Rizna Atika Naima Harahap : Pengaruh Budaya Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil, 2010.
b. Imitasi duplikasi Orang-orang dalam organisasi biasanya meniru para seniornya: pola pikir,
asumsi, keyakinan, perilaku atau kebiasaan yang kemudian menjelma menjadi suatu budaya.
c. Edukasi pendidikan Pendidikan dalam arti yang luas pun bisa disebut sebagai saluran budaya
kerja. Pendidikan di sini termasuk: pelatihan, pembelajaran, peraturan, sistem kerja, norma kerja, on job coaching, teaching, dan lain-lain.
d. Eksperiensi pengalaman Pengalaman organisasi dalam mengatasi masalah atau dalam
merealisasikan gagasan pun bisa menjadi saluran budaya. Pengalaman itu biasanya menjadi semacam prosedur tak tertulis atau hukum tertulis yang
memformat pola prilaku atau pola kebiasaan
6. Pembagian Budaya Kerja
Paramita Ndraha, 1997:81 menyatakan budaya kerja dapat dibagi menjadi: a.
Sikap terhadap pekerjaan Kesukaan akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain seperti bersantai,
atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan pekerjaan sendiri, atau merasa keterpaksaan melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan
hidupnya. b.
Perilaku pada waktu bekerja Karyawan memiliki sikap rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-
hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan atau sebaliknya.
Rizna Atika Naima Harahap : Pengaruh Budaya Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil, 2010.
3. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sukanto dan Handoko motivasi, yaitu keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan Yuli, 2005:142. Martoyo 2000 motivasi kinerja adalah sesuatu yang menimbulkan
dorongan atau semangat kerja. Sedangkan menurut Gitosudarmo dan Mulyono 1999 motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
http:elqorni.wordpress.com20080503motivasi-kerja
2. Teori Motivasi Kerja
a. Teori Motivasi Proses
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh
si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti : a. Teori Harapan Expectancy Theory, komponennya adalah: Harapan,
Nilai Value, dan Pertautan Instrumentality. b. Teori Keadilan Equity Theory, hal ini didasarkan tindakan keadilan
diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya. c. Teori Pengukuhan Reinfocement Theory, hal ini didasarkan pada
hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.
Rizna Atika Naima Harahap : Pengaruh Budaya Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil, 2010.
b. Teori Motivasi Prestasi
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki enerji potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan
peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
2. Kebutuhan akan kekuasaan: kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berprilaku demikian. 3. Kebutuhan akan afiliasi : hasrat untuk hubungan antar pribadi yang
ramah dan karib. c.
Teori X dan Y
Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang
menganut teori Y.Pada asumsi teori X menandai kondisi dengan hal-hal seperti karyawan rata-rata malas bekerja, karyawan tidak berambisi untuk
mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindar dari tanggung jawab, karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi, karyawan
lebih mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan pada asumsi teori Y menggambarkan suatu kondisi seperti karyawan rata-rata rajin bekerja.
Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan, dapat memikul tanggung
jawab, berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha
Rizna Atika Naima Harahap : Pengaruh Budaya Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja Karyawan Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk Cabang Medan 2 Divisi Mobil, 2010.
untuk mencapai sasaran organisasi Robbins dalam bukunya Umar, 2000. http:elqorni.wordpress.com20080503motivasi-kerja
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Herzberg Tampubolon, 2004:86, faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai dapat dibagi menjadi 2 dua golongan besar, yaitu:
a. Faktor-faktor instrinsik
Yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing karyawan faktor-faktor instrinsik ini meliputi : upah, keamanan kerja, kondisi kerja,
status, prosedur perusahaan, mutu hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan.
b. Faktor-faktor ekstrinsik
Yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang atau karyawan, terutama dari organisasi tempat bekerja. Faktor-faktor ekstrinsik ini
meliputi: prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pegawai, pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan berkembang.
4. Jenis Motivasi