58
Gambar 4.1 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
Sumber : Output AMOS 16
3. Menganalisis pengaruh BI
Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR
Capital Adequecy Ratio. a. Analisis Korelasi
Korelasi antara suku bunga BI Rate, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar Kelompok Bank Umum Swasta Nasional dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.6
Hasil Korelasi antara BI Rate, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar
Korelasi Antar Variabel Estimasi
Probabilitas BI Rate -- Inflasi
0,86 0,00
BI Rate -- JUB -0,23
0,57 Inflasi -- JUB
-0,21 0,84
Sumber : data diolah
BI_RATE
INFLASI
JUB
.67
CAR
.98
KMK
.86
-.21 -.23
.53 -.74
-.75 -.15
.97 -.03
.22
e1 e2
59 1 Korelasi antara BI Rate dengan Inflasi
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel BI Rate dan Inflasi sebesar 0,00. Untuk menafsirkan
angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah dianggap tidak ada 0,25 – 0,5
: Korelasi cukup kuat 0,5 – 0,75
: Korelasi kuat 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:
Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara
dua variabel. Ha;
ρ≠0: Ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas 0,05 maka Ho diterima
Jika probabilitas 0,05 maka Ho ditolak Korelasi sebesar 0,86 mempunyai maksud hubungan
antara variabel BI Rate dan Inflasi sangat kuat dan berlawanan arah. Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan BI Rate,
maka jumlah uang beredar akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya.
Korelasi dua variabel tersebut mempunyai
probabilitas sebesar 0,00 0,05 maka telah cukup bukti untuk
60 menolak Ho;
ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga korelasi signifikan.
Fluktuasi suku bunga berhubungan dengan fluktuasi inflasi disebut sebagai efek fisher. Efek fisher merupakan
penyesuaian suku bunga nominal terhadap angka inflasi. Ketika bank sentral memutuskan mempercepat peredaran pertumbuhan
penawaran uang akan menyebabkan timbulnya inflasi dan suku bunga nominal yang lebih tinggi Mankiw,2001. Kenaikan inflasi
biasanya akan diikuti oleh kenaikan suku bunga yang akan diikuti oleh penurunan investasi dan berdampak pada penurunan GDP
output. Digunakan angka 0,01 karena hasil perhitungan SPSS
memberikan angka signifikansi sebesar 0,01 yang ditandai dengan dua bintang . Standar SPSS antar 0,01 sampai dengan 0,05
Jonathan Sarwo,2007:118 2 Korelasi antara BI Rate dengan jumlah uang beredar
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel BI Rate dan jumlah uang beredar sebesar -0,23. Korelasi
sebesar -0,23 mempunyai maksud hubungan antara variabel BI Rate dan jumlah uang beredar sangat lemah dan berlawanan.
Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan BI Rate, maka nilai dari jumlah uang beredar akan mengalami penurunan, dan
sebaliknya. Korelasi dua
variabel tersebut mempunyai
61 probabilitas sebesar 0,57 0,05 maka tidak cukup bukti untuk
menolak menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga
korelasi tidak signifikan. 3 Korelasi antara inflasi dan jumlah uang beredar
Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan jumlah uang beredar sebesar -0,21. Korelasi
sebesar -0,21 mempunyai maksud hubungan antara variabel inflasi dan jumlah uang beredar sangat lemah dan berlawanan
arah. Berlawanan arah artinya apabila terjadi kenaikan tingkat inflasi, maka dari junlah uang beredar juga akan mengalami
penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,84 0,05 maka telah cukup
bukti untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠ 0 sehingga
korelasi tidak signifikan. Menurut Boediono 2001:156 inflasi tidak hanya
disebabkan oleh jumlah uang beredar yang mengakibatkan permintaan yang lebih kuat dibandingkan penawaran barang
demand inflation tetapi juga disebabkan oleh ongkos produksi yang tinggi sehingga harga barang menjadi naik cost inflation.
Hal ini terjadi pada saat kenaikan BBM 2002 dan menguatnya nilai Dollar terhadap rupiah yang menyebabkan harga bahan –
bahan produksi yang diimpor mengalami kenaikan yang secara dominan mempengaruhi kenaikan inflasi.
62
b. Pengaruh BI Rate, Inflasi dan Jumlah uang beredar terhadap
Capital Adequecy Ratio CAR.
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Diagram Jalur Sub Struktur I
Sumber : data diolah Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis
pengaruh BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap Capital Adequecy Ratio CAR baik secara simultan maupun secara parsial.
Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya
pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight.
Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability.
Lihat Lampiran.
BI_RATE
INFLASI
JUB CAR
.86
-.21 -.23
.53 -.74
-.75 .2
63 Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.7 Pengaruh antara BI
Rate, Inflasi dan Jumlah uang beredar terhadap Capital Adequecy Rario CAR
Korelasi Antar Variabel Estimasi
Probabilitas R Square
BI Rate -- CAR 0,53
Inflasi -- CAR -0,74
0,668 JUB -- CAR
-0,75 Sumber data diolah
Untuk melihat pengaruh BI Rate, inflasi dan jumlah uang beredar secara gabungan terhadap Capital Adequecy Ratio CAR,
kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel khususnya angka R square.
Besarnya angka R square r
2
adalah 0,668. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel BI Rate,
inflasi, dan jumlah uang beredar secara gabungan terhadap CAR dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan
menggunakan rumus berikut: KD = r
2
x 100 KD = 0,668 x 100
KD = 66,8 Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variable
BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR secara gabungan adalah 66,8, sedangkan sisanya sebesar 34,2 100-
66,8 dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabel dapat
64 diterangkan dengan menggunakan BI Rate, inflasi, dan jumlah uang
beredar adalah sebesar 66,8, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 34,2.
Untuk melihat besarnya pengaruh BI Rate, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap CAR, digunakan kolom estimasi pada
tabel di bawah ini, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.
1 Pengaruh antara BI Rate dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara BI Rate
dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho;
ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR
Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR
Dengan kriteria sebagai berikut: Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka
telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠
0. Artinya, ada hubungan linier antara BI Rate dengan CAR.
65 Besarnya pengaruh BI Rate terhadap CAR sebesar 0,53 atau 53
. BI Rate memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap CAR. Artinya, apabila terjadi kenaikan BI Rate, maka jumlah CAR juga akan mengalami kenaikan, begitu juga
sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Desi Arisandi, SE 2007 bahwa program rekapitulasi perbankan
mampu mengatasi permasalahan modal dan rentabilitas bank yang tercermin dalam rasio CAR dan ROA serta NPL yang
berhasil ditekan telah meningkatkan kemampuan bank umum dalam menyalurkan kredit di Indonesia.
2 Pengaruh antara inflasi dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi
dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho;
ρ = 0: Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR Ha;
ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka
telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠
0. Artinya, ada hubungan linier antara inflasi dengan CAR. Besarnya pengaruh inflasi terhadap CAR sebesar -0,74 atau -74
.
66 Inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
CAR. Artinya, apabila Inflasi meningkat, maka CAR akan mengalami meningkat, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Budiawan 2008 yang menyatakan bahwa tingkat kecukupan modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kredit. CAR tinggi memungkinkan modal yang cukup namun belum diikuti
pengmanfaatan modal ke dalam aktiva yang menguntungkan . Sehingga hal tersebut memungkinkan bank menyalurkan
modalnya ke dalam aktiva berebentuk kredit dan mengurangi adanya idle fund.
3 Pengaruh antara jumlah uang beredar dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara jumlah
uang beredar dengan CAR, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho;
ρ = 0: Tidak ada hubungan linier antara JUB dengan CAR Ha;
ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara JUB dengan CAR Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
jumlah uang beredar dengan CAR, dapat melakukan langkah- langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis:
67 Ho :
Tidak ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR
Ha : Ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan
CAR Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka
telah cukup data untuk menolak Ho; ρ = 0 dan menerima Ha; ρ ≠
0. Artinya, ada hubungan linier antara jumlah uang beredar dengan CAR. Besarnya pengaruh jumlah uang beredar terhadap
CAR sebesar -0,75 atau -75 . Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap CAR. Artinya, apabila jumlah uang beredar mengalami peningkatan maka jumlah CAR juga akan mengalami
peningkatan. Menurut Tajur Khalwaty 2000:144 inflasi dapat dikendalikan oleh kebijakan suku bunga dengan melalui jumlah
uang beredar. Ketika jumlah uang beredar di masyarakat meningkat, maka bank umum menaikan suku bunga simpanan
untuk mendorong investor menanamkan investasinyamodal di bank yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar
dibandingkan menginvestasikan modalnya pada sektor – sektor produktif yang memiliki tingkat resiko yang lebih besar,
sehingga inflasi dapat dikendalikan.
68
BI_RATE
INFLASI
JUB CAR
.98
KMK
.86
-.21 -.23
-.03 .22
e1 e2
c. Pengaruh Variabel BI Rate, inflasi, jumlah uang beredar dan
CAR Terhadap Penawaran Kredit
Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3
Diagram Jalur Sub Struktur II
Sumber : data diolah
Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap
penawaran kredit baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom
estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka
estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di
tabel Regression Weight kolom Probability. Untuk melihat besarnya
69 pengaruh. Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan
AMOS 16 adalah sebagai berikut.
Tabel 4.8 Pengaruh antara BI
Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit
Sumber : data diolah Untuk melihat pengaruh variabel BI Rate, Inflasi, Jumlah uang
beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara gabungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini kolom R Square.
Besarnya angka R square r
2
adalah sebesar 0,978. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang
beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara gabungan adalah 97,8 0,978 x 100, sedangkan sisanya sebesar 2,2 100-97,8
dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variable BI Rate, Inflasi,
Jumlah uang beredar dan CAR 97,8, sementara pengaruh 2,2 disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.
Untuk melihat signifiansi pengaruh BI Rate, Inflasi, Jumlah uang beredar dan CAR terhadap penawaran kredit secara parsial, digunakan
Korelasi Antar Variabel Estimasi
Probabilitas R Square
BI Rate -- KMK -0,15
0,00 Inflasi -- KMK
0,21 0,00
JUB -- KMK 0,97
0,00 CAR -- KMK
-0,02 0,42
0,978
70 kolom probabilitas, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh
digunakan angka estimasi pada tabel di bawah ini. 1 Pengaruh antara variabel BI Rate terhadap kredit
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel BI Rate terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis:
Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara BI Rate terhadap kredit
Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara BI Rate terhadap kredit
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka tidak cukup data untuk menolak Ho;
ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variable BI Rate dengan
kredit. Besarnya pengaruh BI Rate terhadap kredit sebesar -0,15. BI Rate memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap penawaran kredit. Menurut samuelson Nordhous 2001:227 tingkat diskonto BI rate digunakan sebagai tanda
perubahan kebijakan utama pasar. Tingkat diskonto mengikuti bunga pasar untuk mencegah bank umum mendapatkan untung yang lebih
besar dari meminjam dengan tingkat diskonto yang rendah kemudian meminjamkan ke pasar dengan bunga yang lebih tinggi. Artinya,
ketika suku bunga diskonto naik maka bank umum akan merespon dengan menaikan suku bunga pembiayaan dan merubah suku bunga
simpanan.
71 2 Pengaruh antara variabel inflasi terhadap kredit
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel BI Rate terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis:
Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara inflasi terhadap kredit
Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara inflasi terhadap kredit
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka tidak cukup data untuk menolak Ho;
ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variable inflasi dengan
kredit. Besarnya pengaruh inflasi terhadap kredit sebesar 0,21. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap penawaran kredit. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Fazza 2007 bahwa hasil analisis data
menunjukkan bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Permintaan kredit perbankan. Sedangkan untuk
variabel PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Permintaan Kredit Perbankan. Secara bersama-sama variabel
pengaruh Produk Domestik regional Bruto, Suku Bunga, Inflasi dan variabel dummy krisis ekonomi berpengaruh signifikan terhadap
Permintaan Kredit perbankan Pada Bank Umum di Propinsi Jawa Tengah. Untuk pengujian terhadap uji asumsi klasik tidak terdapat
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Sehingga
72 mengharapkan kepada peneliti lain yang sejenis untuk melengkapi
baik dengan menambah variabel atau data-data yang digunakan sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
3 Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
jumlah uang beredar terhadap kredit, dapat melakukan langkah- langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho;
ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara jumlah uang beredar terhadap kredit
Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan linier antara jumlah uang beredar terhadap
kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,00 0,05. maka
telah cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel jumlah uang bereda terhadap penawaran kredit kredit. Besarnya pengaruh jumlah uang
beredar terhadap penawaran kredit sebesar 0,97. Jumlah uang beredar memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penawaran kredit. Artinya, apabila jumlah uang beredar mengalami peningkatan maka jumlah penawaran kredit juga
akan mengalami peningkatan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Ersa Zheta 2008. Bahwa jumlah uang beredar terhadap penawaran
kredit berpengaruh positif signifikan dimana saat itu jumlah uang
73 yang beredar relatif stabil walaupun sangat kecil dikarenakan kondisi
perekonomian saat itu sedikit lebih stabil sehingga berpengaruh baik terhadap kredit di Indonesia.
4 Pengaruh antara variabel CAR terhadap kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel
inflasi terhadap kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Ketentuan Hipotesis: Ho ;
ρ = 0 : Tidak ada hubungan linier antara CAR terhadap kredit Ha;
ρ ≠ 0: Ada hubungan linier antara CAR terhadap kredit Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,42 0,05. maka
telah cukup data untuk menolak Ho; ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel CAR terhadap kredit. Besarnya pengaruh CAR terhadap kredit sebesar -0,02.
CAR memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap penawaran kredit. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Riset Akuntansi 2010 bahwa CAR X2 memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume kredit. Besar
t hitung t tabel 0,727 1,999 dengan nilai signifikansi 0,470 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa tidak setiap kenaikan volume
kredit akan diikuti oleh kenaikan modal, dimana bank tetap dapat meningkatkan kredit selama peningkatan kredit tersebut tidak
menjadikan modal bank di bawah ketetapan 8 Bank Indonesia.
74 ROA X3 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
volume kredit. Besar t hitung t tabel 2,583 1,999 dengan nilai signifikansi 0,012 0,05. Setiap kenaikan return on asset 1 akan
diikuti dengan kenaikan volume kredit sebesar 18,3. Menurut Perry Warjiyo 2004, dalam kenyataannya perilaku penawaran
kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga
dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR Capital
Adequacy Ratio, jumlah kredit macet atau NPLs Non Performing Loans, dan LDR Loan to Deposit Ratio.
Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
Pengaruh Variabel Estimasi
Probabilitas Kesimpulan
BI Rate-- CAR 0,53
0,00 Signifikan
Inflasi-- CAR -0,74
0,00 Signifikan
JUB -- CAR -0,75
0,00 Signifikan
BI Rate-- Kredit -0,15
0,00 Signifikan
Inflasi-- Kredit 0,21
0,00 Signifikan
JUB -- Kredit 0,97
0,00 Signifikan
CAR -- Kredit -0,02
0,42 Tidak Signifikan
Sumber : data diolah
75
3. Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit
Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit sebagai
berikut
Tabel 4.10 Hasil Uji
Goodness of Fit Pengaruh BI Rate, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap
Capital Adequecy Ratio serta Implikasinya terhadap penawaran Kredit
Laporan Statistik
Nilai yang Direkomendasikan
Kelloway Hasil
Keteranga n
Absolut Fit
Y
1
Tidak signifikan Model tidak
cocok Df
- X
2
df 2 X
2
df 5 2 Over fitting
- -
RMR 0.05
Fit RMSEA
0.1 good fit 0.05 very good fit
0.01 outstanding fit 0.633
Tidak Fit GFI
0.9 good fit 1
Fit
Comparative Fit
NFI 0.9 good fit
1 Fit
TLI 0.9 good fit
- -
CFI 0.9 good fit
1 Fit
RFI 0.9 good fit
- -
Parsimonious Fit
PNFI 0-1 lebih besar lebih baik
Tidak Fit PGFI
0-1 lebih besar lebih baik Tidak Fit
Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak terdefinisimaka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini
disebabakan dalam model tersebut masih banyak pengaruh antar variabel yang tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan
analisis jalur model trimming. Analisis Jalur Model Trimming adalah
76 model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila
coefisien betanya eksogen tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur panah yang memiliki koefisien betanya
tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji
Goodness of Fit Setelah Modifikasi
Cut-Off Value Hasil Uji
Indeks Goodness of Fit
Kelloway
Sebelum Trimming
Trimming I
Absolut Fit
Prob Y
1
Tidak signifikan 0.42
Df 1
2 X
2
df 5 Y
1
df 2
- 0.16
RMR 0.05
0.1 good fit 0.05 very good
fit
RMSEA
0.01 outstanding fit
0.633
GFI 0.9 good fit
1 1
Comparative Fit
NFI 0.9 good fit
1 1
TLI 0.9 good fit
- 0.00
CFI 0.9 good fit
1 1
RFI 0.9 good fit
- 0.978
Parsimonious Fit
PNFI 0-1 lebih besar
lebih baik 0.048
PGFI 0-1 lebih besar
lebih baik 0.036