79
-3 -2
-1 1
2
Regression Standardized Residual
2 4
6 8
10 12
F re
q u
e n
c y
Mean = 2.39E-16 Std. Dev. = 0.969
N = 50
Dependent Variable: KK Histogram
Gambar 4.3. Hasil Uji Normalitas
Dari grafik normal p-plot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan
penyebarannya tidak menjauh dari garis diagonal. Sedangkan grafik histogram
tidak terdapat kemencengan skewness. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa regresi memenuhi asumsi normalitas.
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi = 0,05, yang terdiri dari: pengujian
koefisien determinasi, uji t, dan uji F.
1. Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Tabel 4.12. di bawah ini menyajikan output hasil uji koefisien determinasi:
80
Tabel 4.12. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-
Watson 1
.682a .465
.430 5.99899
1.675 a Predictors: Constant, TS, MT, KO
b Dependent Variable: KK
Koefisien determinasi adjusted R
2
menunjukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted
R
2
menunjukan 43 variabel kepuasan kerja auditor junior dijelaskan oleh variabel komitmen organisasi, motivasi dan tindakan supervisi. Sedangkan
sisanya 57 dijelaskan oleh faktor lainnya. Menurut Panggabean 2004:129 faktor-faktor lainnya penentu kepuasan kerja terdiri dari
variabel-variabel yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu karakteristik pekerjaan, karakterisitik organisasi, dan karakteristik
individu. Karakteristik pekerjaan terdiri atas keanekaragaman keterampilan
skill Variety , identitas tugas task identity, keberartian tugas task
significance, otonomi autonomy, dan umpan balik pekerjaan feed
back. Menurut Hackman dan Oldham 1975 dalam Panggabean
2004:129 karakteristik pekerjaan mempengaruhi tingkat motivasi, kinerja karyawan, kepuasan kerja, tingkat absensi, dan tingkat perputaran kerja.
Karakteristik organisasi mencakup skala usaha, kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran anggota
kelompok, lamanya beroperasi, usia kelompok kerja, dan kepemimpinan. Sedangkan karakteristik individu terdiri atas jenis kelamin, tingkat
pendidikan, usia, masa kerja, status perkawinan, dan jumlah tanggungan.
81
2. Hasil Uji t
Tabel 4.13. menyajikan output hasil uji t untuk pengaruh kepuasan kerja
Tabel 4.13. Uji t untuk Kepuasan kerja
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standar
dized Coefficie
nts t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolera
nce VIF
1 Const
ant -11.721
9.908 -1.183
.243 KO
.331 .149
.283 2.228
.031 .720
1.388 MT
.676 .238
.325 2.838
.007 .886
1.128 TS
.364 .147
.304 2.473
.017 .768
1.302 a Dependent Variable: KK
Berdasarkan hasil tabel 4.13 di atas, maka dapat dibuat suatu persamaaan regresi yaitu:
Y = + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Y = - 11,721+ 0,331X
1
+0,676X
2
+ 0,364 X
3
Hasil diatas dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar -11,721 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel independennya yaitu komitmen
organisasi, motivasi, dan tindakan supervise, maka akan mengurangi kepuasan kerja auditor junior dan menimbulkan ketidakpuasan kerja
sebesar 11,721. Selanjutnya nilai koefisien komitmen organisasi sebesar 0,331
menunjukkan bahwa setiap penambahan komitmen organisasi sebesar 1 akan meningkatkan pengaruh kepuasan kerja sebesar 33,1. Untuk nilai
koefisien motivasi sebesar 0,676 menunjukkan bahwa setiap penambahan
82 motivasi sebesar 1 akan meningkatkan pengaruh kepuasan kerja sebesar
67,6. Untuk nilai koefisien tindakan supervisi sebesar 0,364 menunjukkan bahwa setiap penambahan tindakan supervisi sebesar 1
akan meningkatkan pengaruh kepuasan kerja sebesar 36,4.
a. Uji Hipotesis 1
Hasil uji t untuk variabel komitmen organisasi mempunyai signifikansi 0,031 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Karena nilai hasil
uji t untuk variabel komitmen organisasi lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima. Sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan df = n -1 dan
tingkat signifikansinya 5 diperoleh t tabel sebesar 1,677. Karena nilai t hitung 2,228 t tabel 1,677, maka H1 diterima. Dengan
demikian, maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor junior.
Penelitian ini
mendukung penelitian
sebelumnya oleh
Trisnaningsih 2003 yang menyatakan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor.
Sementara itu, penelitian ini juga mendukung penelitian Bateman dan Strasser 1984 dan Aranya 1982 dalam Trisnaningsih 2003 juga
menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja.
Dalam penelitian sebelumnya di atas objek penelitiannya adalah auditor baik manajer, partner, senior dan junior. Sedangkan objek
penelitian ini adalah hanya auditor junior. Jadi tingkat kepuasan kerja
83 auditor ini mempunyai kesamaan dengan kepuasan kerja manajer,
partner maupun senior auditor. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Albercht 1981 dalam Nurahma dan Indriantoro
2000 menunjukkan bahwa partner memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada akuntan pemula, akuntan senior maupun
manajer.
b. Uji Hipotesis 2
Hasil uji t untuk variabel motivasi mempunyai signifikansi 0,007 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel
motivasi lebih kecil dari 0,05 maka H2 diterima. Sedangkan t tabel
dengan derajat kebebasan df = n -1 dan tingkat signifikansinya 5 diperoleh t tabel sebesar 1,677. Karena nilai t hitung 2,838 t tabel
1,677, maka H2 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja .
Penelitian ini
mendukung penelitian
sebelumnya oleh
Trisnaningsih 2003 yang menyatakan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Selain itu,
penelitian ini juga mendukung penelitian Rahardja 2000 dalam Trisnaningsih 2003 menganalisis motivasi dan kepuasan kerja. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa motivasi memiliki keterkaitan yang kuat dengan kepuasan kerja. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa dengan motivasi yang tinggi maka akan menghasilkan kepuasan kerja yang tinggi.
84
c. Uji Hipotesis 3
Hasil uji t untuk tindakan supervisi mempunyai signifikansi 0,017 yang berarti lebih kecil dari 0.05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel
tindakan supervisi lebih kecil dari 0,05 maka H3 diterima. Sedangkan t tabel dengan derajat kebebasan df = n -1 dan tingkat signifikansinya
5 diperoleh t tabel sebesar 1,677. Karena nilai t hitung 2,473 t tabel 1,677, maka H3 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tindakan supervisi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Iswahyuni
2006 dalam penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
auditor pemula. Sementara itu, Rahmawati 2006 dalam penelitiannya juga terdapat pengaruh yang positif antara tindakan supervisi dengan
kepuasan kerja auditor pemula pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah, semakin baik tindakan supervisi akan semakin meningkatkan
kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian Nurahma dan Indriantoro 2000 dalam jurnalnya mendapatkan bukti
bahwa kepuasan kerja akuntan pemula di Kantor Akuntan Publik dipengaruhi oleh sikap supervisor.
Memperhatikan temuan peneliti di atas, maka apa yang ditemukan dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja auditor
junior dipengaruhi oleh tindakan supervisi yang memadai. Semakin baik tindakan supervisi maka kepuasan kerja auditor junior semakin
meningkat.
85
3. Hasil Uji F
Tabel 4.14. di bawah ini menyajikan output hasil uji F untuk menguji pengaruh kepuasan kerja auditor junior.
Tabel 4.14. Uji F atau ANOVA untuk Kepuasan Kerja
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
1439.138 3
479.713 13.330
.000a Residual
1655.442 46
35.988 Total
3094.580 49
a Predictors: Constant, TS, MT, KO b Dependent Variable: KK
Uji F digunakan untuk menguji secara statistik bahwa koefisien regresi secara bersama-sama, atau keseluruhan variabel bebas memberikan
pengaruh yang bermakna terhadap variabel tak bebas. Ha diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil dari = 5. Dari uji F pada tabel di atas
diperoleh F hitung sebesar 13.330 dengan signifikansi 0,000. Jika nilai sig. 0,000 0,05 maka H4 diterima. Dari tabel di atas nilai sig. 0.000a, dengan
demikian H4 diterima. Selain itu, nilai F hitung lebih besar dibandingkan nilai F tabel. Untuk mencari F tabel maka dilihat dari dua arah dengan
df1= 3, df2 = 46 dan alpha 0,05 maka diperoleh F tabel 2,79. Artinya nilai F hitung 13,330 F tabel 2,79, maka H4 diterima. Maka kesimpulan
yang diperoleh dari hasil di atas adalah terdapat pengaruh yang signifikan
86 antara variabel independen secara serentak dan signifikan terhadap variabel
dependen.
Dengan demikian, komitmen organisasi, motivasi dan tindakan supervisi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
auditor junior. Kepuasan kerja merupakan sikap dan respon seseorang terhadap pekerjaan yang mereka lakukan sebagai akibat dari perbedaan
antara harapan dan keinginan pekerja dan apa yang mereka peroleh. Kepuasan kerja mempunyai banyak dimensi. Secara umum tahap yang
diamati adalah kepuasan dalam pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, hubungan antara supervisor dengan tenaga kerja dan kesempatan untuk
maju. Setiap dimensi menghasilkan perasaan puas secara keseluruhan dengan pekerjaan itu sendiri, namun pekerjaan juga mempunyai definisi
yang berbeda bagi orang lain. Memperhatikan temuan peneliti di atas, maka apa yang ditemukan
dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja auditor junior dipengaruhi oleh secara bersama-sama oleh komitmen organisasi yaitu rasa
keterikatan dan keterlibatan dalam organisasi, motivasi yaitu arahan dan dorongan dari suatu kebutuhan, dan tindakan supervisi yaitu sikap
supervisor terhadap auditor junior kantor akuntan publik.
87
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor junior. Hal ini dibuktikan dengan uji t pada H1 dari variabel
komitmen organisasi diperoleh nilai signifikansi 0,031. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 2, 228 t tabel 1,677, maka
H1 diterima. 2. Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja auditor
junior. Hal ini dibuktikan dengan uji t pada H2 dari variabel motivasi diperoleh nilai signifikansi 0,007. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 dan t hitung 2, 838 t tabel 1,67, maka H2 diterima. 3. Tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
auditor junior. Hal ini dibuktikan dengan uji t pada H3 dari variabel tindakan supervisi diperoleh nilai signifikansi 0,017. Karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 2, 473 t tabel 1,677, maka H3 diterima.
4. Komitmen organisasi, motivasi, dan tindakan supervisi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja auditor junior. Hal ini