BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
2.1. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
2.1.1. Pengertian Metode Jigsaw
Jigsaw  merupakan  metode  pembelajaran  yang  di  arahkan  untuk menyediakan  lingkungan  pembelajaran  kolaborasi  collaborative  learning
environments.
6
Metode  ini  berkembang  dengan  baik  sejak  tahun  1970  oleh seorang ahli pendidikan dari Universitas Texas dan Universitas California, yaitu
E.  Aronson.    Metode  Jigsaw  dikembangkan  oleh  Robert  Slavin  dan  kawan- kawan dari univesitas John Hopkins. Tipikal metode ini adalah tatap muka antar
siswa tanpa dukungan perangkat komputer.
7
Menurut Udo Hinze, et.al., metode jigsaw didefinisikan sebagai: “Jigsaw is one  method  which  makes  the  interdependence  of  group  members  possible,
promotes  interaction  and  cognitive  elaboration,  takes  into  consideration  the principle of the multiple perspectives and contexts as well as the construction of
common  knowledge ”.
8
Jigsaw  adalah  salah  satu  metode  yang  membuat kesalingtergantungan  dari  anggota-anggota  kelompok,  memperkenalkan
interaksi  dan elaborasi  kognitif, mengambil  di  dalam pertimbangan dari prinsip sudut  pandang  ganda  dan  konteks  sebagaimana  yang  terdapat  dalam  bangunan
dari pengetahuan umum. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak  hanya  mempelajari  materi  yang  diberikan,  tetapi  mereka  juga  harus  siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
6
Gallardo,  et.al.,  Supporting  JIGSAW-type  Collaborative  Learning.  Columbia:  Colorado University, 2005, h. 3
7
Robert  A.  Slavin,  Cooperative  Learning:  Teori,  Riset  dan  Praktik,  terjemahan  oleh  Narulita Yusron Bandung: Nusa Media, 2011, h. 236
8
Udi  Hinze,  et.al.,  Jigsaw  Method  in  the  Context  of  CSCL,  Germany:  Jigsaw  Method  in  the Context of CSCL, tt, h. 1
8
Menurut  Anita  Lie,  pembelajaran  dengan  metode  Jigsaw  digambarkan sebagai  berikut:  “siswa  bekerja  dengan  sesama  siswa  dalam  suasana  gotong
royong  dan  mempunyai  banyak  kesempatan  untuk  mengolah  informasi  dan meningkatkan keterampilan berkomun
ikasi”.
9
Para anggota dari kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk  diskusi  tim  ahli  saling  membantu  satu  sama  lain  tentang  topik
pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada  kelompok  asal  untuk  menjelaskan  kepada  anggota  kelompoknya  apa  yang
telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Hamdani  menjelaskan  bahwa  metode  Jigsaw  menggunakan  tenaga  ahli
untuk  menjelaskan kepada kelompok  asalnya. Demikian juga dengan tenaga ahli lainnya bertanggung jawab terhadap materi yang ditugaskan oleh guru.
10
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama  dalam  kelompok  ahli  untuk  berdiskusi  dan  membahas  materi  yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Di sini, peran guru adalah memfasilitasi
dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang  diberikan.  Setelah  pembahasan  selesai,  para  anggota  kelompok  kemudian
kembali  pada  kelompok  asal  dan  mengajarkan  pada  teman  sekelompoknya  apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.
Para  kelompok  ahli  harus  mampu  untuk  membagi  pengetahuan  yang  di dapatkan saat melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut
diterima  oleh  setiap  anggota  pada  kelompok  asal.   Kunci  tipe  Jigsaw  ini  adalah interdependence  setiap  siswa  terhadap  anggota  tim  yang  memberikan  informasi
yang  diperlukan.  Artinya  para  siswa  harus  memiliki  tanggung  jawab  dan  kerja sama  yang  positif  dan  saling  ketergantungan  untuk  mendapatkan  informasi  dan
memecahkan masalah yang diberikan. Bila  dibandingkan  dengan  metode  pembelajaran  tradisional,  model
pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
9
Anita Lie, Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo, 2010, cet.-7, h.69
10
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h. 92
1. Metode  ini  dapat  mendorong  kerjasama  dengan  sesama  teman
kelompoknya. 2.
Pemerataan  penguasaan  materi  dapat  dicapai  dalam  waktu  yang  lebih singkat
3. Metode  pembelajaran  ini  dapat  melatih  siswa  untuk  lebih  aktif  dalam
berbicara dan berpendapat.
11
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan di kelas, yaitu : a.
Siswa  yang  aktif  akan  lebih  mendominasi  diskusi,  dan  cenderung mengontrol  jalannya  diskusi.  Untuk  mengantisipasi  masalah  ini  guru
harus  benar-benar  memperhatikan  jalannya  diskusi.  Guru  harus menekankan  agar  para  anggota  kelompok  menyimak  terlebih  dahulu
penjelasan  dari  tenaga  ahli.  Kemudian  baru  mengajukan  pertanyaan apabila tidak mengerti.
b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami  kesulitan  untuk  menjelaskan  materi  apabila  ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih
tenaga  ahli  secara  tepat,  kemudian  memonitor  kinerja  mereka  dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal
ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
d. Siswa  yang  tidak  terbiasa  berkompetisi  akan  kesulitan  untuk
mengikuti proses pembelajaran.
12
Berdasarkan  beberapa  pendapat  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa metode  Jigsaw  merupakan  suatu  tipe  pembelajaran  kooperatif  yang  terdiri  dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian  materi  belajar  dan  mampu  mengajarkan  materi  tersebut  kepada  anggota
lain dalam kelompoknya, yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa  terhadap  pembelajarannya  sendiri  dan  juga  pembelajaran  orang  lain,
sehingga  siswa  tidak  hanya  mempelajari  materi  yang  diberikan,  tetapi  mereka
11
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h. 92
12
Ibid, h. 92
juga  harus  siap  memberikan  dan  mengajarkan  materi  tersebut  pada  anggota kelompoknya.
2.1.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Jigsaw