Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan Dasar
Kesiapan pedagogi, merujuk pada pemahaman siswa tentang material seperti benda-benda, gambar, representasi dari benda, symbol-simbol,
kalkulator dan komputer yang mereka gunakan selama mereka belajar matematika. Misalkan gambar digunakan untuk menyatakan suatu tindakan
yang ia lakukan di kelas. Kesiapan kematangan, merujuk kepada mental siswa. Siswa sekolah
dasar berubah dari tahapan pre-operasional ke tahap berpikir operasional konkrit. Siswa yang berada pada tahap operasional konkrit sejak di sekolah
dasar perlu menggunakan benda-benda untuk memodelkan berpikir mereka. Kesiapan efektif, merujuk pada sikap siswaterhadap matematika. Sikap
akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar dan menggunakan matematika. Jika mereka berpikir dengan sukses, mereka memiliki peluang
lebih sukses dan dapat diatur untuk berpikir dan bertindak dengan cara-cara yang positif.
Kesiapan kontekstual, merujuk pada kesadaran siswa tentang cara-cara matematika itu digunakan. Siswa dalam tingkat kesanggupan kontekstual yang
tinggi menyadari akan pentingnya matematika dan sadar akan banyaknya aplikasi dalam dunia nyata.
b. Langkah Pembelajaran Matematika di SDMI. Tujuan pembelajaran matematika pada jenjang pendidiakan dasar yaitu
agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut
harus melaui langkah-langkah benar yang sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan
pada konsep-konsep matematika, yaitu:
31
1 Penanaman Konsep Dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajarai konsep tersebut. Kita
dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep merupakan jembatan yang harus
dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit, dengan
31
Heruman, Op. cit., h. 3.
konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat praga diharapkan dapat digunakan untuk membantu
kemampuan pola pikir siswa. 2 Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep
dan, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan
dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda,
tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya. 3 Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari
pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam suatu pertemuan. Kedua, pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada
pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan kelanjutan dari penanaman dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman
konsep dianggap sudah disamapaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
c. Teori Pembelajaran Matematika. 1
Teori belajar Bruner Menurut Bruner proses belajar terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:
32
a Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan enactive
Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda- benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya.
32
Karso, Pendidikan Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007,h. 1.12 – 1.13.
b Tahap Ikonik atau Tahap Gambar iconic
Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental.
c Tahap Simbolik symbolic
Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk symbol dan bahasa.
Jika kita perhatikan dari ketiga tahapan belajar yang dikemukakan Bruner diatas sangat membantu guru dalam melakukan pembelajaran
matematika yang lebih efektif. Jelas bahwa untuk memudahkan pemahaman dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika harus dilakukan secara
bertahap.
2 Teori Belajar Dienes
Dienes mengemukakan bahwa konsep-konsep matematika itu akan lebih berhasil jika dipelajari bila melalui tahapan tertentu. Menurut Dienes
tahapan-tahapan tersebut adalah:
33
a Tahap 1. Bermain bebas free ply
Pada tahap awal ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan benda-benda matematika konkrit.
b Tahap 2. Permainan games
Pada tahap kedua ini anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep.
c Tahap 3. Penelahaan kesamaan sifat searching for communities
Pada tahap ini siswa mulai diarahkan pada kegiatan menemukan sifat- sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti.
d Tahap 4. Representasi representation
Pada tahap ini para siswa mulai belajar membuat pernyataan atau representasi tentang sifat-sifat kesamaan untuk konsep matematika.
e Tahap 5. Simbolisasi symbolization
33
Ibid., h. 1.17 – 1. 20.
Pada tahap ini siswa perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang representasinya sudah
diketahuinya pada tahap 4. f
Tahap 6. Formalisasi formalitation Pada tahap ini siswa belajar mengorganisasikan konsep-konsep
membentuk secara formal, dan harus sampai pada pemahaman aksioma, sifat, aturan, dan dalil sehingga menjadi struktur dari sistem yang
dibahas.
3 Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van Hiele ada lima tahapan yang dilalui anak dalam belajar geometri, yaitu:
34
a Tahap 1. Pengenalan
Pada tahap ini anak mulai mengenal suatu bangun geometri secara keseluruhan, tetapi ia belum mampu mengetahui sifat-sifat dari bangun
geometri yang dilihatnya itu. b
Tahap 2. Analisisi bangun geometri yang dilihatnya. Pada tahap analisis anak sudah mulai mengenal sifat-sifat dari bangun
geometri yang dilihatnya. c
Tahap 3. Pengurutan Pada tahap ini anak sudah mampu mengenal dan memahami sifat-sifat
suatu bangun geometri serta sudah dapat mengurutkan bangun-bangun geometri yang satu dengan lainnya saling berhubungan.
d Tahap 4. Deduksi, pada tahap ini anak sudah mampu menarik
kesimpulan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari suatu yang bersifat umum menuju ke hal-hal yeng bersifat khusus.
e Tahap 5. Akurasi, pada tahap ini anak sudah menyadari pentingnya
ketepatan prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian
34
Ibid.,h. 1.21 – 1.22.
Berdasarkan pada teori-teori tersebut diatas maka dalam pembelajaran matematika di SD harus dilaksanakan secara bertahap. Tahapan-
tahapan tersebut harus dilalui secara tertib dengan demikian maka pemahaman dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika akan lebih maksimal.