tindakan. Peneliti bersama-sama kolaborator atau partisipan melaksanakan kegiatan sebagaimana yang tertulis dalam skenario. Pemantauan atau monitoring
dilakukan segera setelah kegiatan dimulai on going process monitoring. Catatan semua kajadian dan perubahan yang terjadi perlu dilakukan dengan berbagai alat
dan cara sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Tahap keempat, berdasarkan hasil monitoring dilakukan evaluasi yang dapat
digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan refleksi apakah tujuan yang dirumuskan telah tercapai. Jika belum memuaskan, maka dilakukan revisi atau
modifikasi dan perencanaan ulang untuk memperbaiki tindakan pada siklus sebelumnya. Dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat diasumsikan akan
diperoleh hasil: meningkatkan mutu pembelajaran dan diperoleh model tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa.
3.5. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dinyatakan dengan
menggunakan analisis yang bersifat naratif, sedangkan data kuantitatif dinyatakan dengan angka rata-rata perolehan tes tentang materi mengukur panjang. Kriteria atau ukuran
materi mengukur panjang, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika 85 anak sudah mendapat nilai 70 maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
Apabila target 85 belum tercapai perlu dilakukan refleksi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu dengan mengobservasi kembali. Hal ini dilakukan berulang-
ulang sampai target yang ditentukan tercapai atau sampai titik jenuh siswa. Penentuan keberhasilan pencapaian belajar tentang materi mengukur panjang pun disesuaikan
dengan instrumen-instrumen yang telah ditentukan. Berikut adalah kriteria interval kualifikasi tingkat keberhasilan:
Tabel 3. 2. Kriteria Interval Kualifikasi Tingkat Keberhasilan
Interval Kualifikasi
Kriteria
00,0 – 39,9
Sangat kurang 40,0
– 54,9 Kurang
55,0 – 69,9
Cukup 70,0
– 84,5 Baik
85,0 – 100
Sangat baik
3.6. Data dan Sumber Data
3.6.1. Data Penelitian
Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data kualitatif
diantaranya, kata-kata dan tindakan, sumber tertuls, foto. Dan data kuantitatif berupa data statistik, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
a. Hasil Wawancara dan Catatan Hasil Observasi Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dan catatan
hasil observasi kelas. Selanjutnya melalui foto ataupun rekaman. b.
Dokumen Pendukung Sumber tertulis tidak bisa dipisahkan dari sumber lain. Peneliti
mendapatkan data tersebut berasal dari buku-buku pendukung, leger, daftar nilai, absensi, buku catatan siswa, laporan sekolah semesteran dan
tahunan, arsip sekolah, dokumen pribadi dan dokumen resmi. c.
Foto Peneliti mengambil dokumentasi foto sebagai salah satu bukti telah
melaksanakan penelitian di MI Arrobiatul Adawiyah, Kota Tangerang.
2. Data Kuantitatif
Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data yang diperoleh dari lembar observasi maupun data yang lain dalam membantu kelengkapan
pengumpulan data yang berbentuk angka-angka. a.
Sumber Data Peneliti mencari sumber data melalui informan, kegiatan belajar
mengajar dan dokumen. 1 informan yaitu pengajar yang mengetahui tentang penggunaan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar,
peserta didik dan orang yang dapat memberikan informasi dalam pelaksanaan penelitian ini serta pengajar mata pelajaran PKn di MI
Arrobiatul Adawiyah, khususnya pengajar matematika di kelas 3. 2 proses penggunaan metode Jigsaw yang berlangsung di kelas. 3
dokumen yang
terkait dengan
dengan pembelajaran
yang menggunakan metode Jigsaw, baik itu buku panduan eksperimen,
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, pretest dan post test atau hasil tes, laporan tugas siswa, maupun buku-buku pendukung
lainnya.
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi dua, yaitu: 1.
Instrumen utama Instrumen utama pada penelitian tindakan kelas adalah peneliti sendiri.
Karena penelitilah yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas.
Karena peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian, maka seorang peneliti dalam melaksanakan tindakan kelas harus:
a. Responsif, terhadap berbagai petunjuk baik yang bersifat perorangan
maupun yang bersifat lingkungan. b.
Adaptif, dengan mampu mengumpulkan berbagai informasi mengenai banyak faktor pada tahap yang berbeda-beda secara simultan
c. Menekankan aspek holistik, karena manusialah yang mampu dengan
segera menempatkan dan menyimpulkan kejadian-kejadian. d.
Pengembangan berbasis pengetahuan, hanya peneliti yang dapat berpikir mengungkapkan, menyusun, dan memahami apa yang diteliti
sehingga peneliti benar-benar menyumbangkan kedalaman dan kekayaan kepada penelitian.
e. Memproses dengan segera, peneliti yang mampu segera memproses
data di tempat, membuat generalisasi, di dalam situasi yang sengaja diciptakan.
f. Klarifikasi dan kesimpulan, peneliti juga dapat membuat kesimpulan
di tempat, dan langsung meminta klarifikasi, pembetulan, atau elaborasi kepada subyek yang diteliti.
g. Kesempatan eksplorasi, yakni menguji validitas, dan memahami
penelitian dengan pemahaman yang tinggi dari penelitian biasa.
2. Instrumen pendukung
Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman wawancara dan observasi. Pedoman observasi lapangan dibuat sebagai acuan
menjawab rumusan masalah untuk mengukur keberhasilan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sejarah berdirinya ASEAN.
3.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan judul yang
telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiono bahwa dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan Test dan Non-Test. Teknik pengumpulan data Test adalah melalui test awal pre test, test ini
menunjukkan untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi sebelum diajarkan, dan soal test akhir post test, nilai ini menunjukkan
tingkat pemahaman siswa terhadap materi setelah diajarkan.
Teknik pengumpulan data Non-Test adalah melalui observasi pengamatan, interview wawancara, kuesioner angket, dokumentasi dan gabungan dari
keempatnya.
42
Berdasarkan hal tersebut, agar hasil yang diperoleh dalam penelitian ini benar-benar data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan,
maka prosedur pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan, pencatatan secara sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Peneliti melakukan observasi awal di MI Arrobiatul
Adawiyah, Kota Tangerang Kelas VI untuk mengetahui permasalahan yang muncul di kelas. Observasi selanjutnya dilakukan dengan mencatat
perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan. Metode observasi dilakukan sebagai upaya menggali data sebanyak mungkin. Selain itu
observasi dapat diartikan sebagai pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Tiga fase esensial dalam mengobservasi kelas adalah pertemuan
perencanaan, observasi kelas, dan diskusi balikan.
43
Begitu juga dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga fase dalam mengobservasi kelas,
yaitu: a.
Fase pertemuan perencanaan Dalam pertemuan perencanaan, peneliti menyajikan dan mendiskusikan
rencana pembelajaran dengan guru PKn kelas VI tentang bagaimana penyajian langkah pembelajaran yang dilakukan sebelumnya dan yang akan
dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam menerapkan metode Jigsaw.
b. Observasi Kelas
Observasi kelas dilakukan untuk melihat sejauh mana penggunaan metode Jigsaw berjalan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MI
Arrobiatul Adawiyah, Kota Tangerang. Teknik ini dilakukan secara objektif
42
Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R D, Bandung: CV. Alfabeta, 2005, hh. 62-63
43
Rochiati Wiriaatmadja, op. cit,, h. 106
observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa, dan kegiatan belajar mengajar oleh peneliti.
c. Diskusi Balikan
Dari hasil observasi kelas penelti melakukan diskusi balikan dengan pihak partisipan. Diskusi ini berdasarkan hasil pengamatan atau observasi kelas.
Dimana peneliti dan partisipator mencari kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan catatan lapangan dan didiskusikan langkah berikutnya.
3.6.3.1. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Ada beberapa jenis wawancara dalam bentuk pertanyaan seperti pertanyaan deskriptif, pertanyaan tentang pengalaman, pertanyaan tentang
perilaku, pertanyaan tentang pengetahuan, pertanyaan tentang konstruk, pertanyaan tentang pertentangan satu hal dengan hal lain, pertanyaan tentang
perasaan, pertanyaan tentang inderawi, latar belakang, dan pertanyaan tentang jumlah penduduk.
44
Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, di mana peneliti membawa sedertan pertanyaan kepada informan dan menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian, informan dalam penelitian ini adalah wali kelas, guru bidang studi PKn, siswa kelas VI MI Arrobiatul Adawiyah, Kota Tangerang dan
orang-orang yang terkait dengan penelitian yang dapat memberikan informasi.
44
Louis Cohen, et.al., Research Method in Education, 5
th
Edition London: Taylor Francis e-Library, 2005, h. 276
3.6.3.2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
45
3.7. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan beberapa cara, yaitu: 1.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yng memenfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
dilakukan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif hal tersebut dapat dicapai melalui: 1 membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, 2 membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara
pribadi, 3 membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa
yang dikatakannya
sepanjang waktu,
4 membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan, 5
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 2.
Pengecekan Sejawat. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bbentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keabsahan data.
45
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 132.
3.8. Analisis Data dan Interpretasi Data