73
tekankan mereka sangatlah fanatik dalam memandang aturan Islam, itu sebabnya agama dan adat telah menyatu dalam sendi- sendi kehidupan masyarakat Aceh dan Ulamalah
yang selalu siap membela, membimbing dan membantu masyarakat. Tentang peran apa yang dapat dilakukan oleh ulama dalam menjaga perdamaian di Aceh telah banyak
disinggung dalam tulisan Amiruddin al Rahab Ulama, Dendam Dan Kebenaran dalam masyarakat Aceh. acehinstitute.org, 240907.
4.7.4. Peran Ulama sebagai tokoh kharismatik
Kategorisasi ulama yang berpengaruh dan didengar oleh masyarakat adalah mereka yang hidup bersama dalam komunitas. Mereka adalah Teungku-Teungku
Gampong yang hanya punya balai pengajian. Tetapi sering kali ulama-ulama kecil ini takut untuk bertindak, karena banyak diantara mereka menjadi korban ketika dengan
sikapnya itu ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. Pihak tersebut dapat bertindak semaunya terhadap para ulama, karena ulama itu sendiri tidak terlindungi secara undang-
undang kekuatan kedudukan. Kendati demikian masyarakat sangat yakin akan anjuran- anjuran dari pada Tgk
gampong serta menghormatinya. Jika tidak dikhawatirkan akan mendapat murka terutama teugku- teungku yang dianggap kramat. Teungku kramat pada masyarakat aceh
dipercayai memiliki kekuatan gaib supra natural sehingga bagi yang melanggar dikhawatirkan akan terkena dampak. Realisasi dari kekuatan gaib tersebut dapat terjadi
dari berbagai bentuk seperti dapat menyembuhkan penyakit, dapat menemukan atau mendeteksi kemalingan dan dapat mendapat laknat apabila anjuran atau perkataannya
tidak diindahkan seperti yang di katakana oleh ibu suryani sebagai berikut: “saya sangat menghormati dan patuh pada teugku terutama teungku
Juharen yaitu guru ngaji saya waktu saya masih kecil, walaupun beliau
Universitas Sumatera Utara
74
orangnya dikatakan kolot karena tidak menggunakan alat modern seperti hp, sepeda motor sebagai alat tranportasi tapi beliau terkenal keuramat.
Hal itu terbukti pada satu tahun yang lalu ketika diadakan pagelaran sandiwara dikampung kami yang menampilkan drama dari artis- artis
wanita yang didatangkan dari medan dengan menggunakan pakaian seronok. Teungku Juharen menganjurkan agar kami tidak ikut acara
tersebut beliau berkata beuka dengo haba lon kalian harus dengar apa kata saya, namun kita tetap membandal untuk mengikuti acara tersebut.
Sehingga baru setengah jam acara berlangsung hujan mengguyur dengan derasnya sehingga semua penonton harus pulang. Anehnya setelah para
penonton pulang hujan kembali reda anehnya pada saat itu bukanlah musim hujan. Dan kejadian tersebut bukan hanya kali itu saja terjadi ada
beberapa kali, maka kami sejak saat itu tidak berani melanggar anjuran beliau”. Wawancara 12 january 2010
Demikian halnya pada posisi sebagai Guree atau Guru masyarakat mempercayai bahwasanya perkataan guru harus di dengan walaupun terkadang menurut santri
bertentangan dengan pikirannya. Karena mereka khawatir jika kelak nanti setelah tamat atau setelah menyelesaikan belajar di dayah tidak mendapat berkah karena Gure
Teungku Murka terhadap santrinya. Sebagaimana dikatakan oleh Suhaimi ”Kami tidak berani melawan dari ketetapan Teungku walaupun tidak
sesuai dengan pemikiran kami. Karena sekarang banyak kita lihat orang yang pernah mengaji didayah sampai 15 tahun namun tidak pernah
menjadi teugku atau paling tidak dihargai dalam masyarakat. Lihat saja seperti di bang Amat yang telah mengaji selama lebih dari 12 tahun
namun sekarang bukan malah jadi teungku tetapi jadi pungo nawu gila Karena menghafal nahwu. Hal itu terjadi karena semasa dalam masa
pengajian dulu dia sangat sering melawan Abu dan membohongi Abu dengan berbagai bentuk. Saya tah itu karena saya sering juga ked ayah
panton pada saat itu”. .wawancara 26, Juli 2009
Dari kasus tersebut dapat kita hingga sekarang juga masih berlaku pengaruh kharismatik seorang teugku dayah. Karena pada dasarnya Teunku dayah gampong traditional
meupakan seorang sosok guru yang sejati. Mereka tanpa mengharap pamrih dari santri dan bahkan bagi santri untuk belajar agama tidak digunakan biaya yang bertarif hanya
Universitas Sumatera Utara
75
saja sedekah ala kadar. Pantas saja apabila mereka murka maka santri tidaklah mendapat manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. Dengan cara atau prilaku demikian maka
terpancarlah sifat- sifat kharismatik seorang Ulama Dayah traditional tersebut.
4.7.5. Peran Ulama dalam kontrol sosial sebagai tindakan penyadaran