36
3. Jenis-Jenis Motivasi
Pada garis besarnya motivasi menurut Setiawan 2006 yang diberikan oleh pimpinan terhadap bawahannya dapat digolongkan atas dua
jenis yaitu:
a. Motivasi yang positif
Motivasi yang
positif adalah
proses untuk
mencoba mempengaruhi orang lain agar menjalankan suatu yang kita inginkan
dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Motivasi positif berupa:
1. Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan 2. Informasi yaitu berupa memberikan penjelasan kepada karyawan
tentang latar belakang atau alasan pelimpahan tugas. 3. Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang
individu. 4. Menimbulkan persaingan, misalnya dengan memberikan hadiah
tertentu bila target tercapai. 5. Kebanggaan yaitu dengan menghargai hasil kerja karyawan yang
mempunyai prestasi yang baik sehingga dia bangga akan hasil kerjanya.
6. Uang jelas merupakan suatu alat motivasi yang berguna untuk memuaskan kebutuhan ekonomi karyawan, dapat berupa gaji dan
insentif.
37 7. Partisipasi yaitu dengan menerima usul dari karyawan dalam
pengambilan keputusan, atau dengan kata lain karyawan diikut sertakan dalam pengambilan keputusan.
Beberapa faktor motivasi positif yang patut dipertimbangkan sebagai alat memotivasi kerja adalah sebagai berikut :
1. Penempatan pegawai sesuai dengan keahliannya 2. Kesempatan untuk maju
3. Kompensasi dan insentif 4. Lingkungan fisik
5. Keamanan pegawai yang sesuai dengan keahliannya
b. Motivasi yang Negatif
Motivasi yang negatif merupakan kebalikan dari semua tindakan yang diambil oleh motivator melaksanakan motivasi yang positif.
Motivasi yang
negatif diperlukan
agar berusaha
untuk menghindarinya, sehingga akan menimbulkan dorongan di dalam diri
karyawan tersebut untuk bekerja dengan sebaik-baiknya. Tetapi pemberian motivasi yang negatif hendaknya harus wajar dan tepat,
sebab jika diberikan secara berlebihan akan menimbulkan kebencian dan dendam dan hal ini akan dapat merusak moral kerja karyawan.
38
C. Supervisi
Dalam profesi akuntan publik, supervisi merupakan hal yang penting. Supervisi dalam auditing adalah bagian dari cara memonitor dan
mengembangkan keahlian umum para staf auditor dan meyakinkan bahwa pekerjaan audit dilakukan sesuai dengan rencana Apriliana, 2007. Supervisi
mencakup pengarahan usaha asisten dalam pencapaian tujuan audit dalam penentuan apakah tujuan tersebut tercapai.
1. Pengertian Supervisi dan Supervisor
Menurut Terry dalam Mulianto, Cahyadi, dan Widjajakusuma 2006, mendefinisikan bahwa:
“Supervision is the achieving of desired result by means of the intelligent unilization of human talents and facilitating resources in a
manner that provides the gratest challenge and interest to the human talents”.
Diartikan menjadi: Supervisi adalah usaha mencapai hasil yang diinginkan dengan cara
mendayagunakan bakat atau kemampuan alami manusia dan sumber- sumber yang memfasilitasi yang ditekankan pada pemberian
tantangan dan perhatian yang sebesar-besarnya terhadap bakat atau kemampuan alami manusia.
Dalam bidang pemeriksaan akuntan, supervisi diatur dalam standar pekerjaan lapangan pertama Standar Profesional Akuntan Publik SPAP,
2001 yang mengharuskan bahwa: ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus di supervisi dengan semestinya”.