang ini sering dikaitkan dengan hak seseorang apabila akan memperoleh pelayanan dari pemerintah. Sedangkan fungsi distribusi yaitu yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan masyarakat.

4. Sistem Pemungutan Pajak

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 16

PENGARUH FAKTOR PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI Pengaruh Faktor Perilaku Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

0 1 19

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Ngadiluwih Kota Kediri).

0 0 107

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto).

0 0 117

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur).

5 13 96

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur)

0 1 20

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Magersari Kota Mojokerto) SKRIPSI

0 0 24