Lembaga Keuangan 1. Pengertian Lembaga Keuangan

9 masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat terutama dalam membiayai investasi pembangunan.Abdullah: 2008. Menurut Ahmad Rodoni 2007 lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Lembaga Keuangan Depositori Lembaga keuangan depositori bank mendapatkan dana yang bersumber langsung dari masyarakat unit surplus dalam bentuk simpanan yaitu tabungan, giro, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Unit surplus dapat berupa perusahaan, pemerintah, rumah tangga dan orang asing yang memiliki kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga keuangan depositori bank merupakan komponen penting dari penawaran uang money supply. Yang termasuk depositori antara lain: Commercial Bank, Saving and Loan Associations SLs, Mutual Saving Banks dan Credit Unions. b. Lembaga Keuangan Non-Depositori Lembaga keuangan non-depositori bukan bank ini dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, bersifat kontraktual contractual institutions yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan dana untuk memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian, misalnya perusahaan asuransi dan dana pensiun. Kedua, lembaga keuangan investasi investment institutions yaitu lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan investasi di pasar 10 uang dan pasar modal, misalnya perusahaan efek dan reksadana. Dan yang ketiga adalah tidak termasuk dalam kelompok kontraktual dan investasi yaitu perusahaan modal ventura venture capital dan perusahaan pembiayaan finance company, yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha leasing, anjak piutang faktoring, pembiayaan konsumen consumer company dan kartu kredit credit card.

B. BI Rate

1. Pengertian

Bi rate merupakan suku bunga dengan tenor 1 bulan yang diumumkan oleh bank Indonesia secara periodic yang berfungsi sebagai sinyal stance kebijakan moneter. Secara sederhana, BI rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang diinginkan bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi.Bank Indonesia:2006. Bi rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga BI diharapkan mempengaruhi PUAB, suku bunga simpanan, dan suku bunga lainnya dalam jangka panjang. Sasaran akhir suatu kebijakan moneter dalam arti luas mencangkup stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, keseimbangan neraca pembayaran, stabilitas financial market, dan stabilitas pasar valutaa asing. Secara ideal, semua sasaran 11 tersebut dapat dicapai secara bersama – sama. Namun pada kenyataanya, di Indonesia seringkali mengandung unsur – unsur yang kontradiktif. Misalnya, usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja pada umumnya dapat berdampak negative terhadap kestabilan harga dan neraca pembayaran. Menyadari hal ini, BI memfokuskan sasaran kebijakan moneternya pada stabilitas nilai rupiah, yang dicapai melalui stabilitas harga inflasi dan stabilitas nilai tukar. Untuk mencapai sasaran akhir tersebut, maka diperlukan suatu respon kebijakan untuk mengendalikan situasi moneter dan pasar keuangan agar tetap berada di koridor yang diinginkan. Respon kebijakan yang dimaksud dinyatakan dalam kenaikan, penurunan atau tidak berubahnya BI rate, sebagai sinyal kebijakan moneter untuk mengarahkan dan mempengaruhi suku bunga yang berlaku dipasar keuangan. Arah kebijakan moneter secara konsisten ditunjukan untuk mencapai sasaran inflasi jangka menengah yang rendah dan stabil inflation targeting, yang ditetapkan oleh pemerintah setelah berkordinasi dengan Bank Indonesia.

2. Penetapan BI Rate

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh bi rate, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap capital adequecy ratio dan implikasinya terhadap penawaran kredit modal kerja Bank umum swasta Nasional Periode 2004 s/d 2009

0 5 122

Analisis pengaruh inflasi, DPK dan tingkat suku bunga kredit modal kerja terhadap posisi kredit modal kerja : studi kasus pada bank persero

2 38 111

Analisis pengaruh nilai tukar, kridit, suku bunga SBI, Inflasi dan investasi terhadap jumlah uang beredar (m2) di Indonesia

0 3 157

Analisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dan Dollar Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap dana pihak ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah pada perbankan Syariah di Indonesia

0 13 137

Analisis dana pihak ketiga, non performing loan, capital adequecy ratio, dan loan to deposit ratio terhadap return on assets serta implikasinya terhadap penyaluran kredit pada Bank persero

1 8 165

Analisis pengaruh pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar (M2) dan inflasi terhadap jumlah tabungan di Indonesia

6 31 167

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Analisis pengaruh jumlah tabungan, giro dan deposito terhadap jumlah kredit dan jumlah sertifikat bank Indonesia (SBI) : studi kasus pada 10 bank umum devisa nasional

1 9 90

Analisis kurs, jumlah uang beredar, dan suku bunga SBI terhadap inflasi di Indonesia periode 2001-2010

1 4 136

Analisis pengaruh tingkat inflasi SBI, jumlah uang beredar, dan tingkat pendapatan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika

0 11 115