Pembangunan Daerah TINJAUAN PUSTAKA

23 Perbedaan kondisi daerah akan mengakibatkan corak pembangunan yang diterapkan berbeda pula. Kebijaksanaan yang diterapkan dan berhasil pada suatu daerah belum tentu memberikan hasil yang sama bagi daerah lainnya. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada Produk Domestik Bruto PDB suatu negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional Bruto PDRB suatu provinsi, kabupaten, atau kota Kuncoro, 2004 Dalam pemikiran ekonomi klasik bahwa pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumber daya alam akan lebih maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan di daerah yang miskin sumberdaya alam. Hingga tingkat tertentu, anggapan ini masih bisa dibenarkan, dalam arti sumber daya alam harus dilihat sebagai modal awal untuk pembangunan yang selanjutnya harus dikembangkan terus. Dan untuk itu diperlukan faktor-faktor lain, diantaranya yang sangat penting adalah teknologi dan sumberdaya manusia Tambunan, 2001. Perbedaan tingkat pembangunan yang di dasarkan atas potensi suatu daerah, berdampak terjadinya perbedaan sektoral dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan potensi sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu daerah, maka semakin tinggi laju pertumbuhan PDRB daerah tersebut. 24

2.9 Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto PDRB BPS, Kabupaten Cilacap 2012. PDRB baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi sebuah daerahKabupaten. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pendekatan alat analisis Shift Share, Tipologi Klassen, Loqation Quentient sudah pernah dilakukan, sehingga hasil penelitian yang pernah dilakukan tersebut dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini. Beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah: 25 1. Jelita Septina Jamalia tahun 2011, dengan judul studi pengembangan wilayah kota tangerang selatan melalui pendekatan sektor-sektor unggulan. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Shift share dan LQ. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sektor pertanian adalah sektor unggulan dalam perekonomian Tangerang Selatan. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Jelita Septina Jamalia adalah obyek dalam penelitian, jika dalam penelitian Jelita Septina Jamalia obyek penelitian adalah Sektor pembentuk PDRB, sedangkan dalam penelitian penulis obyek penelitian adalah sub sektor dalam sektor pertanian. Selain itu data time-series yang digunakan dalam penelitian penulis pun jauh lebih lama, yaitu data time- series dari tahun 2002-2013. Serta tempat penelitian. Hasil dari penelitian Jelita Septina Jamalia adalah berdasarkan hasil analisis LQ sektor-sektor ungguluan di Kota Tangerang Selatan pada periode 2007-2008 adalah sektor keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan hotel dan restoran, dan sektor listrik gas dan air bersih. Berdasarkan analisis shift share presentase pertumbuhan total PDRB perubahan sektor-sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan periode 2007-2008 menunjukan peningkatan kontribusi sebesar 7,24 persen. Presentase terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan presentase sebesar 14,66 persen. Berdasarkan pertumbuhan proporsional shift share dihasilkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki pertumbuhan proporsional yang paling cepat.