Analisis Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Cilacap

68 relatif tertinggal dengan rata-rata laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan yang sebesar 2,34 dan nilai ini lebih kecil dari rata-rata laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil analisis Location Quetient untuk sub sektor tanaman bahan makanan menunjukan nilai LQ rata-rata sebesar 1,03 1 yang menunjukan sub sektor tanaman bahan makanan merupakan sub sektor unggulan basis, ini artinya sub sektor tanaman bahan makanan dapat memenuhi kebutuhan untuk Kabupaten Cilacap dan dapat melakukan pengiriman ke daerah lain. Hasil analisis Shift Share sub sektor tanaman bahan makanan nilai komponen Pp Pertumbuhan Proporsional sebesar Rp -68.969,82347 artinya sub sektor ini adalah sub sektor yang tumbuh dengan lambat jika dibandingkan dengan tingkat Provinsi Jawa Tengah. Nilai pertumbuhan wilayah sub sektor tanaman bahan makanan memiliki nilai negatif yang artinya sub sektor tanaman bahan makan adalah sub sektor yang tidak kompetitif jika dibandingkan sub sektor tanaman bahan makanan di wilayah lain di Provinsi Jawa Tengah. Tabel 17. Analisis Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Cilacap Tahun 2002-2013 No Aspek Parameter Keterangan 1 Tipologi Klassen IV Sub Sektor Relatif Tertinggal 2 Pp - Lambat 3 Pw - Tidak KompetitifPerlu Dikembangkan 4 LQ 1 Sub Sektor Basis Sumber: Gambar 5, Tabel 12, 14, dan 15 diolah 69 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sub sektor tanaman bahan makanan adalah sub sektor relatif tertinggal akan tetapi menjadi sub sektor basis di Kabupaten Cilacap, dan memiliki pertumbuhan yang lambat dan masih perlu mendapatkan perhatian untuk dikembangkan sehingga menjadi sub sektor yang kompetitif dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Kabupaten Cilacap mendapat julukan sebagai salah satu lumbung padi Jawa Tengah, julukan ini disematkan pada Kabupaten Cilacap karena jumlah produksi padi di Cilacap yang selalu mengalami surplus, sehingga mampu mengirim padi keluar daerah Cilacap. Produktifitas padi yang tinggi juga terkait dengan semakin meningkatnya luas lahan sawah di Kabupaten Cilacap. Akan tetapi untuk ladang dan kebun luas lahannya justru mengalami penurunan yang cukup signifikan, sehingga produktifitas tanaman hortikultura dan palawija juga mengalami penurunan.

5.2.2 Analisis Sub Sektor Tanaman Perkebunan Kabupaten Cilacap

Tahun 2002-2013 Sub sektor tanaman perkebunan mempunyai peranan yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Cilacap ditunjukan dengan rata-rata kontribusi dari tahun 2002-2013 sebesar 6,97 dengan laju pertumbuhan sebesar 8,53, laju pertumbuhan ini lebih besar dari laju pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah. Dari hal itu maka sub sektor tanaman perkebunan diklasifikasikan sebagai sub sektor potensional. 70 Gambar 7. Perkembangan Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan Kabupaten Cilacap Tahun 2002-2013 Sumber: Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Perkebunan dalam PDRB Kabupaten Cilacap 2002-2013 BPS Kabupaten Cilacap, 2014 Berdasarkan analisis shift share nilai komponen pertumbuhan proporsional Pp memiliki nilai positif sebesar Rp 8.093,699066 menunjukan bahwa sub sektor tanaman perkebunan merupakan sub sektor yang tumbuh cepat jika dibandingkan sub sektor tanaman perkebunan ditingkat Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan komponen pertumbuhan wilayah Pw dengan nilai positif sebesar Rp130.544,07 artinya sub sektor tanaman perkebunan memiliki daya saing didaerah Provinsi Jawa Tengah. Hasil analisis LQ sub sektor tanaman perkebunan menunjukan nilai rata-rata sebesar 0,75 1, berarti sub sektor tanaman perkebunan bukanlah sub sektor basis di Kabupaten Cilacap . 5,31 5,26 5,49 6,14 6,10 6,03 6,22 7,00 8,44 8,89 9,27 9,50 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 K o n tr ib u si Tahun Tanaman Perkebunan