61
a. Pendekatan Histogram
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Gambar 4.6 Grafik Histogram
Tampilan grafik histogram yang terdapat pada Gambar 4.6 tersebut memberikan pola distribusi yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data
yang tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.
62
b. Pendekatan Grafik.
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Gambar 4.7 Grafik Normal Plot
Pada Gambar 4.7 Grafik Normal Plot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis
regresi memenuhi asumsi normalitas.
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Selain dengan analisis grafik, uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat angka signifikan dari Kolmogorov-Smirnov text, yaitu dengan cara
melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada data residual.
63
Tabel 4.8 Hasil Uji
Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize d Residual
N 40
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 1.06468958
Most Extreme Differences
Absolute .105
Positive .074
Negative -.105
Test Statistic .105
Asymp. Sig. 2-tailed .200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov yang disajikan dalam Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,2 yang lebih besar dari
nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan satu dengan
pengamatan lain, jika varians residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain sama, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik ialah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dalam melakukan pengujian heterokedastisitas, dapat dilakukan melalui
dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik
64
Scatterplot, dimana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik meyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di
atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Kedua, melalui analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, dimana tidak terjadi heterokedastisitas apabila
tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempegaruhi variabel dependen.
a. Pendekatan Grafik
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Gambar 4.8 Grafik Scatterplot
Dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan.
65
b. Pendekatan Statistik
Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1.415
1.366 1.035
.307 Merek
.059 .086
.167 .693
.493 Kualitas
-.028 .069
-.102 -.407
.687 Kemasan
-.067 .072
-.161 -.929
.359 a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi Merek, Kualitas
dan Kemasan di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskdastisitas dalam model regresi.
4.3.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Multikoliniearitas terjadi apabila
nilai tolerance Tolerance 0,10 dan variance inflation factor VIF 10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -1.974
2.217 -.890
.379 Merek
.713 .139
.454 5.131
.000 .455
2.198 Kualitas
.666 .112
.548 5.952
.000 .420
2.380 Kemasan
.018 .117
.010 .153
.879 .887
1.127 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
66
Dari tabel 4.10 dapat terlihat bahwa nilai Tolerance dari variabel bebas sebesar 0,671 lebih besar dari 0,1. Sedangkan untuk nilai VIP sebesar 1,491 lebih
kecil dari 10. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi multikoliniearitas.
4.4 Hasil Analisis Statistik Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda dimana teknik tersebut menjelaskan pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis Regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu : merek X
1
, kualitas X
2
, dan kemasan X
3
terhadap variabel terikat yaitu : keputusan pembelian Y rokok Marlboro pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4.4.1 Persamaan Regresi Berganda
Persamaan Regresi Berganda dapat dilihat sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+e
Hasil pengolahan SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.974
2.217 -.890
.379 Merek
.713 .139
.454 5.131
.000 Kualitas
.666 .112
.548 5.952
.000 Kemasan
.018 .117
.010 .153
.879 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
67
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = -1.974 + 0.713X
1
+ 0.666X
2
+ 0.18X
3
+ e Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Konstanta a = -1.974 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel bebas
merek X
1
, kualitas X
2
, dan kemasan X
3
atau semua variabel bebas sama dengan nol, maka keputusan pembelian konsumen Y sebesar -1.974
b. Koefisien X
1
= 0.713 menunjukkan bahwa variabel merek X
1
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-
laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dengan kata lain, jika variabel merek ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan
pembelian konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.713 satuan. c.
Koefisien X
2
= 0.666 menunjukkan bahwa variabel kualitas X
2
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-
laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dengan kata lain, jika variabel kualitas ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan
pembelian konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.666 satuan. d.
Koefisien X
3
= 0.18 menunjukkan bahwa variabel kemasan X
3
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-
laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Dengan kata lain, jika variabel kemasan ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan
pembelian konsumen akan mengalami peningkatan sebesar 0.18 satuan.
68
4.4.2 Uji Koefisien Determinan R
2
Determinan R
2
atau R-Square digunakan untuk melihat berapa besar variabel independent mampu menjelaskan variabel dependent. Dengan kata lain
koefisien determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara
0 nol sampai dengan 1 satu, 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika R
2
semakin besar maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel
dependen. Hal ini berarti model-model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan
demikian sebaliknya.
Tabel 4.12 Hubungan Antar Variabel
Nilai Intrepetasi
0,0 – 0,19 0,2 – 0,39
0,4 – 0,59 0,6 – 0,79
0,8 – 0,99 Sangat Tidak Erat
Tidak Erat Cukup Erat
Erat Sangat Erat
Tabel 4.12 menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin
mendekati nol berarti tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas. Hasil koefisien determinan R
2
dapat dilihat pada Tabel 4.13
69
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.934
a
.872 .861
1.108 a. Predictors: Constant, Kemasan, Merek, Kualitas
b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Tabel 4.13 menunjukkan bahwa :
1. Nilai R adalah 0,934 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel
merek X
1
, kualitas X
2
dan kemasan X
3
dengan keputusan pembelian konsumen Y sebesar 93,4. Sedangkan sisanya sebesar 6,6 dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2.
Nilai R-Square adalah 0,872, angka ini menunjukkan bahwa sebesar 87,2 keputusan pembelian konsumen Y dapat dipengaruhi oleh merek X
1
, kualitas X
2
dan kemasan X
3
. Sedangkan sisanya sebesar 12,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.4.3 Uji SimultanSerempak Uji F
Uji signifikansi simultan Uji-F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari Merek, Kualitas dan Kemasan mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat yakni Keputusan Pembelian. Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikan
�
= 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah:
70
1. F
hitung
≤ F
tabel
maka H diterima atau H
a
ditolak. 2. F
hitung
F
tabel
maka H ditolak atau H
a
diterima. Nilai F
tabel
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan Ms.Excel. Untuk menentukan nilai F
tabel
, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut :
df pembilang = k-1 df penyebut = n-k
Keterangan : n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variabel bebas dan terikat Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel n adalah 40 orang dan
jumlah keseluruhan variabel k adalah 4, sehingga diperoleh: 1 df pembilang = 4-1 = 3
2 df penyebut = 40- 4 = 36
Tabel 4.14 Hasil Uji Simultan uji F
ANOVA
a
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 301.166
3 100.389
81.748 .000
b
Residual 44.209
36 1.228
Total 345.375
39 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
b. Predictors: Constant, Kemasan, Merek, Kualitas
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Hasil uji F pada Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai F
hitung
pada kolom F adalah sebesar 81,748 dengan tingkat signifikansi 0,000
≤ 0,05. Dengan menggunakan
71
tabel F diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2,87. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F
hitung
F
tabel
dimana 81,748 2,87 yang berarti H ditolak dan H
a
diterima, artinya secara simultan atau serempak variabel bebas yakni merek, kualitas dan kemasan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Uji Parsial Uji t
Uji Parsial Uji t dilakukan untuk menguji secara parsialindividual apakah variabel bebas yang terdiri dari Merek, Kualitas dan Kemasan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yakni Keputusan Pembelian. Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan
� = 5. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial pada uji-t ini adalah:
1. Jika Sig 0,025 dan t
hitung
t
tabel
maka H diterima atau H
a
ditolak. 2. Jika Sig 0,025 dan t
hitung
t
tabel
maka H ditolak atau H
a
diterima. Nilai t
tabel
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan Ms.Excel. Derajat nilai t
tabel
diperoleh dari : penyebut : df = n-k.
Jumlah sampel n adalah sebanyak 40 orang dan jumlah variabel penelitian k adalah sebanyak 4. Jadi, df = 40 – 4 = 36. Dengan demikian, nilai t
tabel
2,03. Uji Parsial Uji-t dapat dijelaskan pada tabel 4.14 berikut:
72
Tabel 4.15 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.974
2.217 -.890
.379 Merek
.713 .139
.454 5.131
.000 Kualitas
.666 .112
.548 5.952
.000 Kemasan
.018 .117
.010 .153
.879 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan uji t yang tertera pada Tabel 4.15, maka dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut :
a. Variabel Merek X
1
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Y rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara . Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,025 dan nilai t
hitung
5,131 t
tabel
2,03, artinya jika variabel merek X
1
ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara akan mengalami peningkatan sebesar 0.713 satuan.
b. Variabel Kualitas X
2
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Y rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,025 dan nilai t
hitung
5,952 t
tabel
2,03, artinya jika variabel kualitas X
2
ditingkatkan sebesar satu satuan
73
maka keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara akan mengalami
peningkatan sebesar 0.666 satuan
c. Variabel Kemasan X
3
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian Y rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,879 0,025 dan nilai t
hitung
0.153 t
tabel
2,03, artinya walaupun variabel kemasan X
3
ditingkatkan sebesar satu satuan maka keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-
laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tidak akan mengalami peningkatan sebesar 0.18 satuan.
4.5 Pembahasan
1. Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa variabel Merek X
1
, Kualitas X
2
dan Kemasan X
3
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil perolehan F
hitung
pada kolom F adalah sebesar 81,748 lebih besar dari nilai F
tabel
yakni sebesar 2,87 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari bilai alpha 0,000
≤ 0,05. 2.
Berdasarkan uji signifikansi parsial maka hasil penelitian menunjukkan beberapa hasil yakni:
a. Pengaruh Merek terhadap Keputusan Pembelian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel merek X
1
sebesar 0.713 yang merupakan koefisien regresi yang menunjukkan bahwa jika merek
74
ditingkatkan satu satuan maka keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
akan mengalami peningkatan sebesar 0.713. Koefisien regresi bernilai positif artinya terjadi hubungan positifsearah antara variabel merek dengan
keputusan pembelian, semakin meningkat merek maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian konsumen.
Variabel merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.025
yaitu 0.00 dan nilai t
hitung
5,131 nilai t
tabel
2,03. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi
merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian rokok Marlboro pada Mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara. Dari hasil data penelitian diperoleh bahwa konsumen lebih memilih
melakukan pembelian suatu produk jika merek tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat dan mampu membedakan produk nya dengan produk lainnya
yang sejenis. Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek atau merek yang kurang dikenal meskipun
manfaat yang ditawarkan sama. Konsumen dalam melakukan pembelian akan sering menjadikan merek sebagai patokan dikarenakan adanya keyakinan
konsumen bahwa merek yang baik biasanya akan memberikan kualitas yang baik pula. Dalam melakukan pembelian, merek akan mempermudah
pembelian konsumen jika merek produk mudah diingat tanpa harus
75
mengevaluasi produk dengan merek lainnya.
b. Pengaruh Kualitas terhadap Keputusan Pembelian.