Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
36 Regresi dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang
diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness of-fit dihitung. Model terbaik dipilih
berdasarkan nilai goodness of fit. Imam Ghozali, 2008:21. Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis
regresi berganda dan bivariate. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus
sehingga memungkinkan pengujian terhadap variabel mediatingintervening atau variabel antara. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur
hubungan langsung antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model. Hubungan langsung antara variabel
eksogen terhadap variabel dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
endogen melalui variabel intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan hubungan langsung dan tidak langsung. Imam
ghozali, 2008:93. Dilihat dari paradigma penelitian, maka dapat diperoleh 2 dua
substruktur linier sebagai berikut:
37 Sub struktur I :
Gambar 3.1 Hubungan Kausal X
1
, X
2
, X
3
terhadap Y
Bila dirumuskan kedalam persamaan matematis akan didapat model sebagai berikut:
Y
1
= ρYX
1
+ ρYX
2
+ Y ρX
3
+
2
Keterangan : X
1
= BI Rate X
2
= Inflasi X
3
= Jumlah uang beredar
2
=
Residual Error
X1
X2
X3 Y
e1
1
38 Sub struktur II :
Gambar 3.2 Hubungan Kausal X
1
, X
2
, X
3
terhadap z
Bila dirumuskan kedalam persamaan matematis akan didapat model sebagai berikut:
Y
1
= ρZX
1
+ ρZX
2
+ ρZX
3
+
2
Keterangan : X
1
= BI Rate Y
1
= CAR X
2
= Inflasi X
3
= Jumlah uang beredar
2
= Residual Error
Hair et. al 1998 dalam Imam Ghozali 2008:61 mengajukan tahapan pemodelan dan analisis persamaan structural menjadi 7 tujuh
langkah yaitu: Langkah 1: Pengembangan Model Berdasar Teori
Model persamaan structural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan
variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat seperti ditemukan dalam proses fisik seperti dalam riset perilaku yaitu alas
an seseorang membeli produk tertentu. Kuatnya hubungan kausalitas antara
X1
X2
X3 Y
Z e1
1
e2
1
39 dua variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode
analisis yang dia pilih, tetapi terletak pada justifikasi pembenaran secara teoritis untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan antar variable
dalam model merupakan dedukasi dari teori. Langkah 2 dan 3: Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang
perlu dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar model konstruk laten baik endogen maupun eksogen dan menyusun
measurement model yaitu menghubungkan konstrak laten endogen atau eksogen dengan variabel indikator atau manifest.
Langkah 4: Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan
Model persamaan strukturak berbeda dari teknik analisis multivariate lainnya,
SEM hanya
menggunakan data
input berupa
matrik variankovariabn atau matrik korelasi. Data mentah obesrvasi individu dapat
dimasukkan dalam program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis
terhadap data outlier harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung. Teknik estimasi model persamaan structural pada awalnya
dilakukanb dengan ordinary least square OLS regression, tetapi teknik ini mulai digantikan oleh Maximum Likelihood Estimation ML yang lebih
efisien dan unbiased jika asumsi normalitas multivariate dipenuhi. Teknik
40 ML sekarang digunakan oleh banyak program komputer. Namun demikian
teknik ML sangat sensitif terhadap non-normalitas data sehingga diciptakan teknik estimasi lain seperti weight least square WLS, generalized least
square GLS dan asymptotivally distribution free ADF. Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model Struktural
Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini
berkaitan dengan masalah identifikasi model structural. Problem identifikasi adalah ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique
estimate. Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi: 1 adanya nilai standar error yang
bvesar untuk satu atau lebih koefisien, 2 ketidakmampuan program untuk invert information matrix, 3 nilai estimasi yang tidak mungkin misalkan
error variance yang negatif , 4 adanya nilai korelasi yang tinggi 0,90 antar koefisien estimasi.
Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit Salah satu tujuan dari Analisis Jalur adalah menentukan apakah
model planusible masuk akal atau fit. Suatu model penelitian dikatakan baik, apabila memiliki model fit yang baik pula. Tingkat kesesuaian model
dalam buku Imam Ghozali 2008 terdiri dari: 1. Absolute Fit Measure
Absolute fit measure mengukur model fit secara keseluruhan baik model strultural maupun model pengukuran secara bersamaan.
41 a.
LikeliHood-Ratio Chi-Square Statistic Ukuran fundamental dari overall fit adalah likeliHood-ratio
chi-square
2
. Nilai chi-square yang tinggi relative terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau
korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas p akan menghasilkan nilai
probabilitas p yang lebih besar dari tingkat signifikansi dan ini
menunjukkan bahwa input matrik kovariab abtara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan. Dalam hal
ini peneliti harus mencari nilai chi-square yang tidak signifikan p 0.05 karena mengharapkan bahwa model yang diusulkan cocok atau
fit dengan data observasi b. CMINDF
Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan ratio ukuran ini
untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et. Al 1977 dalam Imam GHozali 2008 nilai ratio 5 lima atau kurang dari lima merupakan
ukuran yang reasonable. Peniliti lainnya seperti Byrne 1988 mengusulkan nilai ratio ini 2 merupakan ukuran fit.
c. Goodness of Fit Index GFI Goodness of Fit Index GFI dikembangkan oleh Joreskog
dan Sorbon 1984 yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar 0 poor fit sampai 1 perfect fit. Nilai GFI tinggi
42 menunjukkan fit yang lebih baik dan berapa nilai GFI dapat diterima
sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti menganjurkan nilai di atas 90 sebagai ukuran good fit.
d. Root Mean Square Erorrs of Approximation RMSEA Root mean square error of approximination RMSEA
merupakan ukuran yang mencoba memperbaikia kecenderungan statistic chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang
besar. Nilai RMSEA antara 0,05 sampai 0,08 merupakan ukuran yang dapat diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji
model konfitmatori atau competing model strategy dengan jumlah sampel besar.
2. Incremental Fit Measures Incremental fit measures membandingkan proposed model
dengan baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan model realistic dimana model-model yang lain harus
diatasnya. a. Adjusted Goodness of Fit Indes AGFI
Adjusted Goodnbess of Fit Index AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of
freedom untuk propsed model dengan degree of freedom untuk null model. Nilai yang direkomendasikan adalah
0,90.
43 b. Tucker-Lewis Index TLI
Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index NNFI. Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi
analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi
antara proposal model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. Nilai TLI yang direkomemdasikan adalah
0,90. c. Normed Fit Index NFI
Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 no
fit at all sampai 1.0 perfect fit. Seperti halnya TLI tidak ada nilai absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya
direkomendasikan 0,90.
3. Parsimony Fit Measures Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan
sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnose apakah model fit telah
tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien. Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap nilai R
2
didalam multiple regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistic yang
tersedia maka penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model.
44 a. Parsimony Goodness of Fit Index PGFI
Parsimonious goodness-of-fit index PGFI memodifikasi GFI atas dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar
antara 0 sampai 1.0 debngan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih parsimony.
b. Parsimony Normed Fit Index PNFI Parsimonious normal fit index PNFI merupakan modifikasi
dari NFI. PNFI memasukkan jumlahb degree of freedom yang digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI
semakin baik. Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk membandingkan model dengan degree of freedom yang berbeda.
Digunakan untuk membandingkan model alternative sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima.
Namun demikian jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0,60 sampai 0,90 menunjukkan adanya perbedaan model yang
signifikan.
45
Tabel 3.1 Standar Penilaian Kesesuaian Fit
Nilai yang Direkomendasikan Imam Ghozali 2008
Laporan Statistik
Cut of value Keterangan
Absolut Fit
Probabilitas
2
Tidak signifikan p 0.05 Model yang diusulkan
cocokfit dengan data observasi
2
df 5
2 - Ukuran yang reasonable
- Ukuran fit
RMSEA 0.1
0.05 0.01
0.05
x 0.08 - good fit
- very good fit - outstanding fit
- reasonable fit
GFI 0.9
good fit
Incremental Fit
AGFI 0.9
good fit TLI
0.9 good fit
NFI 0.9
good fit
Parsimonious Fit
PNFI 0-1.0
lebih besar lebih baik PGFI
0-1.0 lebih besar lebih baik
Sumber : Imam Ghozali, 2008 Langkah 7 : Interpretasi dan Modifikasi Model
Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki
penjelasan teoritis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi,
maka model tersebut harus di cross-validated diestimasi dengan data terpisah sebelum model modifikasi diterima.
46