Pertemuan  pertama  siklus  1  pada  hari  Senin  tanggal  21  Agustus  2013 penelitian  tindakan  kelas  dilakukan  selama  90  menit.  Lima  menit  pertama
peneliti menjelaskan sejarah perkembangan ASEAN. Seluruh siswa dibagi ke dalam  beberapa  kelompok  agar  masing-masing  siswa  berkesempatan  belajar
aktif secara merata. Dalam  penelitian pembelajaran PKn dengan metode Jigsaw untuk  siswa
kelas  VI  MI.  Arobiatul  Adawiyah,  peneliti  melakukan  dua  kali  siklus penelitian  tindakan  dalam  kelas  dengan  pengisian  angket  pada  tahap  akhir
penelitian sebagai bentuk penilaian para siswa terhadap metode Jigsaw. Dua kali  tindakan  penelitian  ini  dilakukan  karena  pada  siklus  I  penelitian  belum
didapatkan  hasil  yang  memuaskan,  sehingga  perlu  dilakukan  tindakan penelitian kembali dengan materi pembelajaran yang lebih komprehensif dan
disebut sebagai siklus II.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a.  Tahap Perencanaan
Pada  tahap  ini,  peneliti  mempersiapkan  materi  pembelajaran  PKn dengan  Tema  Berdirinya  ASEAN  siswa  kelas  VI  MI.  Arobiatul
Adawiyah.  Peneliti  mempersiapkan  soal  pretest  yang  nantinya  akan diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Soal pretest ini terdiri dari 20
soal  pilihan  ganda.  Dengan  soal  pretest  ini    peneliti  dapat  mengetahui apakah para siswa sudah mempersiapkan pelajarannya di rumah.
b.  Tahap Pelaksanaan Menyapa  para  siswa  dan  berdoa  bersama,  Menjelaskan  mengenai
materi  PKn  yang  akan  diajarkan  yaitu  tentang  “Berdirinya  Asean” siswa  kelas  VI  MI.  Arobiatul  Adawiyah,  Menjelaskan  kepada  siswa
bahwa  akan  dilakukan  pembelajaran  dengan  metode  Jigsaw  yaitu belajar  dengan  diskusi  kelompok  yang  nantinya  akan  diajukan
pertanyaan-pertanyaan  oleh  guru  kepada  masing-masing  kelompok, Melakukan  pretest  untuk  melihat  kesiapan  siswa  dalam  menghadapi
pembelajaran
c. Kegiatan Inti 1
Guru  membagi  para  siswa  ke  dalam  empat  kelompok,  dua kelompok  terdiri  dari  5  siswa,  dan  dua  kelompok  lainnya  terdiri
dari 6 siswa 2
Guru  memberikan  waktu  untuk  melakukan  diskusi  mengenai materi yang sebelumnya telah dijelaskan
3 Guru tetap memantau jalannya diskusi yang dilakukan oleh siswa
4 Beberapa  kelompok  dapat  mengajukan  pertanyaan  kepada  guru
apabila menemukan kesulitan 5
Siswa  dalam  kelompoknya  berusaha  mempersiapkan  jawaban- jawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh guru
6 Setelah  waktu  diskusi  kelompok  habis,  guru  melemparkan
beberapa pertanyaan  yang jika tidak dapat dijawab oleh kelompok tersebut  dapat  dilemparkan  kembali  kepada  kelompok  lainnya.
Dalam  tahap  ini  harus  terlihat  kekompakan  para  siswa  dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
7 Kemudian dilakukanlah postest, dimana postest ini diberikan untuk
mengukur  sejauh  mana  pemahaman  para  siswa  terhadap  materi pembelajaran setelah melakukan metode Jigsaw.
Mengawali kegiatan inti pembelajaran guru mengadakan test yaitu pre test untuk mengetahui  sejauh  mana  pengetahuan  yang  dimiliki  oleh  siswa,  dilaksanakan
secara  tertib  tanpa  membuka  buku,  dengan  hasil  pre  test  sebagai  berikut:  Hasil Kegiatan Pre Test Siklus I
Tabel 4. 4 Hasil Kegiatan Pre Test Siklus I
No Nilai Rata-Rata
Daya Serap  KKM Ketuntasan
1 62.75
46 70
32.5
Dari hasil pre test Siklus I ini jelas tergambar bahwa siswa hanya sebagian kecil  menguasai  materi  PKn,  tentang  berdirinya  ASEAN  hal  ini  ditunjukkan
dengan  ketuntasan  hanya  sebesar  32.5,  dengan  nilai  rata-rata  nilai  62.75    dan daya  serap    siswa  terhadap  materi  hanya  46  dengan  nilai  KKM  70.  terjadinya
nilai  ketidak  tuntasan  yang  rendah  jika  di  bandingkan  dengan  standar  KKM diakibatkan  karena  rendahnya  antusias,  keaktifan  belajar  siswa,  daya  serap,
sarana-prasarana yang kurang memadai, metode pembelajaran yang kurang sesuai dan  pembelajaran  yang  monoton  dengan  metode  ceramah  yang  tidak  sesuai
dengan  tema  pembelajaran  PKn  sehingga  berdampak  kepada  rendahnya  daya serap  dan  nilai  rata-rata  siswa  dalam  materi  PKn,  dalam  pokok  bahasan  sejarah
berdirinya ASEAN. Berdasarkan tabel  di  atas, data tersebut  dapat  ditampilkan dalam bentuk
diagram batang seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4. 5. Grafik diagram batang hasil kegiatan Pre Test Siklus I
Dari grafik di atas tergambar jelas bahwa terjadinya nilai ketidak tuntasan yang  rendah  jika  di  bandingkan  dengan  standar  KKM  yang  telah  ditentukan
dengan  gambaran  grafik  yang  cukup  tinggi.    Dalam  Penentuan  KKM    Sekolah dalam hal  ini  MGMP PKn menetapkan berdasarkan ;  pemahaman siswa  intake
siswa,  tingakta  kesulitan  mata  pelajaran  kompleksitas,  serta  sarana  prasarana sekolah daya dukung.
Selanjutnya  kegiatan  inti  pembelajaran,  setelah  pre  tes,  guru menyampaikan  tujuan  pembelajaran,  penyampaian  Standar  Kompetensi  dan
Kompetensi  Dasar  yang  harus  dicapai  oleh  siswa,  Guru  menyampaikan  Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan, guru menyampaikan pokok-pokok materi, guru
merangkum  dan  menyimpulkan  penyampaian  materi  yang  telah  diterangkan, memberikan  refleksi  dan  evaluasi  Post  Test  serta  menganalisis  daya  serap  siswa
terhadap materi tentang sejarah berdirinya ASEAN pada pelajaran PKn.
Dari  hasil  observasi  selama  pertemuan  satu  siklus  1  didapatkan  data aktivitas  siswa  selama  berlangsungnya  kegiatan  pembelajaran  yaitu  ada  26
o r a n g   siswa  ya n g   a k t i f   atau  65 ,  sangat antusias 15 orang  siswa  atau  38 ,  bertanya    11 orang    siswa   atau   28, dan ngobrol dengan teman 23 orang
siswa  atau  58,  dan  bekerjasama  dalam  kelompoknya  18  orang    siswa  atau 45.
Tabel 4. 5 Hasil Pengamatan aktivitas pembelajaran siklus I pertrmuan 1
No Komponen Yang Diamati
Jumlah Prosentase
1 Keaktifan Siswa
24 60
2 Sangat antusias
12 30
3 Menghayati
8 20
4 Cepat memahami
20 50
5 berani berpendapat
13 32.5
Berdasarkan  data  tersebut,  ternyata  pada  siklus  1  menunjukkan terjadinya  peningkatan  antusias  siswa,  siswa  cukup  aktif  dan  selalu
memberikan  respon  positif  dalam  setiap  pembelajaran    yang  dikembangkan dalam  penelitian  ini.  Dilihat    dari  ketepatan  menganalisis  sejarah  berdirinya
ASEAN  siswa  kelas  VI  MI.  Arobiatul  Adawiyah  yang  di j el ask an  oleh  guru menunjukkan  bahwa  a n t u s i a s m e  minat  siswa,  motivasi  belajar  dan
keinginan  u n t u k   b el aj a r   siswa  sangat  tinggi.  Ketepatan  mengumpulkan tugas ditentukan melalui ketepatan waktu, yaitu pada saat masuk kelas sebelum
pembelajaran dimulai tugas harus sudah dikumpulkan. Dalam bentuk grafik batang, data tersebut di atas dapat disajikan seperti
gambar 6  grafik berikut ini:
Gambar  4. 6 Grafik batang hasil pengamatan aktivitas siswa
Pertemuan  kedua  siklus  1  yaitu  pada  hari  Selasa  29  Agustus  2012 dilakukan  selama  2  x  45  menit.  Kegiatan  inti  yang  dilakukan  adalah  sama
seperti  yang  dilakukan  pada  pertemuan  kesatu,  hanya  materi  bergeser  pada upaya  memahami  sejarah  berdirinya  ASEAN  siswa  kelas  VI  MI.  Arobiatul
Adawiyah. Kegiatan
pembelajaran yang
dilakukan oleh
siswa dengan
mengeksplorasi  materi  melalui  belajar  berkelompok  dengan  menempatkan anggota  ahli  untuk  masing-masing  group.  Pengalaman  yang  diperoleh  dalam
pembelajaran dengan strategi Jigsaw sejarah berdirinya ASEAN pada pelajaran PKn siswa kelas VI MI. Arobiatul Adawiyah. Pada pertemuan akhir siklus I ini
kegiatan  inti  pembelajarannya  adalah  kegiatan  tes  tertulis.  Bentuk  soal  adalah mengidentifikasi  sejarah  berdirinya  ASEAN  dalam  pembelajaran  PKn  siswa
kelas VI MI. Arobiatul Adawiyah. Tes berlangsung dengan tertib. 1.
Perhitungan Nilai N-Gain Dengan menggunakan nilai-nilai dari hasil pretest dan postest Siklus I,
dapat dicari nilai rata-rata N-Gain, dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 4. 6. Hasil Analisa N-Gain siklus I
No. Nilai Pre Test
Nilai Post Test Nipost-Nipre
Nideal-Nipre N-Gain
Ket 1
70 80
10 30
0.33 Sedang
2 50
70 20
50 0.4
Sedang 3
60 70
10 40
0.25 Rendah
4 40
60 20
60 0.33
Sedang 5
60 65
5 40
0.12 Rendah
6 70
75 5
30 0.16
Rendah 7
30 50
20 70
0.28 Rendah
8 70
80 10
30 0.33
Sedang 9
75 80
5 25
0.2 Rendah
10 75
80 5
25 0.2
Rendah 11
30 60
30 70
0.42 Sedang
12 60
70 10
40 0.25
Rendah 13
50 70
20 50
0.4 Sedang
14 70
80 10
30 0.33
Sedang 15
50 60
10 50
0.2 Rendah
16 60
70 10
40 0.25
Rendah 17
30 50
20 70
0.28 Rendah
18 60
75 15
40 0.37
Sedang 19
70 75
5 30
0.16 Rendah
20 70
80 10
30 0.33
Sedang 21
80 90
10 20
0.5 Tinggi
22 50
60 10
50 0.2
Rendah 23
70 75
5 30
0.16 Rendah
24 50
60 10
50 0.2
Rendah 25
60 70
10 40
0.25 Rendah
26 60
65 5
40 0.12
Rendah 27
50 55
5 50
0.1 Rendah
28 50
60 10
50 0.2
Rendah 29
60 70
10 40
0.25 Rendah
30 70
90 20
30 0.66
Tinggi 31
50 55
5 50
0.1 Rendah
32 80
90 10
20 0.5
Tinggi 33
30 80
50 70
0.71 Tinggi
34 80
90 10
20 0.5
Tinggi 35
70 80
10 30
0.33 Sedang
36 60
80 20
40 0.5
Tinggi 37
50 60
10 50
0.2 Rendah
38 50
80 30
50 0.6
Tinggi 39
50 70
20 50
0.4 Tinggi
40 60
80 20
40 0.5
Tinggi Jumlah
2330 2860
530 1670
12.65 N.
Rata- rata
58.25 71.5
13.25 41.75
0.316 Rendah  0.525
Sedang   0.25 Tinggi
0.225
Berdasarkan  Tabel  8  sebagai  hasil  analisis  N-Gain  Siklus  I,  dapat dibuat grafik seperti di bawah ini.
Gambar 4. 7. Hasil presentase N-Gain Siklus I
Untuk  hasil  belajar  siklus  I    diperoleh  rata-rata  N-Gain  0,52  dengan  kategori rendah,  0,25  dengan  kategori  sedang,  0,22  dengan  kategori  tinggi.  ini  berarti
kemampuan  siswa  dalam  menerapkan  pembelajaran  aktif  metode  Jigsaw  yang digunakan  belum  efektif  dalam  meningkatkan  hasil  belajar.  Dengan  demikian
indikator keberhasilan penelitian ini belum mencapai standar. Untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II untuk mencoba memperbaiki hasil dari siklus I.
Hasil  belajar  yang  dicapai  siswa  setelah  siklus  ini  berakhir  memperlihatkan perolehan  nilai  yang  lebih  baik  jika  dibandingkan  dengan  kondisi  awal  sebelum
penelitian  tindakan  kelas  ini  dilakukan.  Data  nilai  rata-rata  hasil  belajar  dapat ditunjukkan seperti tabel 10 di bawah ini:
Tabel 4. 7 Nilai Rata-rata ketuntasan Belajar pada siklus I
No Nilai
Daya Serap KKM
Ketuntasan N-gain
Rata-Rata
1
70.5 75
70 47
0,47 Berdasarkan  tabel  di  atas  dapat  dijelaskan  bahwa  nilai  rata-rata  hasil
belajar  yang  diperoleh  adalah  70.5  dengan  nilai  maksimum 90  dan  nilai
minimum 60. Meski secara klasikal belum mencapai tarap “ketuntasan”, jumlah siswa yang sudah mencapai taraf itu sebanyak 29 dari 40 siswa atau ketuntasan
belajar pada siklus ini sebesar 75 , masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas  dan  harus  melakukan  remedial  untuk  kompetensi  dasar  yang  belum
tuntas.    Sedangkan  nilai  N-gain  diperoleh  0,34.  Data  di  atas  dapat  disajikan dalam bentuk gambar grafik diagram batang seperti di bawah ini:
Gambar 4. 8. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Dari    grafik  diatas  jelas  tergambar  bahwa  siswa  telah  berhasil  untuk mencapai ketuntasan hasil belajar dengan baik jika dibandingkan dengan pada
awal  kegiatan  pre  test  dilakukan,  hal  ini  menunjukkan  adanya  peningkatan kompetensi  siswa  dalam  bentuk  pemahaman  terhadap  sejarah  berdirinya
ASEAN.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Siklus  I I   dilaksanakan  dalam  3  kali  pertemuan  yaitu  hari Senin 13  September  2013,  Senin  20  September  2013,  dan  Senin  4  Maret  2013.
Setiap kali pertemuan berlangsung  selama   2 x 40   menit. Subyek penelitian adalah  siswa kelas VI di MI Arrobiatul Adawiyah Kota Tangerang semester
ganjil Tahun Pelajaran 2013 2014 yang berjumlah 40 orang. Pertemuan  kesatu  siklus  II  pada  hari  Senin,  13  September  2013
penelitian tindakan kelas dilakukan selama 2 x 45 menit. Lima menit pertama guru  mengevaluasi  bersama-sama  dengan  siswa  mengenai  hasil  tes  siklus
kesatu. Guru memotivasi beberapa siswa yang belum memperoleh nilai yang bagus.  Sedangkan  terhadap  siswa  yang  memperoleh  nilai  bagus,  guru
memberikan  reward  dalam  bentuk  pujian  atas  prestasi  yang  sudah diperolehnya.  Bagi  siswa  yang  kurang  nilainya  dianjurkan  untuk  mengulang
kembali materi yang belum dikuasai di rumah. 3.
Tindakan pembelajaran Siklus II Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan
pembelajaran  pada  siklus  II.  Tindakan  pada  siklus  II  ini  untuk memperbaiki  dan  menyempurnakan  tindakan  yang  sudah  dilakukan  pada
siklus I. a.
Tahap Perencanaan Pada  tahap  perencanaan  Siklus  II  ini,  peneliti  mempersiapkan
materi  pembelajaran  dengan  tema  Berdirinya  ASEAN  pada  kelas  VI MI  Arobiatul  Adawiyah.  Peneliti  mempersiapkan  soal  pretest
sebanyak  20  soal  pilihan  ganda  yang  akan  diberikan  sebelum pembelajaran  dimulai.  Dengan  soal  pretest  ini    peneliti  dapat
mengetahui  apakah  para  siswa  sudah  mempersiapkan  pelajarannya  di rumah, seperti yang juga dilakukan pada Siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
1
Pendahuluan :
- Menyapa para siswa dan berdoa bersama
- Menjelaskan  mengenai  materi  yang  akan  diajarkan  yaitu
tentang  Berdirinya  ASEAN  pada  kelas  VI  MI  Arobiatul Adawiyah.
- Menjelaskan kepada siswa bahwa akan dilakukan pembelajaran
dengan  metode  Jigsaw  tahap  II  seperti  yang  sebelumnya  telah dilakukan oleh para siswa
- Melakukan  pretest  untuk  melihat  kesiapan  siswa  dalam
menghadapi pembelajaran
2 Kegiatan Inti :
- Guru  membagi  para  siswa  ke  dalam  empat  kelompok,  dua
kelompok terdiri dari 5 siswa, dan dua kelompok lainnya terdiri dari 6 siswa
- Guru  memberikan  waktu  untuk  melakukan  diskusi  mengenai
materi yang sebelumnya telah dijelaskan -
Guru  tetap  memantau  jalannya  diskusi  yang  dilakukan  oleh siswa
- Beberapa kelompok dapat mengajukan pertanyaan kepada guru
apabila menemukan kesulitan -
Para siswa terlihat lebih antusias dalam berdikusi -
Siswa dalam kelompoknya berusaha mempersiapkan jawaban- jawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh guru
- Setelah  waktu  diskusi  kelompok  habis,  guru  melemparkan
beberapa  pertanyaan  yang  jika  tidak  dapat  dijawab  oleh kelompok  tersebut  dapat  dilemparkan  kembali  kepada
kelompok  lainnya.  Di  sini  terlihat  para  siswa  kompak  dan antuasias  dalam  menjawab  pertanyaan-pertanyaan  yang
dilemparkan -
Dalam tahap ini sudah terlihat jauh lebih baik  dari penerapan metode  Jigsaw di siklus I
Kemudian  dilakukanlah  postest,  dimana  postest  ini  diberikan  untuk mengukur sejauh mana pemahaman para siswa terhadap materi pembelajaran
setelah melakukan metode Jigsaw. Dari  hasil  observasi  selama  pertemuan  satu  siklus  II  didapatkan
data aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran yang terdiri dari 30 o r a n g siswa  ya n g   a k t i f   atau  75 ,  sangat antusias   35  orang  siswa  atau  87.5
,  bertanya  26 orang   siswa   atau   65,   ngobrol dengan teman  10 orang siswa  atau  25  ,  dan  berani  mengemukakan  pendapat  sebanyak  28  orang
siswa  atau  70.  Rekapitulasi  data  hasil  pengamatan  aktivitas  siswa  pada kegiatan pembelajaran dapat disajikan seperti pada tabel 11 di bawah ini:
Tabel 4. 8. Hasil Pengamatan Siswa Pelajaran siklus II pertemuan 1
Berdasarkan  data  tersebut  di  atas,  ternyata  pada  siklus  I I menunjukkan  bahwa  aspek  antusiasme  siswa  dalam  upaya  memahami
sejarah  berdirinya  ASEAN  paling  dominan  yaitu  87.5,  jika  dibandingkan pada  siklus  1  aktivitas  ini  mengalami  kenaikan  yang  cukup    signifikan,
sedangkan dalam aspek lain aktivitas siswa juga mengalami kenaikan, seperti siswa  aktif  75,  berani  berpendapat  87,5,  kerjasama  70  kenaikan
ini sudah mencapai nilai  prosentase  rata-rata di atas 70  yaitu dalam  setiap pembelajaran  yang  dikembangkan dalam  penelitian  ini. Aktivitas siswa yang
mengalami penurunan adalah ngobrol dengan teman 25 Dilihat   dari ketepatan  mengumpulkan  tugas  pekerjaan  r um a h  ya n g
di beri k an   oleh  guru  menunjukkan  bahwa  minat,  motivasi  belajar  dan keinginan  u n t u k   b e l aj a r   meningkat,  siswa  sangat  antusias,  siswa  berani
bertanya  dan  berpendapat,  siswa  cepat  memahami,  dan  kerjasama  siswa meningkat  secara  signifikan  sehingga  berdampak  secara  langsung  terhadap
peningkatan  hasil  belajar  siswa  dalam  mata  pelajaran  PKn  pada  pokok bahasan  sejarah  berdirinya  ASEAN.  Ketepatan  mengumpulkan  tugas
ditentukan  melalui  ketepatan  waktu,  yaitu  pada  saat  masuk  kelas  sebelum pembelajaran  dimulai  tugas  harus  sudah  dikumpulkan.  Kesiapan  dalam
mempersiapkan  alat-alat  pembelajaran  baik  buku  maupun    alat  tulis  di  atas meja siswa. Dalam bentuk gambar diagram batang, data tersebut di atas dapat
disajikan seperti di bawah ini : No
Komponen yang diamati Jumlah
Prosentase 1
Berani berpendapat 35
87.5 2
Keaktifan Siswa 30
75 3
Kerjasama 28
70 4
Bertanya 26
65 5
Cepat memahami 10
25
Gambar 4. 9. Grafik Diagram batang hasil pengamatan Aktivitas siswa
Dari grafik diatas terlihat jelas bahwa semua siswa sudah terlibat dalam setiap kelompok untuk melakukan kerja sama baik dalam hal penarapan jigsaw
maupun dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Pertemuan  kedua  siklus  II  yaitu  pada  hari  Senin  20  September  2013
dilakukan  selama  2  x  40  menit.  Kegiatan  inti  yang  dilakukan  adalah  sama seperti  yang  dilakukan  pada  pertemuan  kesatu,  hanya  materi  bergeser
membahas  rangkaian  hambatan.  Dalam  kegiatan  pembelajaran  ini  siswa mengeksplor materi dari pengalaman  yang diperoleh melalui model kooperatif
Jigsaw. Bentuk tes adalah mengerjakan soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20 butir.
Tabel 4. 9. hasil analisis N-Gain Siklus II
No. Nilai Pre Test
Nilai Post Test Nipost-
Nipre Nideal-
Nipre N-Gain
Ket 1
80 85
5 20
0.25 Rendah
2 75
80 5
25 0.2
Rendah 3
60 80
20 40
0.5 Tinggi
4 80
85 5
20 0.25
Rendah 5
70 80
10 30
0.33 Sedang
6 80
90 10
20 0.5
Tinggi 7
60 70
10 40
0.25 Rendah
8 80
90 10
20 0.5
Tinggi 9
80 90
10 20
0.5 Tinggi
10 80
85 5
20 0.25
Rendah 11
65 70
5 35
0.14 Rendah
12 70
80 10
30 0.33
Sedang 13
50 70
20 50
0.4 Tinggi
14 80
85 5
20 0.25
Rendah 15
50 70
20 50
0.4 Tinggi
16 80
85 5
20 0.25
Rendah 17
30 80
50 70
0.71 Tinggi
18 60
80 20
40 0.5
Tinggi 19
70 80
10 30
0.33 Sedang
20 80
85 5
20 0.25
Rendah 21
80 100
20 20
1 Tinggi
22 60
70 10
40 0.25
Rendah 23
70 80
10 30
0.33 Sedang
24 50
80 30
50 0.6
Tinggi 25
60 80
20 40
0.5 Tinggi
26 70
80 10
30 0.33
Sedang 27
50 70
20 50
0.4 Tinggi
28 60
70 10
40 0.25
Rendah 29
70 80
10 30
0.33 Sedang
30 70
100 30
30 1
Tinggi 31
70 80
10 30
0.33 Sedang
32 80
100 20
20 1
Tinggi 33
65 80
15 35
0.42 Tinggi
34 80
100 20
20 1
Tinggi 35
80 90
10 20
0.5 Tinggi
36 70
90 20
30 0.66
Tinggi 37
60 80
20 40
0.5 Tinggi
38 70
90 20
30 0.66
Tinggi 39
70 80
10 30
0.33 Sedang
40 70
90 20
30 0.66
Tinggi Jumlah
2735 3310  575
1265 18.202
Nilai Rata-
rata 68.375
82.75  14.375 31.625
0.455 Rendah
0.275 Sedang
0.2 Tinggi
0.525
Untuk  hasil  belajar  siklus  I    diperoleh  rata-rata  N-Gain  0,27  dengan  kategori rendah,  0,20  dengan  kategori  sedang,  0,52  dengan  kategori  tinggi.  ini  berarti
kemampuan  siswa  dalam  menerapkan  pembelajaran  aktif  metode  Jigsaw  yang digunakan  efektif  dan  signifikan  dalam  meningkatkan  hasil  belajar.  Dengan
demikian  indikator  keberhasilan  penelitian  ini  tercapai  dan  rata-rata  siswa  sudah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum  KKM.
Tabel 4. 10 Nilai Rata-rata dan ketuntasan Belajar pada Siklus II
No  Nilai Rata-rata Daya Serap  KKM
Ketuntasan Prosentase
N-Gain
1 81.3
92 70
100 0,72
Dari  tabel  diatas  diperoleh  nilai  rata-rata  prestasi  hasil  belajar  siswa pada  siklus  ke-dua  ini  adalah    81.3    dengan  ketuntasan  belajarnya  100  atau
ada  40  siswa  sudah  tuntas  belajar.  Hasil  belajar  yang  dicapai  siswa  setelah siklus  ini  menunjukkan  peningkatan  yang  sangat  signifikan,  perolehan  nilai
sangat  baik  jika  dibandingkan  dengan  kondisi  awal  sebelum  penelitian dilakukan dan pada siklus I Secara klasikal sudah  mencapai tarap “ketuntasan”,
jumlah siswa yang sudah mencapai taraf itu sebanyak 100 siswa dari 40  siswa atau  ketuntasan  belajar  pada  siklus  ini  sebesar  100.  Sedangkan  nilai  N-gain
diperoleh 0,53. Dalam  bentuk  gambar  diagram  batang,  data  tersebut  di  atas  dapat
disajikan sperti di bawah ini :
Gambar 4. 10. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Dari  gambar  grafik  diatas  tergambar  jelas  bahwa  nilai  ketuntasan  yang dicapai siswa pada siklus II menunjukkan prosentase 100 artinya bahwa setelah
dilakukan  tindakan  kelas  pada  siklus  kedua  keberhasilan  hasil  belajar menunjukkan  nilai  cukup    signifikan,  jika  dibandingkan  pada  kegiatan  siklus
pertama. Dengan  demikian  adanya  peningkatan  hasil  belajar  siswa  setelah
dilakukan  tindakan  kelas  menunjukkan  adanya  tingkat  keberhasilan  guru  dalam menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  tentang  sejarah
berdirinya ASEAN.
4.3. PEMBAHASAN