Analisis Jalur Path Analize

58 Gambar 4.1 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan Sumber : Output AMOS 16 3. Menganalisis pengaruh BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR Capital Adequecy Ratio. a. Analisis Korelasi Korelasi antara suku bunga BI Rate, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar Kelompok Bank Umum Swasta Nasional dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Korelasi antara BI Rate, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas BI Rate -- Inflasi 0,86 0,00 BI Rate -- JUB -0,23 0,57 Inflasi -- JUB -0,21 0,84 Sumber : data diolah BI_RATE INFLASI JUB .67 CAR .98 KMK .86 -.21 -.23 .53 -.74 -.75 -.15 .97 -.03 .22 e1 e2 59 1 Korelasi antara BI Rate dengan Inflasi Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel BI Rate dan Inflasi sebesar 0,00. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Ha; ρ≠0: Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak Korelasi sebesar 0,86 mempunyai maksud hubungan antara variabel BI Rate dan Inflasi sangat kuat dan berlawanan arah. Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan BI Rate, maka jumlah uang beredar akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,00 0,05 maka telah cukup bukti untuk 60 menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga korelasi signifikan. Fluktuasi suku bunga berhubungan dengan fluktuasi inflasi disebut sebagai efek fisher. Efek fisher merupakan penyesuaian suku bunga nominal terhadap angka inflasi. Ketika bank sentral memutuskan mempercepat peredaran pertumbuhan penawaran uang akan menyebabkan timbulnya inflasi dan suku bunga nominal yang lebih tinggi Mankiw,2001. Kenaikan inflasi biasanya akan diikuti oleh kenaikan suku bunga yang akan diikuti oleh penurunan investasi dan berdampak pada penurunan GDP output. Digunakan angka 0,01 karena hasil perhitungan SPSS memberikan angka signifikansi sebesar 0,01 yang ditandai dengan dua bintang . Standar SPSS antar 0,01 sampai dengan 0,05 Jonathan Sarwo,2007:118 2 Korelasi antara BI Rate dengan jumlah uang beredar Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel BI Rate dan jumlah uang beredar sebesar -0,23. Korelasi sebesar -0,23 mempunyai maksud hubungan antara variabel BI Rate dan jumlah uang beredar sangat lemah dan berlawanan. Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan BI Rate, maka nilai dari jumlah uang beredar akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai 61 probabilitas sebesar 0,57 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga korelasi tidak signifikan. 3 Korelasi antara inflasi dan jumlah uang beredar Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan jumlah uang beredar sebesar -0,21. Korelasi sebesar -0,21 mempunyai maksud hubungan antara variabel inflasi dan jumlah uang beredar sangat lemah dan berlawanan arah. Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan tingkat inflasi, maka dari junlah uang beredar juga akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,84 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga korelasi tidak signifikan. Menurut Boediono 2001:156 inflasi tidak hanya disebabkan oleh jumlah uang beredar yang mengakibatkan permintaan yang lebih kuat dibandingkan penawaran barang demand inflation tetapi juga disebabkan oleh ongkos produksi yang tinggi sehingga harga barang menjadi naik cost inflation. Hal ini terjadi pada saat kenaikan BBM 2002 dan menguatnya nilai Dollar terhadap rupiah yang menyebabkan harga bahan – bahan produksi yang diimpor mengalami kenaikan yang secara dominan mempengaruhi kenaikan inflasi. 62

b. Pengaruh BI Rate, Inflasi dan Jumlah uang beredar terhadap

Capital Adequecy Ratio CAR. Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut: Gambar 4.2 Diagram Jalur Sub Struktur I Sumber : data diolah Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap Capital Adequecy Ratio CAR baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability. Lihat Lampiran. BI_RATE INFLASI JUB CAR .86 -.21 -.23 .53 -.74 -.75 .2 63 Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16 adalah sebagai berikut. Tabel 4.7 Pengaruh antara BI Rate, Inflasi dan Jumlah uang beredar terhadap Capital Adequecy Rario CAR Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square BI Rate -- CAR 0,53 Inflasi -- CAR -0,74 0,668 JUB -- CAR -0,75 Sumber data diolah Untuk melihat pengaruh BI Rate, inflasi dan jumlah uang beredar secara gabungan terhadap Capital Adequecy Ratio CAR, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel khususnya angka R square. Besarnya angka R square r 2 adalah 0,668. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar secara gabungan terhadap CAR dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus berikut: KD = r 2 x 100 KD = 0,668 x 100 KD = 66,8 Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variable BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR secara gabungan adalah 66,8, sedangkan sisanya sebesar 34,2 100- 66,8 dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabel dapat 64 diterangkan dengan menggunakan BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar adalah sebesar 66,8, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 34,2. Untuk melihat besarnya pengaruh BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR, digunakan kolom estimasi pada tabel di bawah ini, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1 Pengaruh antara BI Rate dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR Dengan kriteria sebagai berikut:  Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.  Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0. Artinya, ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR. 65 Besarnya pengaruh BI Rate terhadap CAR sebesar 0,53 atau 53 . BI Rate memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap CAR. Artinya, apabila terjadi kenaikan BI Rate, maka jumlah CAR juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Desi Arisandi, SE 2007 bahwa program rekapitulasi perbankan mampu mengatasi permasalahan modal dan rentabilitas bank yang tercermin dalam rasio CAR dan ROA serta NPL yang berhasil ditekan telah meningkatkan kemampuan bank umum dalam menyalurkan kredit di Indonesia. 2 Pengaruh antara inflasi dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0: Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR Ha; ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0. Artinya, ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR. Besarnya pengaruh inflasi terhadap CAR sebesar -0,74 atau -74 . 66 Inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap CAR. Artinya, apabila Inflasi meningkat, maka CAR akan mengalami meningkat, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Budiawan 2008 yang menyatakan bahwa tingkat kecukupan modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kredit. CAR tinggi memungkinkan modal yang cukup namun belum diikuti pengmanfaatan modal ke dalam aktiva yang menguntungkan . Sehingga hal tersebut memungkinkan bank menyalurkan modalnya ke dalam aktiva berebentuk kredit dan mengurangi adanya idle fund. 3 Pengaruh antara jumlah uang beredar dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0: Tidak ada hubungan linier antara JUB dengan CAR Ha; ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara JUB dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel jumlah uang beredar dengan CAR, dapat melakukan langkah- langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: 67 Ho : Tidak ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR Ha : Ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0. Artinya, ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR. Besarnya pengaruh jumlah uang beredar terhadap CAR sebesar -0,75 atau -75 . Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap CAR. Artinya, apabila jumlah uang beredar mengalami peningkatan maka jumlah CAR juga akan mengalami peningkatan. Menurut Tajur Khalwaty 2000:144 inflasi dapat dikendalikan oleh kebijakan suku bunga dengan melalui jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat, maka bank umum menaikan suku bunga simpanan untuk mendorong investor menanamkan investasinyamodal di bank yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar dibandingkan menginvestasikan modalnya pada sektor – sektor produktif yang memiliki tingkat resiko yang lebih besar, sehingga inflasi dapat dikendalikan. 68 BI_RATE INFLASI JUB CAR .98 KMK .86 -.21 -.23 -.03 .22 e1 e2

c. Pengaruh Variabel BI Rate, inflasi, jumlah uang beredar dan

CAR Terhadap Penawaran Kredit Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut: Gambar 4.3 Diagram Jalur Sub Struktur II Sumber : data diolah Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability. Untuk melihat besarnya 69 pengaruh. Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16 adalah sebagai berikut. Tabel 4.8 Pengaruh antara BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit Sumber : data diolah Untuk melihat pengaruh variabel BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara gabungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini kolom R Square. Besarnya angka R square r 2 adalah sebesar 0,978. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara gabungan adalah 97,8 0,978 x 100, sedangkan sisanya sebesar 2,2 100-97,8 dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variable BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR 97,8, sementara pengaruh 2,2 disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini. Untuk melihat signifiansi pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara parsial, digunakan Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas R Square BI Rate -- KMK -0,15 0,00 Inflasi -- KMK 0,21 0,00 JUB -- KMK 0,97 0,00 CAR -- KMK -0,02 0,42 0,978 70 kolom probabilitas, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh digunakan angka estimasi pada tabel di bawah ini. 1 Pengaruh antara variabel BI Rate terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel BI Rate terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara BI Rate terhadap kredit Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara BI Rate terhadap kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka tidak cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variable BI Rate dengan kredit. Besarnya pengaruh BI Rate terhadap kredit sebesar -0,15. BI Rate memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Menurut samuelson Nordhous 2001:227 tingkat diskonto BI rate digunakan sebagai tanda perubahan kebijakan utama pasar. Tingkat diskonto mengikuti bunga pasar untuk mencegah bank umum mendapatkan untung yang lebih besar dari meminjam dengan tingkat diskonto yang rendah kemudian meminjamkan ke pasar dengan bunga yang lebih tinggi. Artinya, ketika suku bunga diskonto naik maka bank umum akan merespon dengan menaikan suku bunga pembiayaan dan merubah suku bunga simpanan. 71 2 Pengaruh antara variabel inflasi terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel BI Rate terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara inflasi terhadap kredit Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara inflasi terhadap kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka tidak cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variable inflasi dengan kredit. Besarnya pengaruh inflasi terhadap kredit sebesar 0,21. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Fazza 2007 bahwa hasil analisis data menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan kredit perbankan. Sedangkan untuk variabel PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Permintaan Kredit Perbankan. Secara bersama-sama variabel pengaruh Produk Domestik regional Bruto, Suku Bunga, Inflasi dan variabel dummy krisis ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Permintaan Kredit perbankan Pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Sehingga 72 mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi baik dengan menambah variabel atau data-data yang digunakan sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. 3 Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel jumlah uang beredar terhadap kredit, dapat melakukan langkah- langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara jumlah uang beredar terhadap kredit Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara jumlah uang beredar terhadap kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka telah cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, ada hubungan linier antara variabel jumlah uang bereda terhadap penawaran kredit kredit. Besarnya pengaruh jumlah uang beredar terhadap penawaran kredit sebesar 0,97. Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penawaran kredit. Artinya, apabila jumlah uang beredar mengalami peningkatan maka jumlah penawaran kredit juga akan mengalami peningkatan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ersa Zheta 2008. Bahwa jumlah uang beredar terhadap penawaran kredit berpengaruh positif signifikan dimana saat itu jumlah uang 73 yang beredar relatif stabil walaupun sangat kecil dikarenakan kondisi perekonomian saat itu sedikit lebih stabil sehingga berpengaruh baik terhadap kredit di Indonesia. 4 Pengaruh antara variabel CAR terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel inflasi terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho ; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara CAR terhadap kredit Ha; ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara CAR terhadap kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,42 0,05. maka telah cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, ada hubungan linier antara variabel CAR terhadap kredit. Besarnya pengaruh CAR terhadap kredit sebesar -0,02. CAR memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap penawaran kredit. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riset Akuntansi 2010 bahwa CAR X2 memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung t tabel 0,727 1,999 dengan nilai signifikansi 0,470 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak setiap kenaikan volume kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak menjadikan modal bank di bawah ketetapan 8 Bank Indonesia. 74 ROA X3 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume kredit. Besar t hitung t tabel 2,583 1,999 dengan nilai signifikansi 0,012 0,05. Setiap kenaikan return on asset 1 akan diikuti dengan kenaikan volume kredit sebesar 18,3. Menurut Perry Warjiyo 2004, dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR Capital Adequacy Ratio, jumlah kredit macet atau NPLs Non Performing Loans, dan LDR Loan to Deposit Ratio. Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan BI Rate-- CAR 0,53 0,00 Signifikan Inflasi-- CAR -0,74 0,00 Signifikan JUB -- CAR -0,75 0,00 Signifikan BI Rate-- Kredit -0,15 0,00 Signifikan Inflasi-- Kredit 0,21 0,00 Signifikan JUB -- Kredit 0,97 0,00 Signifikan CAR -- Kredit -0,02 0,42 Tidak Signifikan Sumber : data diolah 75

3. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit sebagai berikut Tabel 4.10 Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh BI Rate, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap Capital Adequecy Ratio serta Implikasinya terhadap penawaran Kredit Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan Kelloway Hasil Keteranga n Absolut Fit Y 1 Tidak signifikan Model tidak cocok Df - X 2 df 2 X 2 df 5 2  Over fitting - - RMR 0.05 Fit RMSEA 0.1  good fit 0.05  very good fit 0.01  outstanding fit 0.633 Tidak Fit GFI 0.9 good fit 1 Fit Comparative Fit NFI 0.9 good fit 1 Fit TLI 0.9 good fit - - CFI 0.9 good fit 1 Fit RFI 0.9 good fit - - Parsimonious Fit PNFI 0-1 lebih besar lebih baik Tidak Fit PGFI 0-1 lebih besar lebih baik Tidak Fit Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak terdefinisimaka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini disebabakan dalam model tersebut masih banyak pengaruh antar variabel yang tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming. Analisis Jalur Model Trimming adalah 76 model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila coefisien betanya eksogen tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur panah yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi Cut-Off Value Hasil Uji Indeks Goodness of Fit Kelloway Sebelum Trimming Trimming I Absolut Fit Prob Y 1 Tidak signifikan 0.42 Df 1 2 X 2 df 5 Y 1 df 2 - 0.16 RMR 0.05 0.1  good fit 0.05  very good fit RMSEA 0.01  outstanding fit 0.633 GFI 0.9 good fit 1 1 Comparative Fit NFI 0.9 good fit 1 1 TLI 0.9 good fit - 0.00 CFI 0.9 good fit 1 1 RFI 0.9 good fit - 0.978 Parsimonious Fit PNFI 0-1 lebih besar lebih baik 0.048 PGFI 0-1 lebih besar lebih baik 0.036

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh bi rate, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap capital adequecy ratio dan implikasinya terhadap penawaran kredit modal kerja Bank umum swasta Nasional Periode 2004 s/d 2009

0 5 122

Analisis pengaruh inflasi, DPK dan tingkat suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja : studi kasus pada bank persero

2 38 111

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis dana pihak ketiga, non performing loan, capital adequecy ratio, dan loan to deposit ratio terhadap return on assets serta implikasinya terhadap penyaluran kredit pada Bank persero

1 8 165

Analisis pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar (M2) dan inflasi terhadap jumlah tabungan di Indonesia

6 31 167

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Analisis pengaruh jumlah tabungan, giro dan deposito terhadap jumlah kredit dan jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) : studi kasus pada 10 bank umum devisa nasional

1 9 90

Analisis kurs, jumlah uang beredar, dan suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia periode 2001-2010

1 4 136

Analisis pengaruh tingkat inflasi SBI, jumlah uang beredar, dan tingkat pendapatan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

0 11 115