Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Inisiatif penyelenggara CSR di Indonesia pun berhubungan dengan perubahan politik ekonomi pasca Orde Baru. Keran demokratisasi yang
makin terbuka sejak zaman pemerintahan Presiden B.J. Habibie, khususnya berkenaan
dengan kebijakan
desentralisasi yang
menghasilkan undang-undang otonomi daerah, makin mengharuskan perusahaan
mendudukan diri benar-benar sebagai tetangga yang baik terhadap daerah dimana operasinya berlangsung. Bagi sebagian besar perusahaan, dinamika
politik lokal sebagai implikasi kebijakan desentralisasi menghasilkan instabilitas bisnis. Kondisi ini berakibat pada perusahaan harus lebih
banyak mencurahkan sumber dayanya diluar pajak yang rutin dibayarkan.
3
Perkembangan paling mutakhir dari CSR di Indonesia adalah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Pasal 74 Bab V mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan ialah disebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya dibidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
4
Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjalankan kegiatan
usahanya harus melaksanakan kegiatan CSR Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana diatur
dalam undang-undang. Dan pasal tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang pertama kali mewajibkan CSR di dunia ini.
3
Maria R. Nindita Radyati, CSR untuk Pemberdayaan Ekonomi Lokal, Jakarta: Indonesia Business Links, 2008, edisi I, h. xxii-xxiii.
4
Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007
Secara garis besar, ada beberapa lingkup dalam aktivitas yang
mendasari kegiatan CSR. Pertama ialah lingkungan hidup environment,
meliputi: pencegahan semua bentuk polusi, pemanfaatan limbah, daur ulang, pelestarian lingkungan hidup, pencegahan pemanasan global, dan lain-lain.
Kedua ialah efisiensi energi energy efficiency, meliputi: penggunaan
energi alternatif, penghematan energi disemua bidang, atau menyuarakan
kesadaran atas krisis energi. Ketiga ialah sumber daya manusia human
resources ditujukan terutama untuk karyawan perusahaan atas haknya, seperti: pelatihan, gaji yang mencukupi, lingkungan kerja yang sehat dan
aman, jaminan kesehatan atau tunjangan lain, serta hubungan yang
harmonis antara karyawan disemua jenjang manajemen. Keempat ialah
pengembangan masyarakat community development, yaitu aspek ini yang seringkali menjadi perhatian utama perusahaan sebagai bentuk pelayanan
masyarakat baik dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun donasi. Namun sayangnya kurang dibarengi dengan pendidikan moral sehingga
kemandirian masyarakat kurang terbentuk dengan baik. Kelima ialah
kelangsungan hidup sustainability, menjadi isu yang sangat penting karena mencakup pengertian yang luas dan dalam. Perusahaan harus
menunjukkan perhatian dan cara dalam menjaga nilai ekonomi dan sosialnya dalam berusaha memenuhi kepentingan stakeholders-nya.
5
Paradigma agar perusahaan menerapkan CSR semakin lengkap berdasarkan hasil survei yang dilakukan Suprapto dan Siti Adiprigadi
Adiwoso pada tahun 2005 terhadap 375 perusahaan di Jakarta. Hasil survei
5
Unsoed “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,” artikel diakses pada 2 Oktober 2014 dari http:maksi.unsoed.ac.id.
menunjukkan bahwa 166 44,27 perusahaan menyatakan tidak melakukan kegiatan CSR dan 209 55,75 perusahaan melakukan
kegiatan CSR. Sedangkan bentuk CSR yang dilakukan adalah, pertama; kegiatan kekeluargaan 116 perusahaan, kedua; sumbangan pada lembaga
agama 50 perusahaan, ketiga; sumbangan pada yayasan sosial 39 perusahaan, keempat; pengembangan komunitas 4 perusahaan. Survei ini
juga mengungkapkan bahwa CSR yang dilakukan oleh perusahaan amat tergantung kepada keinginan dari pihak manajemen perusahaan. Sedangkan
hasil survei Kompas tentang penerapan penerapan CSR tahun 2007 menunjukkan bahwa kegiatan CSR hanya dilakukan kurang lebih 30 dari
keseluruhan perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dan kegiatannya sendiri lebih terfokus pada kedermawanan philanthropy dan kemurahan
hati charity dalam rangka membantu korban bencana alam.
6
Sementara, hasil penelitian Public Interest Research and Advocacy Center PIRAC
mencatat ada 1.856 kegiatan filantropi selama tahun 2013 yang dilakukan oleh 455 peruahaan. Nilai yang disalurkan perusahaan pada kegiatan
filantropi tersebut mencapai Rp. 8,6 Triliun atau sekitar 718 Miliyar setiap bulannya. Sebagian besar kegiatan CSR adalah berupa pendidikan dan riset,
diikuti dengan kegiatan di bidang kesehatan, pelayanan sosial, penanganan bencana, lingkungan, ekonomi dan seterusnya.
7
Dalam implementasi program CSR, Perum Peruri yang dalam hal ini sebagai salah satu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia
6
Ibid., h. 6-7. 7 PIRAC,
“Trend Filantropi Perusahaan di Indonesia: Potensi Tantangan Pengembangannya”, h. 15.
dibawah naungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN melalui Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:
PER-05MBU2007 Tanggal 27 April 2007 yaitu melaksanakan tugas dan tanggung jawab sosial perusahaan berupa Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PKBL.
8
Program PKBL ini merupakan salah satu bentuk implementasi program CSR yang dilakukan oleh Perum Peruri.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN, dapat membantu percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan cara
mendorong dan mengembangkan pelaku ekonomi tingkat kecil dan menengah yang tangguh dan terciptanya kemitraan antara pengusaha kecil
dan BUMN Program Kemitraan.
9
Sementara, Program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN Program Bina Lingkungan. Perum Peruri merupakan salah satu perusahaan umum yang bergerak
pada bidang percetakan uang negara uang kertas, uang logam, dan kertas berharga non uang yang telah lama berdiri dan tumbuh besar hingga saat
ini. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih oleh Perum Peruri salah satunya ialah pada tanggal 10 Desember 2014 yang lalu meraih
penghargaan sebagai perusahaan BUMN terbaik Bidang Non Keuangan Sektor Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan, serta Nominasi Top
8
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05MBU2007 Tanggal 27 April 2007
9
Studi Dokumentasi Slide Litbang PKBL Perum Peruri
BUMN Non Listed 2014 dari Majalah Investor.
10
Serta salah satu program PKBL yang dijalankan oleh Perum Peruri pernah meraih penghargaan oleh
MURI Museum Rekor Indonesia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi di Perum Percetakan Uang Republik
Indonesia Peruri dengan judul
“Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perum
Percetakan Uang Republik Indonesia ”.
10
Website Perum Peruri http:www.peruri.co.id