Personil Bimbingan dan Konseling

24 b. Tahap pelaksanaan: program tertulis satuan kegiatan layanan atau pendukung dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. c. Tahap penilaian: hasil kegiatan diukur dengan nilai. d. Tahap analisis hasil: hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. e. Tahap tindak lanjut: hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan. 32 Selain itu, program bimbingan dan konseling untuk setiap periode tertentu disusun dengan memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: a. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang terdapat di dalam himpunan data. b. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak 150 orang maksimal; Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 40 orang; Wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing sebanyak 80 orang. c. Bidang-bidang bimbingan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir d. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok. e. Kegitan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. f. Volume kegiatan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan g. Frekuensi layanan, dimana setiap siswa mendapatkan berbagai layanan delapan kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan, kelompok maupun klasikal. h. Lama kegiatan: setiap kegiatan kegiatan layanan dan pendukung berlangsung sekitar 2 jam. i. Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dan diluar jam pelajaran sekolah, sampai 50 dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. j. Kegiatan khusus pada semester pertama setiap tahun ajaran baru diselenggarakan layanan orientasi kelassekolah dan himpunan data bagi siswa baru. 33

3. Personil Bimbingan dan Konseling

Personil yang berperan sebagai pelaksana kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah secara sistematis telah tersusun dalam struktur 32 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 32. 33 Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan…, h. 28-30. 25 organisasi BK, dengan koordinator dan guru pembimbing sebagai pelaksana utamanya. Para personil tersebut diharapkan dapat mengatur dan melaksanakan hal-hal yang berkenaan dengan pengorganisasian, koordinasi, pengarahan dan komunikasi sebagai berikut: a. Mengetur pembagian tugaspekerjaan antara personal yang ada sesuai dengan unit kerjanya masing-masing dalam program BK b. Mengatur dan menetapkan pembagian waktu untuk setiap kegiatan dengan membuat penjadwalan c. Mengatur agar tidak terjadi tabrakan kegiatan penyuluhan dengan kegiatan mengajar dan kegiatan lainnya, terutama bagi guruwali kelas yang berfungsi juga sebagai konselor. d. Mengatur fasilitas dan peralatan yang akan dipergunakan agar memperlancar jalannya penyuluhan e. Mendorong dan menanamkan pemahaman pada siswa agar memanfaatkan kegiatan BK dengan sebaik-baiknya, terutama bersedia mengadakan pendekatan dengan para konselor f. Mengadakan kerjasama dengan semua guru dalam meningkatkan jumlah siswa yang bersedia mendapatkan pelayanan konselor g. Berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan kegiatan BK dan komponen-komponen didalamnya h. Berusaha menyempurnakan cara menyusun hasil pencatatan tentang data siswa dan data lainnya yang diperlukan agar benar-benar dapat digunakan dengan baik dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan. 34 Adapun uraian tugas kepala sekolah dan koordinator BK secara khusus dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: a. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling dengan tugas-tugas sebagai berikut: 1 Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga kegiatan pengajaran, latihan, bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu 2 Menyediakan sarana dan prasarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling 3 Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perensanaa dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling 34 Hadari Nawawi, Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, cet. II, h. 76-77. 26 4 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasan 5 Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang BK. b. Koordinator Bimbingan dan Konseling memiliki tugas sebagai berikut: 1 Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam memasyarakatkan BK, membuat program kegiatan, melaksanakan, mengadministrasikan, menilai hasil pelaksanaan, menganaisis hasil, dan memberikan tindak lanjut 2 Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan kegiatan layanan bimbingan dan konseling 3 Mempertanggungjawabkan kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah 4 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK 5 Mengikutsertakan guru pembimbing dalam kegiatan Musyawarah Guru Pembimbing MGP. 35 Selain kepala sekolah, koordinator BK dan guru pembimbing, pihak pengelola bimbingan dan konseling dapat memberdayakan warga sekolah lainnya dengan cara bekerjasama dengan guru pelajaranpraktik, wali kelas, orangtua siswa, masyarakat dan sebagainya agar lebih meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

4. Sarana Bimbingan dan Konseling