Temuan dan Analisis Data merupakan bentuk temuan dari hasil Penutup

mendefinisikan CSR adalah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. 2 b. European Union mendefinisikan CSR adalah sebuah konsep dengan nama perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan. 3 c. World Bank mendefinisikan CSR adalah suatu komitmen bisnis untuk dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan yang bekerja dengan karyawan, komunitas setempat, dan masyarakat secara luas untuk dapat meningkatkan kualitas hidup, dengan cara- cara yang baik untuk bisnis dan untuk pembangunan. 4 d. CSR Asia mendefinisikan CSR adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. 5 e. Michael Hopkins mendefinisikan CSR adalah berkaitan dengan perlakuan perusahaan terhadap stakeholders baik yang berada 2 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat CSR Corporate Social Responsibility, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 103. 3 Ibid., h. 104. 4 Busyra Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, edisi I, h. 20-21. 5 Agus S. Riyanto, PKBL Ragam Derma Sosial BUMN, Jakarta: Banana Publiser, 2011, h. 39. didalam maupun diluar perusahaan, termasuk lingkungan secara etis atau secara bertanggung jawab, dengan memperlakukan stakeholders dengan cara yang bisa diterimanya. 6 f. Mu’man Nuryana mendefinisikan CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pelaku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelawanan dan kemitraan. 7 Bila dikritisi rumusan dari CSR diatas, maka secara prinsip rumusan WBCSD dengan World Bank sama-sama menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan karyawan, dan masyarakat setempat lokal dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Namun, rumusan World Bank menambahkan penekanan pada kemanfaatan aktivitas CSR bagi usaha dan pembangunan. Sedangkan rumusan European Union hanya menggambarkan CSR sebagai suatu konsep, bagaimana suatu perusahaan berusaha mengintegrasikan aspek sosial dan lingkungan serta stakeholders atas dasar “voluntary” dalam melakukan aktivitas usahanya. Pengintegrasian ini tidak hanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada, tetapi meliputi kerelaan berinvestasi kedalam pengembangan manusia, lingkungan, dan hubungan dengan stakeholders. Dari berbagai rumusan diatas, terlihat bahwa sampai saat ini belum ada kesamaan bahasa dalam merumuskan dan memaknai CSR. Begitu pula 6 Azheri, Corporate Social Responsibility: Dari Voluntary Menjadi Mandatory, h. 26. 7 Ibid., h. 28.