Jenis Kelamin dengan Kejadian Dermatitis Kontak Personal Hygiene dengan Kejadian Dermatitis Kontak

adalah 20.42 tahun dengan standar deviasi sebesar 2.730. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0.008, yang artinya pada α 5 ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia tahun 2011.

c. Jenis Kelamin dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Berdasarkan tabel 5.9 pekerja yang berjenis kelamin perempuan dan menderita dermatitis kontak sebesar 36,7 11 dari 30 pekerja sedangkan pekerja yang berjenis kelamin laki-laki dan menderita dermatitis kontak sebesar 65 13 dari 20 pekerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0.094, yang artinya pada α 5 tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia tahun 2011. d. Riwayat Penyakit Kulit dengan Kejadian Dermatitis Kontak Berdasarkan tabel 5.9 pekerja yang memiliki riwayat penyakit kulit dan menderita dermatitis kontak sebesar 38,9 7 dari 18 pekerja sedangkan pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit kulit dan menderita dermatitis kontak sebesar 53.1 17 dari 32 pekerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0.501, yang artinya pada α 5 tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kulit dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia tahun 2011.

e. Personal Hygiene dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Berdasarkan tabel 5.9 pekerja dengan personal hygiene yang tidak baik dan menderita dermatitis kontak sebesar 81.8 9 dari 11 pekerja sedangkan pekerja dengan personal hygiene baik dan menderita dermatitis kontak sebesar 38.5 15 dari 39 pekerja. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue sebesar 0.028, yang artinya pada α 5 ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia tahun 2011. 88

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian yaitu : 1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Desain ini tidak dapat menjelaskan hubungan sebab akibat, hanya menjelaskan hubungan keterkaitan. Meskipun demikian, desain ini dipilih karena paling sesuai dengan tujuan penelitian, serta efektif dari segi waktu. 2. Pemeriksaan kejadian dermatitis kontak hanya dilihat secara umum dari gejala- gejala dan pemeriksaan fisik dengan bantuan dokter, tanpa mengunakan uji tempel untuk memperkuat hasil. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian. 3. Tidak ada data sekunder mengenai kondisi kesehatan pekerja. Hal ini menyebabkan peneliti sulit menilai pencegahan kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah dilaksanakan secara baik dan efektif untuk mencegah terjadinya dermatitis kontak di perusahaan. 4. Peneliti tidak diizinkan untuk mengetahui berapa konsentrasi setiap bahan kimia yang digunakan, sehingga peneliti hanya melakukan analisis berdasarkan jenis bahan kimia yang digunakan. 5. Peneliti hanya menganalisis beberapa bahan-bahan kimia umum yang pasti digunakan dalam setiap proses pembuatan kosmetik di perusahaan. Hal tersebut