dipengaruhi, ada kemungkinan perilaku dipengaruhi Ashar Sunyoto Munandar, 2001.
2.3. Jenis Kelamin
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jenis kelamin diartikan sebagai sifat keadaan jantan atau betina. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane 2007, pria
dan wanita cenderung memiliki orientasi sikap dan perilaku yang berbeda, sebagian didasarkan pada unsur genetik dan sebagian pada praktik sosialisasi.
Wanita cenderung memperhatikan kebersamaan dan pria cenderung mengambil lebih banyak data di lingkungan dekat mereka. Pria cenderung berfokus pada
bagian lingkungan yang membantu mereka mencapai tujuan tertentu. Dalam konsep yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural perempuan itu
dikenal lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciri sifat itu sendiri merupakan
sifat-sifat yang dapat diperdekatkan. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara juga ada perempuan yang rasional, kuat dan perkasa.
Perubahan ciri sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat satu ke tempat yang lain. Misalnya saja jaman dahulu di suatu suku tertentu perempuan
lebih kuat dari laki-laki, tetapi di tempat yang lain atau bisa juga di jaman yang lain laki-laki lebih kuat daripada perempuan. Juga perubahan itu bisa terjadi dari
satu kelas masyarakat ke kelas masyarakat yang lain. Di suku tertentu, perempuan kelas bawah di pedesaan lebih kuat dibandingkan kaum laki-laki. Semua hal yang
dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki, yang bisa berubah dari
waktu ke waktu serta berbeda di berbagai tempat, maupun yang berbeda diantara kelas-kelas masyarakat itulah yang dikenal dengan konsep gender Suryanto,
2009.
2.4. Familiaritas Penjual
Dalam memilih produk, pertama-tama orang akan melihat segi manfaat dan kualitasnya. Selanjutnya, jika tertarik dan merasa membutuhkannya, ia akan
memutuskan ke mana akan membeli. Dalam tahap ini, tentu ia akan mendatangi penjual yang dikenal dan punya berbagai kelebihan. Baik itu dalam hal pelayanan,
sikap simpatik, sopan dan perhatian. Penjual pada dasarnya punya keunikan sendiri, keunikan inilah yang akan dikenal dan diingat orang, yang dalam
pemasaran dikenal sebagai personal branding. Produk boleh sama-sama berkualitas, tapi jika personal branding seorang penjual yang satu kalah dengan
penjual yang lain, maka konsumen tidak akan membeli produk dari penjual yang memiliki personal branding yang rendah. Personal branding sangat menentukan
keberhasilan cara menjual diri penjual kepada konsumen, relasi dan bahkan orang yang baru dikenal. Kebutuhan akan personal branding, atau hal-hal unik dari
seseorang yang diingat orang banyak, tak terbatas pada profesi dan posisi tertentu. Personal branding ini sangat penting dan menentukan tingkat loyalitas konsumen,
kecepatan penjual mendapatkan konsumen baru, tingkat loyalitas konsumen serta kemajuan usaha penjual secara keseluruhan Eswe, 2010.
Dengan personal branding tersebut, konsumen akan lebih mudah menilai penjual dengan karakter pelayanan yang sesuai dengan apa yang diinginkan
konsumen. Sehingga hal itu secara tidak langsung dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli, maka secara lambat laun konsumen akan lebih
Mengenal penjual tersebut dan memutuskan untuk melakukan pembelian ulang.
2.5. Pengertian Usia, Angkatan, dan Fakultas