Gambar 4. 10. Diagram Batang Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Dari  gambar  grafik  diatas  tergambar  jelas  bahwa  nilai  ketuntasan  yang dicapai siswa pada siklus II menunjukkan prosentase 100 artinya bahwa setelah
dilakukan  tindakan  kelas  pada  siklus  kedua  keberhasilan  hasil  belajar menunjukkan  nilai  cukup    signifikan,  jika  dibandingkan  pada  kegiatan  siklus
pertama. Dengan  demikian  adanya  peningkatan  hasil  belajar  siswa  setelah
dilakukan  tindakan  kelas  menunjukkan  adanya  tingkat  keberhasilan  guru  dalam menerapkan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  tentang  sejarah
berdirinya ASEAN.
4.3. PEMBAHASAN
Berdasarkan  analisis  data  terhadap  pelaksanaan  pembelajaran  dengan metode  Jigsaw  pada  pelajaran  PKn  pokok  bahasan  sejarah  berdirinya
ASEAN,  diperoleh  peningkatan  antusiasme  siswa,  dari  angka  7,5  sampai 62,5.  Ini  terjadi  peningkatan  antusiasme  siswa  yang  sangat  sig nifikan.
Begitu pula dengan pencapaian hasil belajar PKn juga menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pada  Siklus  II,  nampak  terlihat  jelas  bahwa    kondisi  kegiatan  proses  belajar mengajar  tersebut  mengalami  perbaikan,  perubahan,  dan  mengalami  peningkatan
yang  cukup  memuaskan  jika  dibandingkan  dengan  kondisi  awal  pada  Siklus  I. Rekapitulasi  perbadingan  data  hasil  pegamatan  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus  II
terlihat seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 11 Rekapitulasi Aktivitas Siklus I dan Siklus II
No Komponen yang diamati
Siklus I Siklus II
Jml Prosentase
Jml Prosentase
1 Aktif
24 60
30 75
2 Berani berpendapat
12 30
35 87.5
3 Bertanya
8 20
26 65
4 Cepat memahami
20 50
30 75
5 kerjasama
13 32.5
28 70
Dari tabel  di  atas, terlihat  bahwa siswa  yang aktif, antusias, dan bertanya mengalami  kenaikan yang signifikan, dan kenaikan yang paling dominan adalah
berani  berpendapat  dalam  proses  pembelajaran  tentang  materi  sejarah  berdirinya ASEAN  pada  siswa  kelas  VI  di  MI  Arrobiatul  Adawiyah  Kota  Tangerang,
mengalami  kenaikan  yang  sangat  signifikan  yaitu  menjadi  87,5,  hanya komponen  bertanya  yang  mengalami  peningkatan  paling  rendah  yaitu  sebesar
65. Jadi dapat dikatakan bahwa siswa dikategorikan sangat aktif pada siklus II. Artinya  siswa  sudah  mulai  berani  berbicara  dalam  PKn  di  depan  kelas  yang  dia
ekplor sendiri baik dari pengalamannya maupun dalam ekperimen atau percobaan dalam proses pembelajaran.
Kondisi kelas sangat kondusif dengan diterapkannya metode praktik pada alat-alat sederhana pokok bahasan sejarah berdirinya ASEAN kondisi kelas pada
model  pembelajaran  ceramah  dengan  model    pembelajaran  yang    berorientasi pada  guru  teacher  centered  menjadi  pembelajaran  yang  berpusat  kepada  siswa
students  centered.  Dalam  bentuk  diagram  batang,  data  tersebut  dapat  disajikan seperti di bawah ini
Gambar 4. 11. Grafik Perbandingan Aktifitas Siswa  Siklus I dan II
Untuk  menangani  siswa  yang  belum  terbiasa  dalam  belajar  Jigsaw  maka  guru mempraktikkan  diri  sebagai  tim  ahli  dalam  kelompok tertentu.  Kemudian  berpindah  pada
kelompok lain untuk memberikan penjelasan  yang sama sesuai kelompok pertama, begitu seterusnya.  Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa selama siklus I dan siklus II dapat di
buat rekapitulasi perbandingannya sebagai berikut:
Tabel 4. 12. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No  Kriteria Siklus
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata nilai
73.75 81.5
2 Daya serap
72 92
3 Ketuntasan
75 100
Berdasarkan  tabel  di atas rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 7,75 point yaitu dari 73.75  pada siklus I  dan 81.5 pada siklus II.
Kenaikan  nilai  hasil  belajar  siswa  sangat  dipengaruhi  oleh  penguasaan  dan  pemahaman materi,  hal  ini  terjadi  jika  proses  pembelajaran  di  kelas  berhasil.  Dimungkinkan  dalam
proses  pembelajaran  siswa  sudah  terbiasa  untuk  belajar  bersama  secara  berkelompok dengan  menempatkan  satu  orang  yang  paling  pintar  untuk  masing-masing  kelompok.
Faktor  lain  yang  mendukung  keberhasilan  proses  pembelajaran  di  kelas  berhasil  dengan
adanya teman kelompok lain yang lebih tahu untuk menjelaskan materi kepada kelompok yang belum dijelaskan tentang suatu materi. Artinya, setiap perputaran tim ahli kordinator
kelompok kepada kelompok lain memberikan dampak signifikan pada pemahaman siswa tentang  pokok  bahasan  sejarah  berdirinya  ASEAN.  Data  di  atas  akan  lebih  kelihatan
kenaikan prosentasenya dengan grafik diagram batang di bawah ini:
Gambar 4. 12. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Dengan  demikian  maka  dapat  disimpulkan  dari  grafik  batang  di  atas  jelas  terlihat baik  nilai  rata-rata,  daya  serap  serta  ketuntasan  hasil  belajar  telihat  lebih  tinggi  jika
bandingkan antara siklus I dan siklus II, artinya siswa sudah dapat menguasai materi dengan baik.
Model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  yang dilaksanakan pada pokok bahasan  sejarah  berdirinya  ASEAN  ternyata  dapat  menciptakan  suasana  belajar  yang
bergairah dan memotivasi siswa serta memancing kreativitas siswa untuk menguasai materi tersebut  sebaik  mungkin.  Selain  kelebihan  model  pembelajaran  ini  tidak  juga  lepas  dari
beberapa point kelemahan seperti dalam penggunaan waktu yang lebih lama, kesulitan guru mengatur  aktivitas  perputaran  kelompok  untuk  masing-masing  tim  ahli  kordinator
kelompok yang belum berjalan maksimal dan nampak kegaduhan sehingga mengganggu aktivitas  belajar  kelas  lain.  Selain  mengetahui  kemampuan  siswa  juga  guru  harus  lebih
banyak  ide  dan  kreativitasnya  dalam  mengoptimalkan  teman  yang  lebih  cerdas dibandingkan siswa lain melalui belajar kooperatif  atau kolaboratif, hal ini sangat sangat
membantu  siswa  dan  sebagai  daya  tarik  bagi  siswa  dalam  belajar,  terutama  dalam memanfaatkan kecerdasan teman sekelas terhadap siswa lain.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  pengamatan  dan  pembahasan  penelitian,  maka  penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan  metode  Jigsaw  dapat  meningkatkan  hasil  belajar  PKn  pada aspek  sejarah  berdirinya  ASEAN  pada  siswa  kelas  VI  di  MI  Arrobiatul
Adawiyah Kota Tangerang dengan data sebagai berikut : Pada siklus kesatu hasil belajar PKn adalah 73.75 sedangkan pada siklus kedua hasil belajar PKn adalah
81.7  berarti  mengalami  kenaikan  sebesar  7,75  point.  Berdasarkan  hasil pengamatan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Jigsaw  yang  dilaksanakan  pada
pokok bahasan sejarah berdirinya ASEAN ternyata dapat menciptakan suasana belajar yang bergairah dan memotivasi siswa serta memancing kreativitas siswa untuk menguasai materi
tersebut sebaik mungkin. melalui belajar kooperatif  atau kolaboratif, hal ini sangat sangat membantu  siswa  dan  sebagai  daya  tarik  bagi  siswa  dalam  belajar,  daya  serap  serta
ketuntasan hasil belajar telihat lebih tinggi jika bandingkan pada siklus sebelumnya artinya siswa sudah dapat menguasai materi dengan baik.
5.2. Saran-Saran
Berdasarkan  hasil  kesimpulan  dan  uraian  pembahasan  pada  proses pembelajaran  PKn  dengan  menggunakan  metode  Jigsaw  tentang  pokok  bahasan
sejarah  berdirinya  ASEAN  memberikan  hasil  yang  optimal,  maka  disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Disarankan  bagi  guru  untuk  menggunakan  metode  Jigsaw  untuk
memancing  kreativitas  siswa  dalam  menguasai  materi  sebaik  mungkin.  melalui belajar kooperatif atau kolaboratif ini membantu siswa dalam belajar, meningkatkan
daya serap, ketuntasan, serta meningkatkan  hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran PKn.
69