Perdebatan CSR Di Indonesia

keuntungan, peran BUMN adalah juga memberikan bimbingan bantuan secara aktif kepada pengusaha golongan lemah, koperasi dan masyarakat. Selanjutnya, Permen Negara BUMN menjelaskan bahwa sumber dana PKBL berasal dari penyisihan laba bersih perusahaan sebesar 2 yang dapat digunakan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 16 Pentingnya CSR perlu dilandasi oleh kesadaran perusahaan terhadap fakta tentang adanya jurang yang semakin menganga antara kemakmuran dan kemelaratan, baik pada tataran global maupun nasional. Oleh karena itu, diwajibkan atau tidak, CSR harus merupakan komitmen dan kepedulian dari para pelaku bisnis untuk ambil bagian mengurangi nestapa kemanusiaan. Memberi gaji pada karyawan dan membayar pajak pada negara kurang patut dijadikan alasan bahwa perusahaan tidak perlu melaksanakan CSR. Terlebih di Indonesia yang menganut residual welfare state, distribusi pendapatan mengalami distorsi luar biasa. Manfaat pajak sering tidak sampai kepada masyarakat, terutama kelompok lemah dan rentan seperti orang miskin, pekerja sektor informal, kaum perempuan, anak –anak, dan komunitas adat terpencil. Akibatnya, sebagian besar dari mereka hidup tanpa perlindungan sosial yang memadai. 17 16 Edi Suharto, CSR Comdev: Investasi Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 19-21. 17 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat CSR Corporate Social Responsibility, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 106.

D. Tipologi Perusahaan Dalam Menerapkan CSR

Menurut Zaim Saidi dan Hamid Abidin, sedikitnya ada empat model atau pola penerapan CSR di Indonesia: 18 1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya. 2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan –perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua. 3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosialorganisasi non –pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga yang bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain Palang Merah Indonesia PMI, Dompet Dhuafa, Instansi Pemerintah, Universitas, serta Media Massa. 18 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat CSR Corporate Social Responsibility, Bandung: Alfabeta, 2009, h.110. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.

E. Hubungan CSR Dengan Kesejahteraan Sosial 1.

Ilmu Kesejahteraan Sosial a. Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah suatu ilmu yang mencoba mengembangkan pemikiran, strategi, dan teknik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik di level mikro, mezzo, maupun makro. b. Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup kondisi masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial, pemenuhun kebutuhan hidup masyarakat, dan pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang. 19 Dari definisi diatas, terlihat bahwa Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah ilmu yang bersifat terapan, karena itu kajiannya sangat terkait dengan suatu intervensi sosial perubahan sosial terencana yang dilakukan oleh pelaku perubahan change agents terhadap berbagai sasaran perubahan target of change yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok kecil level 19 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial: Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, h. 23. mikro, komunitas dan organisasi level mezzo, dan masyarakat yang lebih luas baik di tingkat kabupatenkota, provinsi, negara maupun tingkat global level makro. Dalam hal ini, CSR merupakan salah satu bidang dari ilmu kesejahteraan sosial dalam bidang pelayanan pekerjaan sosial di bidang industri yaitu melalui model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau model Investasi Sosial Perusahaan. Model ini pada dasarnya menunjuk pada perluasan peran perusahaan yang tidak hanya mengurusi kesejahteraan pegawai dan kebutuhan konsumen saja, melainkan turut pula peduli akan kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan. 20

2. Peran CSR Dalam Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat

Sudah seharusnya terjadi perubahan paradigma perusahaan agar tidak hanya mengedepankan kepentingan memperoleh laba semata –mata, namun juga keberadaan perusahaan mampu memberikan kesejahteraan masyarakat sekitar seiring dengan mendukung adanya good governance. Melakukan kegiatan CSR dapat meningkatkan dampak ekonomi yang menguntungkan perusahaan. Berdasarkan Internasional Business Leaders Forum IBLF dalam Amri dan Sarosa 2008 ada 8 jenis kegiatan CSR yang membantu memperkuat kerekatan sosial, yaitu: a. Membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup, dapat dilakukan misalnya dengan pengembangan usaha –usaha kecil yang berada disekitar lokasi perusahaan. 20 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Pekerjaan Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2005, h. 209-210.