26
4 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah kepada dinas pendidikan yang menjadi atasan 5
Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang dilakukan oleh pengawas sekolah bidang BK.
b. Koordinator Bimbingan dan Konseling memiliki tugas sebagai
berikut: 1
Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam memasyarakatkan BK, membuat program kegiatan, melaksanakan,
mengadministrasikan, menilai hasil pelaksanaan, menganaisis hasil, dan memberikan tindak lanjut
2 Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi
terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana, alat dan perlengkapan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
3 Mempertanggungjawabkan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling kepada kepala sekolah 4
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang BK
5 Mengikutsertakan guru pembimbing dalam kegiatan Musyawarah
Guru Pembimbing MGP.
35
Selain kepala sekolah, koordinator BK dan guru pembimbing, pihak pengelola bimbingan dan konseling dapat memberdayakan warga sekolah
lainnya dengan cara bekerjasama dengan guru pelajaranpraktik, wali kelas, orangtua siswa, masyarakat dan sebagainya agar lebih
meningkatkan relevansi, efektivitas, dan efesiensi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Sarana Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang direncanakan, apabila didukung oleh sarana
yang memadai, diantaranya adalah perlengkapan material yang dapat
berupa sarana fisik dan sarana teknis.
Adapun penjelasan mengenai sarana fisik dan teknis akan dijelaskan sebagai berikut :
a. Ruang bimbingan dan konseling. Untuk keperluan kegiatan pemberian
bantuan kepada siswa khususnya dalam rangka pelaksanaan konseling
35
Prayitno, dkk., Pedoman Khusus Bimbingan dan…, h. 38-40.
27
perorangan, mutlak diperlukan ruangan khusus dengan perlengkapan yang memadai dan nyaman, meskipun wujudnya sangat sederhana.
b. Ruang bimbingan dan konseling di SMK dan sederajat secara khusus
lebih ditekankan pada meteri-materi pemilihan karir, katalog perguruan tinggi, paket keterampilan pengambilan test, inventori
penilaian, juga substansi yang membahayakan seperti: kehamilan dan materi yang sama yang ditujukan pada isu-isu yang kritis tentang
masalah sosial dan kesehatan. Informasi yang disajikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan selalu update. Sebagai sarana
untuk kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, diperlukan berbagai macam ruangan dengan fasilitas yang memadai untuk
memberikan layanan yang maksimal. Sarana yang dimaksud seperti; ruang tunggu dan ruang tamu, ruang konseling perorangan
konsultasi, ruang konseling dan bimbingan kelompok, ruang sumber bimbingan dan konseling, ruang resepsionis, papan media dan
publikasi.
c. Lokasi ruang bimbingan dan konseling. Dalam menentukan lokasi
dari rnagan bimbingan dan konseling beberapa kemungkinan yang bisa dipakai sebagai acuan bahwa lokasi ruang bimbingan dan
konseling itu memungkinkan:
1 Para siswa, guru, orang tua dan pengunjung lainnya mudah untuk
memasuki atau menemukan ruangan bimbingan dan konseling 2
Harus dekat dengan personil sekolah lainnya, seperti: ruang guru, ruang kesehatan, perpustakaan, ruang kepala sekolah, dan
sebagainya 3
Jauh dari pusat kebisingan, misalnya jauh dari ruang kesenian, garase, lapangan olahraga, mesin-mesin dan sebagainya
4 Ruang bimbingan dan konseling harus nyaman dan memberikan
kesejukan kepada siswaklien. d.
Peralatan dan wujud umun dari ruangan bimbingan dan konseling tidak harus berlebihan, yang paling penting adalah memperhatikan
faktor-faktor dalam mengatur ruangan tersebut, yakni sebagai berikut: 1
Baik guru pembimbingkonselor maupun siswaklien hendaknya betul-betul mendapatkan tempat tanpa berdesak-desakan
2 Kliensiswa handaknya tidak menghadap ke jendela
3 Kliensiswa hendaknya tidak menghadap ke pintu masuk
4 Guru pembimbingkonselor harus memiliki almari arsip dan buku-
buku, acuan dan literatur yang secara langsung menunjang profesinya sebagai guru pembimbing atau konselor profesional.
e. Perlengkapan ruang bimbingan dan konseling. Setelah ruangan
tersedia, maka sarana fisik lain yang diperlukan adalah perlengkapan untuk ruangan tersebut, beberapa diantaranya berupa; rak majalah, file
kabinet, almari, meja dan kursi untuk guru, siswa dan tamu, kotak masalah, papan media bimbingan, papan statistik dan sebagainya.
28
f. Pendanaan. Kegiatan bimbingan dan konseling akan berjalan dengan
baik apabila didukung dengan adanya dana yang memadai sesuai dengan program yang dibuat guru pembimbing.
36
Biaya yang khusus dan mencukupi perlu disediakan untuk berbagai keperluan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling,
seperti pengadaan alat-alat kegiatan layanan, pengadaan perlengkapan, kunjungan rumah dan pemeliharaan.
37
36
Dewa Ketut Sukardi, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2008, cet. II, h. 73.
37
S l a m e t o , B i m b i n g a n d i S e k o l a h , J a k a r t a : P T . B i n a A k s a r a , 1 9 8 8 , c e t . I , h a l . 1 8 6 .
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni seuatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripdikam dan menganalisi fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
1
Dengan pendekatan penelitian deskriptif descriptive research ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
2
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bermaksud mendeskipsikan keadaan atau fenomena sebenarnya tentang pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling di SMK Al-Hidayah I Cilandak dengan mengadakan observasipengamatan lapangan untuk memperoleh data dan
informasi selengkap mungkin yang berkaitan erat dengan objek penelitian.
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet. II, h. 60.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 72.