22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komitmen Organisasi
Komitmen dianggap sebagai psychological state, namun hal ini dapat berkembang secara retrospektif sebagai justifikasi terhadap tingkah laku yang
sedang berlangsung sebagaimana diajukan pendekatan behavioral, sama seperti juga secara prospektif berdasarkan persepsi dari kondisi saat ini atau
di masa depan di dalam organisasi sebagaimana dinyatakan dalam pendekatan attitudinal Meyer dan Allen 1997 dalam Karina 2008.
Ada dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen dalam berorganisasi. Pertama, melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa
komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan
entitas lainnya salah satunya organisasi itu sendiri. Kedua, melibatkan usaha untuk memisahkan di antara berbagai entitas di mana individu berkembang
menjadi memiliki komitmen. Kedua pendekatan ini tidak compatible namun dapat
menjelaskan definisi
dari komitmen,
bagaimana proses
perkembangannya dan bagaimana implikasinya terhadap individu dan organisasi Meyer dan Allen 1997 dalam Karina 2008.
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Berikut ini adalah pengertian komitmen organisasi yang diungkapkan oleh beberapa ahli dan sumber penulisan:
23 Porter et. al 1982:27 dalam Kuntjoro 2002 mendefinisikan
komitmen organisasi adalah: Sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian organisasi. Sedangkan menurut Steers 1985:50 dalam Kuntjoro 2002
mendefinisikan komitmen organisasi adalah: Sebagai rasa identifikasi kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi,
keterlibatan kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi yang bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya
Allen dan Meyer 1990 dalam Panggabean 2004:135 mendefinisikan komitmen organisasi adalah:
Sebagai sebuah konsep yang memiliki tiga dimensi, yaitu affective, normative
, dan continuance commitment. Affective commmitment adalah tingkat seberapa jauh seorang karyawan secara emosi terikat, mengenal,
dan terlibat dalam organisasi. Continuance commitment adalah suatu penilaian terhadap biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi.
Normative commitment merujuk kepada tingkat seberapa jauh seseorang
secara psychological terikat untuk menjadi karyawan sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, affeksi, kehangatan,
pemilikan, kebanggan, kesenangan, kebahagiaan dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ferris dan Ranya 1983 dalam Trisnaningsih 2003, komitmen organisasional cenderung didefinisikan:
Sebagai suatu perpaduan antara sikap dan perilaku. Komitmen organisasional menyangkut tiga sikap yaitu, rasa mengidentifikasi
dengan tujuan organisasi, rasa keterlibatan dengan tugas organisasi, dan rasa kesetiaan kepada organisasi.
Menurut Mathis dan Jackson 2001, komitmen organisasi adalah: Tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan
organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi.
24 Sedangkan Meyer dan Allen 1991 dalam Karina 2008
merumuskan definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi adalah: Sebagai suatu konstruk psikologis yang merupakan karakteristik
hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan
keanggotaannya dalam berorganisasi.
Baron dan Greenberg 1990 dalam Karina 2008 menyatakan bahwa komitmen memiliki arti:
Penerimaan yang kuat individu terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan, di mana individu akan berusaha dan berkarya serta
memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan di perusahaan.
Modway et. al 1982 dalam Panggabean 2004 berpendapat bahwa pada umumnya, komitmen organisasi dapat didefinisikan:
Sebagai suatu keterikatan afektif dan keinginan untuk berbakti kepada sebuah organisasi..
Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi merefleksikan tiga dimensi utama, yaitu
komitmen merefleksikan orientasi
afektif terhadap organisasi,
pertimbangan kerugian jika meninggalkan organisasi, dan beban moral untuk terus berada dalam organisasi. Komitmen organisasi menyiratkan
hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif. Karena pegawai yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk memberikan
tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.
25
2. Jenis-Jenis Komitmen Organisasi