Usia Angkatan Pengertian Usia, Angkatan, dan Fakultas

konsumen. Sehingga hal itu secara tidak langsung dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli, maka secara lambat laun konsumen akan lebih Mengenal penjual tersebut dan memutuskan untuk melakukan pembelian ulang.

2.5. Pengertian Usia, Angkatan, dan Fakultas

2.5.1. Usia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, usia diartikan sebagai umur. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia Kotler dan Keller, 2007. Konsumen dengan usia remaja amat mudah terpengaruh rayuan penjual, mudah terbujuk iklan terutama pada kerapihan kertas bungkus. Ashar Sunyoto Munandar, 2001. Konsumen dewasa mempunyai keadaan keuangan yang lebih baik dari pada kelompok konsumen muda. Karena konsumen dewasa mempunyai lebih banyak waktu dan uang, mereka menjadi pasar ideal bagi wisata eksotik, restoran, produk hiburan, perabot dan mode pakaian buatan disainer Kotler dan Keller, 2007. Konsumen dengan lanjut usia mempunyai pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya, seringkali menampakkan perilaku seolah-olah merekalah yang terpandai, penjual sering dianggap sebagai anak kecil yang tidak mengetahui apapun Ashar Sunyoto Munandar, 2001.

2.5.2. Angkatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia angkatan yaitu sekelompok orang yang terlahir sejaman atau bisa disebut generasi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berdiri sejak tahun 1957-2011 yang melewati beberapa periode mulai dari ADIA, IAIN, hingga saat ini berubah menjadi UIN, yang mencetak beberapa generasi atau angkatan yaitu sejak tahun 1957-2011. Terkait dengan keputusan membeli, mahasiswi angkatan baru dengan angkatan lama akan berbeda pada pengambilan keputusannya dalam membeli. Peneliti membatasi angkatan baru dimulai pada semester satu sampai tiga yaitu berkisar antara usia 17-20 tahun, hal ini masuk dalam kategori usia remaja akhir. Remaja akhir menurut Thornburg 1982, adalah usia 17-20 tahun mereka umumnya sudah memasuki dunia perguruan tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja dalam Dariyo, 2004. Menurut Ashar Sunyoto 2001, konsumen remaja amat mudah terpengaruh rayuan penjual, mudah terbujuk iklan, terutama pada kerapihan kertas bungkus apalagi dihiasi dengan warna-warna yang menarik, dan tidak berpikir hemat. Kemudian pada angkatan lama peneliti membatasi dari semester empat sampai seterusnya yaitu berkisar antara usia 21 dan seterusnya, hal ini masuk dalam kategori dewasa awal. 2.5.3. Fakultas Fakultas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai bagian perguruan tinggi tempat mempelajari suatu bidang ilmu. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki 11 fakultas untuk strata 1 yang dibagi menjadi dua kategori yakni kategori fakultas umum dan kategori fakultas agama. Fakultas umum meliputi: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Sains dan Teknologi. Sedangkan fakultas agama meliputi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas Syari‟ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Adab dan Humaniora, serta Fakultas Dirasat Islamiyah. Terkait dengan keputusan membeli, mahasiswi pada fakultas umum mayoritas diisi oleh lulusan SMA atau SMK yang dalam keseharian belajarnya kurang didominasi oleh pelajaran agama sehingga nilai-nilai agama tentang kesedehanaan dalam hidup kurang diajarkan. Dengan demikian secara tidak langsung perilaku konsumtifnya pun lebih tinggi dan lebih memperhatikan perkembangan-perkembangan fashion yang sedang trend. Berbeda dengan fakultas umum, mahasiswi pada fakultas agama cenderung diisi oleh lulusan Pesantren atau Madrasah Aliyah yang dalam keseharian belajarnya lebih banyak didominasi oleh pelajaran-pelajaran keagamaan. Maka nilai-nilai tentang keislaman, kesederhanaan dan sikap untuk bersyukur lebih banyak didapat, sehingga dalam berperilaku mereka lebih sederhana untuk tidak berlebih-lebihan. Seperti yang dikatakan Mustafa Edwin dkk 2006, Islam memberikan arahan yang sangat indah dengan memperkenalkan konsep Israf berlebih-lebih dalam membelanjakan harta dan tabzir. Islam memperingatkan agen ekonomi agar jangan sampai terlena dalam berlomba-lomba mencari harta. Islam membentuk jiwa dan pribadi yang beriman, bertakwa, bersyukur dan menerima. Pola hidup konsumtivisme tidak pantas dan tidak selayaknya dilakukan oleh pribadi yang beriman dan bertakwa. Satu-satunya gaya hidup yang cocok adalah simple living hidup sederhana dalam pengertian yang benar secara syar’i.

2.6. Kerangka Berpikir