56
F. Peneliti Terdahulu
Penelitian mengenai komitmen organisasi, motivasi, tindakan supervisi, dan kepuasan kerja auditor sudah pernah dilakukan sebelumnya. Di antara
para peneliti tersebut adalah: 1. Trisnaningsih 2003 menyimpulkan bahwa komitmen organisasi dan
motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. 2. Bateman dan Strasser 1984 dan Aranya 1982 dalam Trisnaningsih
2003 juga menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja.
3. Rahardja 2000 dalam Trisnaningsih 2003 menganalisis motivasi dan kepuasan kerja. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa motivasi memiliki
keterkaitan yang kuat dengan kepuasan kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan
kepuasan kerja yang tinggi. 4. Nurahma dan Indriantoro 2000 dalam jurnalnya mendapatkan bukti
bahwa kepuasan kerja akuntan pemula di Kantor Akuntan Publik dipengaruhi oleh sikap supervisor.
5. Rahmawati 2006 dalam penelitiannya terdapat pengaruh yang positif antara tindakan supervisi dengan kepuasan kerja auditor pemula pada
Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah, semakin baik tindakan supervisi akan semakin meningkatkan kepuasan kerja.
6. Iswahyuni 2006 dalam penelitiannya juga menyatakan dalam hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh
secara signifikan baik terhadap kepuasan kerja auditor pemula.
57
G. Kerangka Pemikiran
Menurut Kreitner dan Kinicki 2003:274 mengemukakan bahwa komitmen
organisasi mencerminkan
bagaimana seorang
individu mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terikat dengan tujuan-
tujuannya. Suatu meta analisis dari 68 penelitian yang melibatkan 35.282 orang individu mengungkapkan hubungan yang signifikan dan kuat antara
komitmen organisasi dengan kepuasan kerja. Selain itu, menurut Kreitner dan Kinicki 2003:273 juga mengemukakan suatu meta analisis yang belum lama
dilakukan menguji sembilan hasil penelitian yang melibatkan 2.237 orang pekerja mengungkapkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi dengan kepuasan kerja, karena kepuasan dengan pengawasan juga berkorelasi secara signifikan dengan motivasi.
Hakikat kepuasan kerja adalah perasaan senang ataupun tidak sedang terhadap pekerjaan yang dilakukan Davis, 1995 dalam Tisnaningsih 2003.
Perasaan senang ataupun tidak senang ini muncul disebabkan karena pada saat karyawan bekerja mereka membawa serta keinginan, kebutuhan, dan
pengalaman masa lalu yang membentuk harapan kerja mereka. Makin tinggi harapan kerja ini dapat dipenuhi, makin tinggi tingkat kepuasan kerja
karyawan. Semakin baik pelaksanaan tindakan supervisi maka semakin tinggi pula
tingkat kepuasan kerjanya. Maka, itu berarti bahwa kepuasan kerja auditor pemula dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan tindakan supervisi yang tepat
oleh supervisor auditor pemula atau auditor junior.
58 Upaya meningkatkan kepuasan kerja auditor junior merupakan tantangan
tersendiri bagi Kantor Akuntan Publik. Peningkatan kepuasan kerja akan membawa manfaat yang besar karena staf yang puas akan lebih produktif
sehingga kinerja Kantor Akuntan Publik akan lebih baik. Untuk lebih memahami permasalahan yang akan diteliti, berikut ini
disajikan dengan bagan kerangka pemikiran:
Gambar 2.2 Model Penelitian
H. Perumusan Hipotesis