Pengertian Pendekatan Realistik Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

16

1. Guided Reinvention dan Progessive Mathematization

a. Prinsip Guided Reinvention dan Progessive Mathematization Penemuan kembali secara terbimbing Memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual yang realistik bagi siswa dengan bantuan dari guru. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Pembelajaran tidak diawali dengan pemberitahuan tentang pengertian siswa diharapkan dap[at ditemukan sifat, definisi atau nama objek matamatis definisi atau aturan yang diikuti contoh contoh serta penerapannya, tetapi justru dimulai dengan masalah kontekstual yang realistic yang selanjutnya melalui aktifitas siswa diharapkan dapat ditemukan sifat, definisi ataupun oleh siswa sendiri, meskipun pengungkapannya masih dalam bahasa informatikal. b. Progressive Mathematization Matematika Progressif Dikatakan progressif karena terdiri atas dua langkah yang berurutan yaitu : 1. Matematika Horizontal, berawal dari masalah kontekstual yang diberikan dan berakhir pada matematika formal, dan kemudian 2. Matematika vertical, dari matematika formal kemudian di transfer kembali ke penyelesaiain dalam masalah kontekstual tersebut. Matematika dapat diartikan sebagai upaya yang mengarah kepemikiran matematis 15 . Dengan kata lain, pada matematika horizontal, siswa dibimbing dalam mengidentifikasi soal kotekstual sehingga mampu mentransfer ke dalam bentuk matematika yakni berupa model untuk lebih difahami, kemudian berlanjut ke matematika vertical, pada tahap ini siswa menyelesaikan bentuk matematika formal dari soal kontekstual dengan menggunakan konsep, operasi, rumus atau prosedur matematika yang berlaku. 15 Ibid 17

2. Didactical Phenomenology atau Fenomena Didaktis

Pembelajaran dikelas perlu menggunakan situasi berupa fenomena fenomena yang mengandung konsep matematika. Situasi masalah yang diberikan kepada siswa agar dapat dibayangkan oleh siswa realistik, pengaruh proses dari matematisasi progresif. Identifikasi fenomena didaktik dilakukan untuk mendapatkan situasi masalah sehingga dapat menggeneralisasi cara cara informal atau memumnculkan prosedur pemecahan yang dapat digunakan sebagai dasar matematisasi vertical. Cara cara informal yang diberikan oleh siswa tentunya sangat berfariasi dan tidak tertutup kemungklinan berbeda dengan cara yang dimiliki guru. Semua cara cara pemecahan informal siswa perlu diakomodasi oleh guru dan digunakan sebagai alat untuk menunuju pengetahuan matematika formal.

3. Self-developed Models atau Model dibangun sendiri oleh siswa

Pada waktu siswa mengerjakan masalah kontekstual, siswa mengembangkan suatu model. Model diharapkan dibangun sendiri oleh siswa baik dalam proses matematisasi horizontal ataupun vertical. Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara sendiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya berbagai model pemecahan masalah buatan siswa. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki Karakteristik sebagai berikut 16 1. Penggunaan Konteks 2. Menggunakan Model 3. Menggunakan hasil kontruksi siswa sendiri 4. Interaktivitas 5. Keterkaitan Agar pendekatan PMRI dapat diterapkan maka proses pembelajaran harus memunculkan prinsip dan karakteristik PMRI itu sendiri. Berlatar belakang dari prinsip dan karakteristik tersebut, dapat disusun sintak yang menunjukkan penerapan PMRI. 16 Ibid 18

4. Kelebihan dan kerumitan dalam Implementasi PMRI

Terlihat pada karakteristik PMRI, maka PMRI memberikan kelebihan sekaligus kerumitan-kerumitan di bandingkan dengan pendekatan lain kelebihan-kelebihan penerapan pendekatan PMRI adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional mengenai keterkaitan antara matematika dengankehidupan sehari-hari. 2. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional bahwa matematika merupakan suatu bidang kajian yang dapat di kontruksi dan di kembangkan sendiri oleh siswa. 3. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional bahwa pemecahan suatu masalah matematika tidak perlu tunggal dan boleh berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. 4. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran merupakan suatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika orang harus belajar sendiri proses itu, serta berusaha untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. 5. Memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan, pemecahan masalah, konstruktivisme, penemuan, dan pendekatan yang berbasis lingkungan. Sedangkan kerumitan-kerumitan penerapan PMRI adalah sebagai berikut 1. Pemahaman tentang PMRI dan upaya mengimplementasikannya di dalam kelas membutuhkan adanya perubahan paradikma yang tidak mudah pada guru,siswa,dan orang tua. 2. Pencarian soal-soal yang kontekstual yang memenuhi syarat yang di tuntut oleh PMRI tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika yang di pelajari siswa. 3. Proses penemuan kembali secara terbimbing pada diri siswa memerlukan kecermatan guru. 4. Penilaian pada PMRI lebih rumit daripada dalam pembelajaran yang konvensional, penilaian PMRI sangat menekankan pada proses.

Dokumen yang terkait

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan malalui pendekatan palkam pada siswa SD

1 10 200

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS V MIN SEI AGUL MEDAN T A 2011/2012.

0 1 24

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN HUMANISTIS (PTK di SD Karangtalun 02 Tanon).

0 1 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA.

0 0 44

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG POKOK BAHASAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 39

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GRENGGENG.

0 3 179

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA MATERI PENJUMLAHAN PECAHAN SISWA KELAS IV SD 02 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 1 23