Peran Ulama dalam kontrol sosial sebagai tindakan penyadaran

75 saja sedekah ala kadar. Pantas saja apabila mereka murka maka santri tidaklah mendapat manfaat dari pembelajaran yang dilakukan. Dengan cara atau prilaku demikian maka terpancarlah sifat- sifat kharismatik seorang Ulama Dayah traditional tersebut.

4.7.5. Peran Ulama dalam kontrol sosial sebagai tindakan penyadaran

Dalam Pasal 24 melanjutkan UUPA tentang peran ulama: Jika orang itu tidak mau patuh pada ulama, maka ulama itu berhak mengadukan ia ke Hulubalang aparatur negara akan menghukum orang tersebut dengan seadil-adilnya. Rizki Ridyasmara, 2006. Pada qanun ini terlihat adanya kekuatan politik dan kekuatan kedudukan pada ulama, sehingga mereka dapat mengambil kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyimpangan di kampungnya. Bila tidak ada kekuatan ini, ulama cenderung akan disalahkan setiap langkahnya dalam bertindak dan membimbing masyarakat ketika bertentangan dengan keinginan penguasa. Pengalaman pada masa konflik di Aceh sudah cukup menjadi bukti dengan banyaknya korban para ulama karena hadir membela rakyat. Tindakan control social dilakukan oleh ulama terhadap pelaku pelanggaran sudah sangat lazim terjadi. Namun demikian tindakan tersebut juga harus dikoordinasi dengan para perangkat desa terlebih daahulu sebagai mana yang dipaparkan oleh saudara Fauzi sebagai berikut: “Banyak hal terkait pelanggaran dari syari’at seperti yang kami lakukan pada 2 minggu yang lalu ketika adanya sepasang muda- mudi non muhrim bermalam pada satu rumah. Tindakan tersebut sudah yang ketiga kali dilakukan sehingga membuat keresahan warga. Karena itu kami selaku pemuda terpaksa mengambil tindakan dengan cara menggerebek dan menggiring mereka kedayah. Kemudian Teungku Bukhari selaku Teungku pimpinan Dayah tersebut bertindak dengan cara dimandikan dengan ie sikureung kemudian dipanggil wali untuk berikutnya dinikahkan. Sebagai ganjaran terhadap gampong kami mereka harus diungsikan keluar gampong dan membayar kifarat denda sebesar 2 juta untuk membeli daging kambing untuk berikutnya dibuat khanduri pembersihan”. Wawancara 12 january 2010 Universitas Sumatera Utara 76 Di bagian lain, UU No.112006 tentang UUPA tersebut menyebutkan: Penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan secara adat ditempuh melalui lembaga adat Pasal 98 ayat 2. Lembaga adat berfungsi dan berperan sebagai wahana partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan pemerintahan kabupatenkota di bidang keamanan, ketenteraman, kerukunan, dan ketertiban masyarakat Pasal 98 ayat 1. Lebih lanjut, pasal 98 ayat 3 UUPA menyebutkan beberapa lembaga adat yang diantaranya imuem mukim poin b, imeum syik poin c dan imeum meunasah poin g. Selain itu tidak didapat pasal yang mengatur tentang peran sosial ulama. Kendati demikian Ulama tetap eksis sebagai tokoh yang melakukan tindakan penyadaran.

4.7.6. Peran Ulama sebagai pengayom dan panutan masyarakat