32
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa laki laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang merokok dan jumlahnya
tidak diketahui. Sedangkan kriteria sampel yang ditentukan peneliti adalah mahasiswa laki-laki yang pernah menggunakan rokok Marlboro. Karena jumlah
konsumen yang melakukan pembelian tidak diketahui maka peneliti mengambil rumus Roscoe, Dalam penelitian multivariate termasuk analisis regresi
berganda, ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian Sekaran, 2006 :
N = Tidak Diketahui n = Jumlah Variabel x 10
n = 4 x 10 n = 40
Dimana: n = Jumlah Sampel
Jumlah Variabel = 4, yaitu Merek X
1
, Kualitas X
2
, Kemasan X
3
, dan Keputusan Pembelian Y
3.6 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode penggumpulan data dalam penelitian ini :
a. Wawancara Interview
Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak pemasar rokok Marlboro di kantor wilayah penjualan yang berada di Jl.Kom L Yos Sudarso Km 8,5
33
Mabar, Medan, Sumatera Utara dalam memberikan keterangan yang dibutuhkan.
b. Daftar Pertanyaan Questionaire
Daftar pertanyaan diberikan kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang merupakan konsumen rokok
Marlboro.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, situs
internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.7 Jenis Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara interview dengan pemasar Rokok Marlboro serta daftar pertanyaan questionaire dari
responden dalam hal ini adalah Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi.
3.8 Uji Validitas dan Reabilitas
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner Ghozali,2009:49. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
34
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Kriteria dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Apabila r
hitung
r
tabel
maka kuesioner tersebut valid 2. Apabila r
hitung
r
tabel
maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada
30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r
tabel
dengan ketentuan df = N-2 30-2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5 , maka angka yang diperoleh = 0.361.
Hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Uji Validitas
No. Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0.617 0,361
Valid 2
P2 0.709
0,361 Valid
3 P3
0.682 0,361
Valid 4
P4 0.820
0,361 Valid
5 P5
0.551 0,361
Valid 6
P6 0.609
0,361 Valid
7 P7
0.500 0,361
Valid 8
P8 0.364
0,361 Valid
9 P9
0.609 0,361
Valid 10
P10 0.409
0,361 Valid
11 P11
0.418 0,361
Valid 12
P12 0.559
0,361 Valid
13 P13
0.573 0,361
Valid 14
P14 0.687
0,361 Valid
15 P15
0.425 0,361
Valid 16
P16 0.592
0,361 Valid
17 P17
0.540 0,361
Valid Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah
35
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r
hitung
r
tabel
. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.
3.8.2 Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk Ghozali,2009:45. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap
pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan
hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel Ghozali,2009:46. Pengujian reliabilitas ini
dilakukan dengan uji Cronbach’s. Alpha. Dalam penelitian ini menggunakan nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,7 Hasil pengujian untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 3.3 seperti yang tertera dibawah ini:
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
No. Pernyataan
Cronbach’s. Alpha
r
standar
Keterangan
1 P1
0.897 0.7
Reliabel 2
P2 0.894
0.7 Reliabel
3 P3
0.894 0.7
Reliabel 4
P4 0.889
0.7 Reliabel
5 P5
0.899 0.7
Reliabel 6
P6 0.897
0.7 Reliabel
7 P7
0.901 0.7
Reliabel 8
P8 0.904
0.7 Reliabel
9 P9
0.897 0.7
Reliabel 10
P10 0.903
0.7 Reliabel
36
11 P11
0.904 0.7
Reliabel 12
P12 0.899
0.7 Reliabel
13 P13
0.898 0.7
Reliabel 14
P14 0.896
0.7 Reliabel
15 P15
0.903 0.7
Reliabel 16
P16 0.898
0.7 Reliabel
17 P17
0.899 0.7
Reliabel Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa semua indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dengan Cronbachs Alpha diatas 0,8 sehingga
dapat dikatakan bahwa kuesioner yang digunakan pada penelitian ini handal dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.9 Metode Analisis Data
3.9.1 Metode Analisis Deskriptif
Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan
sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi.
3.9.2 Metode Analisis Statistik Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dimana teknik tersebut menjelaskan pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis Regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu : merek X
1
, kualitas X
2
, dan kemasan X
3
terhadap variabel terikat yaitu : keputusan pembelian Y rokok Marlboro pada mahasiswa Fakuktas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
37
Persamaan regresi berganda tersebut adalah :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+e
Dimana : Y
= Keputusan Pembelian a
= Konstanta b
= Koefisien regresi berganda X
1
= Merek X
2
= Kualitas X
3
= Kemasan e
= Standar error
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah hasil analisis regeresi yang didapat terbebas dari segala Normalitas, Heteroskedastisitas, Multikolinearitas
agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan regresi yang baik atau tidak. Adapun masing-masing penguji tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
3.9.3.1 Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak Ghozali, 2009:147. Untuk
menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggukanan grafik normal plot Ghozali, 2009:147. Pada grafik normal plot,
dengan asumsi :
38
a. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.
3.9.3.2 Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas . Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik,
apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas Ghozali, 2009:126. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik point-point yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka telah terjadi heteroksedastisitas. b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroksedastisitas.
3.9.3.3 Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel
39
bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol 0. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut Ghozali, 2009:95 :
a. Mempunyai angka Tolerance di atas 0,1 b. Mempunyai nilai VIF di bawah 10
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT. Philip Morris Philip Morris International Inc
adalah sebuah perusahaan publik asal Amerika Serikat yang bergerak di industri rokok dan tembakau. Saat ini, markas
pusat Philip Morris International Inc. terletak di 120 Park Ave, New York City, New York, dan dipimpin oleh CEO André Calantzopoulos. Pada tahun 2013,
Philip Morris International Inc. masuk dalam daftar Fortune 500, sebuah daftar peringkat perusahaan berdasarkan pendapatan kotornya yang dibuat oleh majalah
Fortune setiap tahun. Philip Morris International Inc. berada dalam peringkat 100
sebelumnya peringkat 99 dengan pendapatan sekitar 31.217 juta, keuntungan sebesar 8.576 juta, dan total aset sebesar 38.168 juta. Merek-merek Philip
Morris International antara lain Benson Hedges bersama British American Tobacco, Gallaher Group, dan Japan Tobacco, Dji Sam Soe, LM, Longbeach,
Marlboro, ST Dupont Paris dan U Mild
Pengakusisian PT. Phillip Morris International
Afiliasi Philip Morris International di Indonesia, yaitu PT Philip Morris Indonesia PT PMI memulai kegiatan bisnis di Indonesia pada bulan April 1984
dengan memproduksi dan mendistribusikan produk-produk di bawah lisensi. Kemudian pada Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia berhasil mengakuisisi
saham mayoritas PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Saat ini, PT Philip
41
Morris Indonesia memiliki 98,18 saham dan mengambil alih PT HM Sampoerna Tbk. PT PMI memulai kegiatan produski sendiri di Bekasi, Jawa
Barat, sejak Mei 2006. PT PMI memproduksi Marlboro, termasuk Marlboro Full Flavor Red,
Marlboro Lights , Marlboro Menthol dan Marlboro Black Menthol untuk dijual
secara domestik di Indonesia. Merek Marlboro pertama kali ditampilkan pada tahun 1904. Produk ini dijual dalam kemasan yang direnggangkan, dua rokok
lebar, dan sepuluh rokok panjang. Sementara, batang rokoknya sendiri digulung dengan kertas berwarna putih. Merek rokok ini merupakan merek rokok terbaik
nomor satu dunia. Karena terkenalnya, banyak orang memanggil rokok putih dengan nama Marlboro.
4.1.2 Visi dan Misi PT.HM Sampoerna Tbk.
Visi PT HM Sampoerna Tbk terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan
Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan
pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia.
PT. HM Sampoerna meraih tiga kelompok tersebut dengan cara sebagai berikut: 1.
Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa.
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran
42
produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada
karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha. Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan
peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha kami juga berperan penting
dalam keberhasilan, dan mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi
Perseroan, difokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana..
Misi PT.HM Sampoerna adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa
mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat memenuhi harapan mereka. bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal
kualitas, inovasi dan keunggulan.
4.1.3 Struktur Organisasi PT. HM Sampoerna
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. HM Sampoerna Tbk merupakan bentuk struktur organisasi garis line organization structure yaitu
organisasi yang wewenang atasan langsung ditujukan kepada bawahan, karena
43
bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya dan adanya suatu perintah.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. HM Sampoerna
Berikut ini adalah masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi PT. HM Sampoerna sebagai berikut :
a. RUPS Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni.
44
Didalam rapat tersebut direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang
harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris terdiri dari seorang presiden komisaris dan dua orang anggota komisaris.
Tugas utama dari dewan komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan direksi apabila terdapat suatu tindakan dari direksi yang
bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan. c.
Direksi Direksi terdiri dari presiden direktur dan 2 orang direktur yang secara
bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama direksi.
d. Direktur Pelaksana CEO
Tugas direktur pelaksana yaitu : 1.
Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber daya manusia sdm, administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan
keuangan. 2.
Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan mengawasi keseimbangan antara wewnang dan tanggung jawab serta
memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar.
45
e. Divisi Sumber Daya Manusia.
Divisi ini terdiri dari bagian personalia, rencana pengembangan dan kesejahteraan.
1. Bagian Personalia
Bagian ini bertugas melaksanakan sistem pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan
dan peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.
2. Rencana Pengembangan Bagian ini bertugas menyediakan sistem
rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan sistem pelatihan dan pengembangan sdm dan menyediakan sistem
evaluasi terhadap sdm. 3.
Kesejahteraan Bagian ini bertugas menyediakan sistem pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.
f. Divisi Administrasi
Divisi ini terdiri dari bagian umum, hukum, dan hubungan masyarakat.bagian umum bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen
penting perusahaan serta penyusunan daftar hadir. Bagian hukum bertugas membuat serta mengontrol terhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di
perusahaan. Dan bagian hubungan masyarakat bertugas memberikan keterangan mengenai perusahaan pada masyarakat.
46
g. Divisi Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen.
Divisi ini terdiri dari penelitian pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.
h. Divisi Manufacturing
Divisi ini terdiri dari bagian bahan baku, produksi, engineering. Bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga
menghasilkan produk yang diinginkan, mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya proses
perakitan. i.
Divisi Litbang Divisi ini terdiri dari bagian laboratorium, pengembangan produk,
pengontrolan mutu dan penelitian dasar. Divisi Keuangan Divisi ini terdiri dari bagian bendahara, akuntansi dan edp. Bagian bendahara bertugas menangani
masalah dana. Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan dan aktualisasi. Bagian edp bertugas memproses data-data yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.
4.1.4 Sistem Kerja PT HM Sampoerna Tbk
Secara umum, kegiatan perusahaan terbagi atas tiga bagian, yaitu : a.
Pemrosesan daun tembakau b.
Produksi rokok
47
c. Pengemasan serta persiapan distribusi
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan merupakan mesin mesin yang berkaitan dengan kegiatan produksi, bangunan dan prasarana, perabot dan
peralatan kantor, serta sarana pengangkutan. PT HM Sampoerna Tbk menjalankan kegiatan produksi dengan cara sebagai berikut :
Dari Lahan Pertanian Hingga Pabrik Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan cengkeh dibawa kelokasi
pabrik. Tembakau biasanya disimpan hingga selama 3 tahun dalam lingkungan terkontrol untuk membantu meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga melewati
proses penyimpanan serupa hingga selama satu tahun sebelum diproses menjadi “cengkeh rajang” cut clove. Tembakau yang telah disimpan akan diproses
terlebih dahulu sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian dijadikan racikan rokok yang akan dilinting menjadi rokok. Racikan
yang telah selesai, yang biasa disebut “cut filler” disimpan dalam lumbung berukuran besar sebelum memasuki proses produksi rokok. Rokok kretek dapat
berupa sigaret kretek tangan SKT atau sigaret kretek mesin SKM. Salah satu keunikan industri kretek Indonesia ialah masih digunakannya metode pelintingan
secara manual dengan tangan, dimana para pekerja melinting produk rokok kretek dengan sangat cepat, bahkan hingga dapat mencapai 350 batang per jam. Dalam
tiap tahapan produksi, pengendalian mutu yang sangat cermat memegang peranan penting untuk memastikan bahwa setiap batang rokok dibuat dengan standar
tertinggi. Setelah siap, rokok kemudian dikemas dan dikirimkan untuk proses distribusi.
48
4.1.5 Jenis Rokok Marlboro
a. Marlboro Full Flavor Red
Gambar 4.2 Sumber :
www.google.com c.
Marlboro Black Menthol.
Gambar 4.3 Sumber : www.google.com
49
d. Marlboro Light
Gambar 4.4 Sumber : www.google.com
e. Marlboro Menthol
Gambar 4.5 Sumber : www.google.com
50
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan
memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup sebaran jenis
kelamin, Program Studi dan AngkatanStambuk.
4.2.1.1 Analisis Responden
Adapun responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara yang pernah
menggunakan rokok Marlboro.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang berjumlah 40 orang, di distribusikan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah orang
Persentase
Laki-laki 40
100 Perempuan
T O T A L 40
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki
dengan persentase sebesar 100 sedangkan perempuan sebesar 0. Hal ini
51
memperlihatkan bahwa pembeli potensial rokok Marlboro pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis didominasi oleh laki-laki.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi
Program Studi FEB USU
Jumlah orang
Persentase
Manajemen 18
45 Akuntansi
10 25
Ekonomi Pembangunan 5
12.5 D3 Keuangan
4 10
D3 Akuntansi 3
7.5
T O T A L 40
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebesar 45 mahasiswa Program
Studi Manajemen paling banyak mengonsumsi rokok Marlboro yaitu berjumlah 18 orang, Kemudian peringkat kedua Prodi Akuntansi sebesar 25 yaitu
sebanyak 10 orang. Dan selanjutnya Prodi Ekonomi Pembangunan sebesar 12.5 atau sebanyak 5 orang, Prodi D3 Keuangan sebesar 10 atau sebanyak 4 orang
dan yang paling sedikit Prodi D3 Akuntansi sebesar 7.5 atau sebanyak 3 orang.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi dan Angkatan.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi, Angkatan
Angkatan Total
Jumlah orang
2011 Jumlah
orang 2012
Jumlah orang
2013 Jumlah
orang
Prodi Akuntansi 1
9 10
d3 Akuntansi 3
3 d3 Keuangan
4 4
Ekonomi Pembangunan 5
5 Manajemen
12 6
18 Total
12 12
16 40
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah
52
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mahasiswa Prodi Akuntansi terdiri dari 1 orang angkatan 2012, 9 orang angakatan 2013. Kemudian Prodi D3
Akuntansi terdiri dari 3 orang angkatan 2013. Prodi D3 Keuangan terdiri dari 4 orang angkatan 2013. Prodi Ekonomi Pembangunan terdiri dari 5 orang angkatan
2012. Dan yang paling banyak Program Studi Manajemen terdiri dari 12 orang angkatan 2011, 12 orang angakatan 2012 dan 16 orang angkatan 2013
4.2.1.2 Analisis Variabel.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan respoden mengenai
atribut produk yang terdiri dari : merek, kualitas, dan kemasan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Variabel merek X
1
terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kualitas X
2
terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kemasan X
3
terdiri dari 4 pertanyaan dan variabel keputusan pembelian konsumen Y terdiri dari 5 butir pertanyaan.
Kuesioner ini diberikan kepada 40 orang responden.
1. Penjelasan Responden atas Variabel Merek.
Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukan identitas pembuat atau penjual produk
atau jasa. Hasil tanggapan responden terhadap Merek dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
53
Tabel 4.4 Penjelasan Responden atas Variabel Merek X
1
No. Item
STS TS
KS S
SS TOTAL
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
1 2
5 6
15 29
72.5 3
7.5 40
100 2
1 2.5
10 25
27 67.5
2 5
40 100
3 2
5 21
52.5 17
42.5 40
100 4
2 5
8 20
23 57.5
7 17.5
40 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.4 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40
responden, sebanyak 3 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro memiliki nama yang dapat membedakan produk tersebut dengan
produk lainnya yaitu sebesar 7.5. Sebanyak 29 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 72.5, seterusnya terdapat 15 kurang
setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju
bahwa merek Marlboro memiliki nama yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk lainnya.
Pada pernyataan kedua, sebanyak 2 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro memiliki logo yang menarik dan unik yang
dapat memberikan kesan kepada pemakai yaitu sebesar 5. Sebanyak 27 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 67.5, seterusnya
terdapat 25 kurang setujuragu-ragu, 2,5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar
responden setuju bahwa rokok Marlboro memiliki logo yang menarik dan unik yang dapat memberikan kesan kepada pemakai.
54
Pada pernyataan ketiga, tidak ada responden yang menjawab sangat setuju bahwa merek Marlboro mencerminkan kelas pemakai konsumen. Namun
Sebanyak 17 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 42.5, seterusnya terdapat 52.5 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan
0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro mencerminkan kelas pemakai
konsumen. Pada pernyataan keempat, sebanyak 7 orang responden yang menjawab
sangat setuju bahwa merek Marlboro mudah diingat yaitu sebesar 17.5. Sebanyak 23 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar
57.5, seterusnya terdapat 20 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar
responden setuju bahwa merek Marlboro mudah diingat.
2. Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas.
Kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas
dari kerusakan dan konsistensi dalam menghantarkan tingkat kinerja yang ditargetkan.
Tabel 4.5 Penjelasan Responden atas Variabel Kualitas X
2
No. Item
STS TS
KS S
SS TOTAL
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
1 1
2.5 3
7.5 12
30 14
35 10
25 40
100 2
6 15
13 32.5
18 45
3 7.5
40 100
3 4
10 12
30 21
52.5 3
7.5 40
100 4
2 5
18 45
18 45
2 5
40 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah
55
Dari Tabel 4.5 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40 responden, sebanyak 10 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa
produk yang ditawarkan rokok Marlboro bebas dari cacat atau kerusakan yaitu sebesar 25. Sebanyak 14 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut
yakni sebesar 35, seterusnya terdapat 30 kurang setujuragu-ragu, 7.5 tidak setuju dan 2.5 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat
kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa produk yang ditawarkan rokok Marlboro bebas dari cacat atau kerusakan .
Pada pernyataan kedua, sebanyak 3 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro mampu memberikan kepuasan setelah
mengonsumsi yaitu sebesar 7.5. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 45, seterusnya terdapat 32.5 kurang
setujuragu-ragu, 15 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju
bahwa rokok Marlboro mampu memberikan kepuasan setelah mengonsumsi . Pada pernyataan ketiga, terdapat 3 orang responden yang menjawab
sangat setuju bahwa rokok Marlboro mengandung bahan baku yang berkualitas yaitu sebesar 7.5. Sebanyak 21 orang responden setuju dengan pernyataan
tersebut yakni sebesar 52.5, seterusnya terdapat 30 kurang setujuragu-ragu, 10 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita
simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok Marlboro mengandung bahan baku yang berkualitas .
56
Pada pernyataan keempat, sebanyak 2 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro mempunyai rasa dan aroma yang khas yaitu
sebesar 5. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 45, seterusnya terdapat 45 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak
setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok Marlboro mempunyai rasa dan
aroma yang khas.
3. Penjelasan Responden atas Variabel Kemasan.
Kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah container atau pembungkus Wrapper untuk suatu produk.
Tabel 4.6 Penjelasan Responden atas Variabel Kemasan X
3
No. Item
STS TS
KS S
SS TOTAL
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
1 25
62.5 15
37.5 40
100 2
1 2.5
11 27.5
24 60
4 10
40 100
3 1
2.5 4
10 22
55 13
32.5 40
100 4
3 7.5
8 20
25 62.5
4 10
40 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah Dari Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40
responden, sebanyak 15 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa kemasan rokok Marlboro memiliki perpaduan warna yang khas dan telah melekat
yaitu sebesar 37.5. Sebanyak 25 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 62.5, seterusnya terdapat 0 kurang setujuragu-ragu,
0 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari tabel tersebut maka
57
dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa kemasan rokok Marlboro memiliki perpaduan warna yang khas dan telah melekat .
Pada pernyataan kedua, sebanyak 4 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa desain yang terdapat pada kemasannya menarik.yaitu sebesar
10. Sebanyak 24 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 60, seterusnya terdapat 27.5 kurang setujuragu-ragu, 2.5 tidak
setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa desain yang terdapat
pada kemasannya menarik. Pada pernyataan ketiga, terdapat 13 orang responden yang menjawab
sangat setuju bahwa rokok Marlboro memiliki gambar yang mengerihkan pada kemasan yaitu sebesar 32.5. Sebanyak 23 orang responden setuju dengan
pernyataan tersebut yakni sebesar 55, seterusnya terdapat 10 kurang setujuragu-ragu, 2.5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka
dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa memiliki gambar yang mengerihkan pada kemasan
Pada pernyataan keempat, sebanyak 4 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro memiliki ukuran kemasan yang pas dan
praktis yaitu sebesar 10. Sebanyak 25 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 62.5, seterusnya terdapat 20 kurang
setujuragu-ragu, 7.5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok
Marlboro memiliki ukuran kemasan yang pas dan praktis.
58
4. Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian
Konsumen. Tabel 4.7
Penjelasan Responden atas Variabel Keputusan Pembelian Konsumen Y No.
Item STS
TS KS
S SS
TOTAL Jlh
Jlh Jlh
Jlh Jlh
Jlh
1 2
5 18
45 18
45 2
5 40
100 2
2 5
16 40
16 40
6 15
40 100
3 3
7.5 12
30 17
42.5 8
20 40
100 4
2 5
7 17.5
26 65
5 12.5
40 100
5 2
5 15
37.5 19
47.5 4
10 40
100 Sumber : Hasil Penelitian, 2015 data diolah
Dari Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat, Pada pernyataan pertama dari 40 responden, sebanyak 2 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa
membeli rokok Marlboro untuk memenuhi kebutuhan yaitu sebesar 5. Sebanyak 18 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar
45, seterusnya terdapat 18 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan
bahwa sebagian besar responden setuju bahwa membeli rokok Marlboro untuk memenuhi kebutuhan.
Pada pernyataan kedua, sebanyak 6 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa membeli rokok Marboro karena memiliki cita rasa yang
bervariasi yaitu sebesar 15. Sebanyak 16 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 40, seterusnya terdapat 40 kurang
setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Dari Tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa membeli rokok Marboro karena
memiliki cita rasa yang bervariasi..
59
Pada pernyataan ketiga, terdapat 8 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa orang-orang disekitar mempengaruhi dalam pemilihan rokok
Marlboro yaitu sebesar 20. Sebanyak 17 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 42.5, seterusnya terdapat 30 kurang
setujuragu-ragu, 7.5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa orang-orang
disekitar mempengaruhi dalam pemilihan rokok Marlboro. Pada pernyataan keempat, sebanyak 5 orang responden yang menjawab
sangat setuju bahwa merek Marlboro memiliki prioritas yang utama dibandingkan merek yang lain yaitu sebesar 12.5. Sebanyak 26 orang responden setuju dengan
pernyataan tersebut yakni sebesar 65, seterusnya terdapat 17.5 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka
dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa merek Marlboro memiliki prioritas yang utama dibandingkan merek yang lain.
Pada pernyataan kelima, sebanyak 4 orang responden yang menjawab sangat setuju bahwa rokok Marlboro mudah diperoleh dimana pun yaitu sebesar
10. Sebanyak 19 orang responden setuju dengan pernyataan tersebut yakni sebesar 47.5, seterusnya terdapat 37.5 kurang setujuragu-ragu, 5 tidak
setuju dan 0 responden sangat tidak setuju. Maka dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa rokok Marlboro mudah diperoleh dimana
pun.
60
4.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah hasil analisis regeresi yang didapat terbebas dari segala Normalitas, Heteroskedastisitas, Multikolinearitas
agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan regresi yang baik atau tidak.
4.3.1 Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi yang normal. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Ada dua cara untuk melihat apakah data residual berdistribusi normal atau tidak yaitu pertama
melalui analisis grafik dengan cara menganalisis grafik histogram, dimana suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila distribusi data yang berbentuk lonceng
tidak melenceng ke kiri atau ke kanan dan dengan menganalisis normal normal probability plots,
dimana suatau data dikatakan berdistribusi normal apabila pada scatter plot
terlihat titik-titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Kedua, melalui uji statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-
Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Apabila nilai Aymp. Sig. 2- Tailed nilai signifikan, maka data residual
berdistribusi normal.
61
a. Pendekatan Histogram
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Gambar 4.6 Grafik Histogram
Tampilan grafik histogram yang terdapat pada Gambar 4.6 tersebut memberikan pola distribusi yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data
yang tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.
62
b. Pendekatan Grafik.