Pengendalian Resiko Paparan Bahan Kimia

memberikan efek iritasi kulit dan merusak lapisan asam kulit sehingga bakteri dapat tumbuh dengan subur. 2. Berdasarkan penelitian Prasari Sotya di Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dr Sardjito Yogyakarta Tahun 2005-2006, tiga alergen standar yang paling sering memberikan hasil pact test positif adalah fragrance mix, N-isopropyl-N-phenyl para phenylenediamine dan paraben mix.

2.4 Pengendalian Resiko Paparan Bahan Kimia

Program perduli kesehatan kulit sebagai upaya pengendalian resiko paparan bahan kimia. Paparan bahan kimia dapat terjadi akut maupun kronik, efek akut pada kesehatan terjadi karena kontak dengan kulit berupa luka bakar, kemerahan, ekskoriasi sampai rusaknya jaringan lunak. Bila penyakit dermatitis kontak pada pekerja terjadi, umumnya tidak ada pengobatan yang spesifik untuk menyembuhkannya. Penyakit akan berulang karena pekerja berkontak dengan zat yang menimbulkan dermatitis semakin lama semakin sering, sehingga penyakit tersebut semakit berat. Terjadinya dermatitis kontak alergi memerlukan waktu yang lama sesuai proses sensitisasi bahan alergen SHARP, 1999. Usaha pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dalam menganggulangi penyakit dermatitis kontak. Pihak managemen harus mengidentifikasi potensial bahaya, termasuk masalah bahan kimia yang digunakan dan pengaruhnya terhadap pekerja untuk mengurangi pekerja untuk mengurangi resiko yang mungkin timbul dikemudian hari SHARP, 1999. Usaha pencegahan dilaksanankan dengan cara pengendalian teknis, administratif maupun perubahan perilaku pekerja melalui program perduli kulit skin care program, yaitu dengan cara sebagai berikut SHARP, 1999 : 1. Membuat lingkungan mempunyai suhu, kelembaban yang sesuai melalui penerapan ventilasi udara yang memenuhi standar. 2. Memperbaiki teknik proses analisis sesuai prosedur yang lebih efisien dan efektif, misalnya substitusi bahan kimia. 3. Menerapkan alat exhaust atau inhaust udara di beberapa titik lokasi kerja. 4. Memonitor secara berkala suhu, kelembaban dan sirkulasi udara di dalam lingkungan kerja. 5. Memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan, pakaian laboratoruim yang tertutup atau berlengan panjang, sepatu boots dan masker. 6. Rekrutmen pekerja secara selektif untuk mengetahui riwayat atopi pekerja atau keluarga pekerja. 7. Penyuluhan kesehatan bagi pekerja sehingga mampu menjaga kebersihan pribadi dan melakukan upaya pencegahan pribadi.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Dermatitis Kontak