Hasil Belajar Matematika Kajian Teori 1.
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
19
Berdasarkan beberapa teori pembelajaran di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem lingkungan belajar yang mencakup
beberapa unsur yang saling terkait yaitu: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi pembelajaran, alat, siswa, dan guru.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Proses belajar yang dilakukan siswa, dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
20
1 Faktor Internal Siswa
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang meliputi dua aspek, yaitu:
a Aspek Pisiologis
Aspek pisiologis adalah kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif
sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, dianjurkan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bergizi, serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan berkesinambungan.
Kondisi organ-organ khusus, seperti kesehatan indra pendengar dan indra penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi dan pengetahuan. b
Aspek Psikologis
19
Abd. Rojak, dkk., Konpilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Cet. 1 Jakarta: FITK PRESS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah, 2010, h. 5.
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cet.ke-15. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010, h. 129-136.
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan belajar siswa. Namun, diantara
faktor-faktor rohaniah siswa yang lebih esensial adalah sebagai berikut, yaitu: Tingkat kecerdasan inteligensi siswa
Menurut Reber, inteligensi merupakan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat. Tingkat kecerdasan atau inteligensi IQ siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut berarti bahwa semakin
tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan
inteligensi seorang siswa, maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
Sikap siswa Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecerdasan untuk mereaksi atau merespons response tendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara
positif atau negatif. Sikap attitude siswa yang positif, terhadap guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi
proses belajar siswa. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang guru sajikan, apalagi jika diiringi kebencian kepada
guru atau mata pelajaran yang guru sajikan, dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
Bakat siswa Menurut Chaplin dalam Reber, bakat aptitude adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu dalam
melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Setiap orang memiliki bakat dalam arti memiliki berpotensi
untuk mencapai suatu perestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
perestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Minat siswa Minat interest dapat diartikan sebagai keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang
menaruh minat besar terhadap pelajaran biologi akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat, dan pada akhirnya mencapai perestasi yang
diiinginkan. Motivasi siswa.
Menurut Gleitman dalam Reber, motivasi berarti pemasok daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu; 1 motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan kegiatan belajar.
Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut, misalnya, untuk kehidupan
masa depan siswa yang bersangkutan; 2 motivasi ekstrinsik, yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya
melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, suri teladan guru, dan seterusnya merupakan
contoh-contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Kekurangan ketiadaan motivasi, baik yangbersifat intrinsik
maupun ekstrinsik, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam proses belajar.
2 Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini meliputi dua hal, yaitu:
a Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, tenaga kependidikan, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya, masyarakat teman sepermainan dan para tetangga di lingkungan
tempat tinggal siswa juga termasuk lingkungan sosial yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, misalnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh
yang serba kekurangan atau kondisi masyarakat perkotaan yang pergaulannya relatif lebih bebas.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua,
praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar
dan hasil yang dicapai siswa. b Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca ,dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut turut menentukan mutu belajar dan keberhasilan belajar siswa.
Sebagai contoh, kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana untuk kegiatan
remaja sarana olahraga misalnya akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan
perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3 Faktor Pendekatan Belajar approach to learning
Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa. Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran, diantaranya adalah pendekatan tinggi
speculative dan achieving, pendekatan sedang analitical dan deep, dan pendekatan rendah reproductive dan surface.
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Prawiradelaga menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi belajar selain yang telah disebutkan di
atas. Menurut mereka proses belajar dapat terjadi karena adanya sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang yang diaktifkan melalui penciptaan
faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau lingkungan belajar. Melaui inderanya, siswa dapat menyerap materi secara berbeda. Pemberdayaan yang optimal dari
seluruh indera seseorang dalam proses belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Mel Silberman menyatakan mengenai paham belajar aktif
yaitu: What I hear, I forget Apa yang saya dengar, saya lupa
What I hear and see, I remember Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau
diskusikan dengan beberapa temankolega, saya mulai paham What I hear, see, discuss, and do, I acquire knomledge andaskill Apa
yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, sya memperoleh pengetahuan dan keterampilan
What I teach to another, I master Apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya menguasainya.
21
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar yang dilakukan
siswa akan
memperoleh hasil
yang maksimal
dengan mengoptimalkan indera yang dimilikinya, membangun motivasi, dan dukungan
positif lingkungannya. Selain itu strategi belajar dan pembelajaran juga mempengaruhi optimal atau tidaknya proses belajar siswa.
c. Hasil Belajar Proses belajar mengajar melibatkan empat unsur penting yaitu; 1 tujuan,
2 bahan, 3 metode, dan 4 alat penilaian. Berbicara tentang hasil belajar berkaitan erat dengan tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran berisi
tentang rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya.
Sedangkan hasil belajar sendiri adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar.
21
Mel Silberman,
Active Learning,
101 Strategi
Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, h. 1 – 2.
Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional, baik tujuan kurikuler, maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotor.
22
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu; 1 pengetahuan atau ingatan, 2 pemahaman, 3 aplikasi, 4
analisia, 5 sintesis, dan 6 evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu;
1 penerimaan 2 jawaban atas reaksi, 3 penilaian, 4 organisasi, dan 5 internalisasi.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu; 1 gerakan
refleks, 2 keterampilan gerakan dasar, 3 kemampuan perceptual, 4 keharmonisan atau ketepatan, 5 gerakan keterampilan kompleks, dan 6
gerakan ekspresif dan interpretatif. Keterangan lebih lanjut mengenai taksonomi Bloom adalah sebagai
berikut
23
. Ranah Kognitif, ranah ini meliputi:
Mengenal recognition
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban yang tersedia.
Contoh: Hasil bumi yang terkenal dari daerah Kerawang adalah . . . .
a padi b tebu
c tembakau
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2012,h. 22.
23
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009,h. 117
– 122.
Mengungkapmengingat kembali recall. Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana. Contoh:
Tempat keluarnya air dari dalam tanah disebut . . . . Mengenal dan mengungkap kembali, pada umumnya dikategorikan
menjadi satu jenis yaitu ingatan. Kategori ini merupakan kategori yang paling rendah tingkatannya karena tidak terlalu banyak meminta energi.
Pemahaman comprehension
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederahana diantara fakta-fakta atau konsep.
Contoh: Di antara gambar-gambar di bawah ini yang dapat disebut sebagai segitiga
siku-siku adalah:
a
b
c Untuk dapat menentukan gambar mana yang dapat dinamakan segitiga siku-
siku maka ia harus menghubungkan konsep segitiga dan konsep siku-siku.
Penerapan atau aplikasi application Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Contoh: Untuk menyelesaikan hitungan
51 x 40 = n
Maka paling tepat kita gunakan a hukum asosiatif,
b hukum komutatif, c hukum distributif.
Analisis analyses
Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
Contoh: Siswa disuruh menerangkan apa sebab pada suatu mendung dan ada angin
kencang tidak segera turun hujan.
Sintesis synthesis Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis
maka pertanyaan-pertanyaan
disusun sedemikian
rupa menyusun
sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali reorganize hal-hal yang spesifik agar dapat
mengembangkan suatu struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
Contoh: “Dengan mengetahui suatu daerah dan milik dalam hal kekayaan bahan
mentah serta semangat penduduk di suatu daerah yang kini dapat berkembang pesat menjadi kota pelabuhan yang besar maka kota-kota kecil
di tepi pantai mana yang mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kota pelabuhan yang besar?”
Evaluasi evaluation
Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif ini tidak sama dengan mengevaluasi dalam pengukuran aspek afektif. Mengevaluasi dalam
aspek kognitif ini menyangkut masalah”benarsalah” yang di dasarkan atas dalil, hukum, prinsip pengetahuan. Sedangkan mengevaluasi dalam aspek
afektif menyangkut masalah “baikburuk” berdasarkan nilai atau norma yang diakui oleh subjek yang gbersangkutan.
Ranah Afektif. Ranah ini meliputi:
Pandangan atau pendapat opinion
Mengukur aspek afektif berkaitan dengan pandangan atau pendapat siswa melibatkan kemampuan berekspresi, berpendapat, dan perasaan pribadi
siswa terhadap suatu permasalahan atau hal-hal yang relatif sederhana tetapi bukan fakta.
Contoh: Bagaimana pendapatmu tentang keputusan yang diambil oleh kepala
sekolah mengenai hal tersebut? Jika posisi anda sebagai kepala sekolah, tindakan apa yang akan anda lakukan?
Sikap atau nilai attitude, value
Penilaian afektif berkaitan dengan sikap atau nilai, siswa diminta untuk mengungkapkan dan mempertahankan responnya terhadap suatu masalah.
Contoh: “Bagaimana menurut anda jika siswa yang tidak mengerjakan PR diberi
hukuman merangkum satu buku yang ada di perpustakaan? Mengapa pendapat anda demikian?”
Ranah Psikomotor Ranah psikomotor erat kaitanya dengan aktifitas kerja otot, mulai dari hal
yang sederhana seperti melipat kertas, sampai pada hal yang rumit seperti merangkai beberapa elemen tertentu sehingga membentuk robot.
Contoh: “Seberapa terampil siswa dalam mempersiapkan peralatan yang diperlukan”
“seberapa terampil siswa dalam menggunakan peralatan tersebut”.
Taksonomi Harrow.
24
No Tingkat
Uraian dan Contoh 1
Gerakan Refleks reflex movement
Respons gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir
Segmental Reflexes Intersegmental Reflexes
Suprasegmental Reflexes
Kesemuanya berhubungan dengan gerakan- gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan
bagian-bagian sumsum tulang belakang.
24
Ibid.,h. 123 – 125.
2 Dasar-dasar Gerakan
basic fundamental movement
Gerakan-gerakan yang menuntut pada keterampilan yang sifatnya kompleks
Locomotor movement Nonlocomotor movement
Manipulative movement Gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan. Gerakan-gerakan dinamis di dalam suatu
ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu
Gerakan-gerakan yang terkoordinasikan seperti dalam kegiatan bermain piano, menggambar,
naik sepeda, mengetik dan sebaginya.
3 Perceptual Abilities
Kombinasi antara kemampuan kognitif dan gerakan
Kinethetic discrimination
Body awareness Body image
Body
relationship to
surrounding objects in space
Visual discrimination Auditory discrimination
Tactile discrimination Coordinated activities
Menyadari akan gerakan-gerakan tubuh seseorang
Menyadari gerakan pada dua sisi tubuhnya, pada satu sisi, keserbelahan, dan keseimbangan
Perasaan-perasaan tentang adanya gerakan yang berhubungan dengan badannya sendiri.
Konsep tentang arah dan kesadaran badan dalam hubungan dengan lingkungan ruang
sekitar. Kemampuan membedakan bentuk dan bagian,
kemampuan mengikuti objek, mengingat kembali pengalaman visual,membedakan figure
yang dominandi anrtara latar belakang yang kabur, dan pengalamankonsep visual.
Meliputi auditory acuity, auditory tracking, dan auditory memory.
Kemampuan untuk membedakan dengan sentuhan.
Koordinasi antara mata dengan tangan mata dan kaki
4 Physical Abilities
Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan
tingkat tinggi Ketahanan endurance
Kekuatan strength Flexibility
Kecerdasan otak agility Kemampuan untuk melakukan aktifitas,
termasuk ketahanan otot dan denyut jantung Kemampuan menggunakan otot untuk
mengadakan perlawanan Rentangan gerakan dan sendi
Kemampuan untuk bergerak cepat termasuk kemampuan untuk merubah arah, memulai dan
berhenti, mengurangi waktu tenggang antara reaksi dan respon kecekatan, dan
meningkatkan ketangkasan
5 Skilled Movement
Gerakan-gerakan yang memerlukan belajar menari, olahraga, rekreasi
Simple adaptive skills Setiap adaptasi yang berhubungan dengan
gerakan dasar
Compound adaptive skills
Complex adaptive skills Gerakan kombinasi untuk menggunakan alat-
alat raket, parang, dan sebagainya Menguasai mekanisme seluruh tubuh seperti
dalam senam.
6 Nondiscoursive
Communication Kemampuan untuk berkomunikasi dengan
mrnggunakan gerakan ekspresi wajah, postur, dan sebagainya.
Expressive movement Interpretative movement
Gerakan-gerakan yang digunakan sehari-hari seperti sikap dan gerak tubuh, isyarat, mimic.
Gerakan bentuk seni, seperti gerakan estetis, gerakan improvisasi.
Taksonomi Gagne.
25
Gagne dalam buku The Conditions of Learning 1965 dalam Suharsimi menyebutkan delapan buah kategori, yaitu: 1 signal learning, 2 stimulus
respons learning, 3 chaining, 4 verbal association, 5 discrimination learning, 6 concept learning, 7 rule learning, dan 8 problem solving.
Berdasarkan uraian taksonomi dari beberapa ahli di atas, peneliti membatasi penelitian ini pada hasil belajar berdasarkan taksonomi yang
diungkapkan oleh Bloom, pada ranah kognitif golongan C1, C2, dan C3. yaitu pengetahuan, pemahaman, dan penerapan atau aplikasi application.
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar.
Menurut peneliti ranah kognitif C3 ini cocok dijadikan dasar penentuan dari tujuan hasil belajar yang dituntut. Hal ini didasarkan pada latar
belakang masalah yang dirumuskan sesuai dengan penemuan di lapangan dan juga terkait dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah yang
digunakan pada penelitian ini.