dan meraih keuntungan yang langgeng. Dengan demikian, kemauan baik, komitmen, dan kepedulian dunia
usaha untuk menyisihkan dana untuk aktivitas CSR secara berkelanjutan sebenarnya juga akan mendatangkan sejumlah manfaat bagi dunia bisnis
sendiri, yaitu: 1 sebagai investasi sosial yang menjadi sumber keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang, 2 memperkokoh profit dan
kinerja keuangan perusahaan, 3 meningkatnya komitmen, etos kerja, efisiensi dan produktivitas karyawan, 4 menurunnya kerentanan gejolak
sosial dari komunitas sekitarnya karena diperhatikan dan dihargai perusahaan, 5 meningkatnya reputasi dan nilai perusahaan dalam jangka
panjang.
21
G. Implementasi Corporate Social Responsibility CSR
Pelaksanaan program CSR adalah pelibatan perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat
serta calon penerima program CSR. Oleh sebab itu, dalam implementasi program CSR diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin
terlaksananya implementasi program CSR dengan baik. Berikut ini adalah kondisi implementasi CSR:
Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Sebagai contoh implementasi CSR
harus memperoleh persetujuan dan dukungan dari manajemen puncak perusahaan sehingga pelaksanaan CSR didukung sepenuhnya oleh sumber
21
Andreas Lako, Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis Akuntansi, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 89-90.
daya yang dimiliki perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi sumber daya finansial dalam bentuk penyediaan anggaran untuk pelaksanaan CSR,
maupun sumber daya manusia yakni para karyawan perusahaan yang diterjunkan perusahaan untuk melaksanakan program CSR.
Kondisi kedua, yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan implementasi program CSR adalah diterapkannya pola hubungan
relationship diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR.
Kondisi ketiga, adalah adanya pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat
kejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan CSR.
22
H. Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah UMKM
Pendataan jumlah unit usaha UMKM didasarkan pada definisi dan kriteria UMKM sesuai dengan Undang
–Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM. Dalam pasal 1 UU
tersebut, UMKM didefinisikan sebagai berikut: 1.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana
diatur dalam undang –undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
22
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 145-146.