kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan kulit kehilangan fungsi sawarnya, sehingga mempermudah kerusakan
sel dibawahnya. Semakin lama berkontak maka semakin memperberat keadaan kulit pekerja dan timbullah dermatitis kontak.
Oleh karena itu, baik pekerja baru maupun pekerja lama sebaiknya diberi pelatihan terlebih dahulu mengenai hal-hal yang dapat menggangu keselamatan dan
kesehatan pekerja tersebut selama bekerja, yaitu melalui training mengenai proses kerja aman, baik pada awal penerimaan bekerja maupun safety briefing terkait
melaksanakan standar dan prosedur kerja aman setiap hari sebelum mulai bekerja. Selain itu juga perlu disediakan alat pelindung diri yang lengkap dan mencukupi
seluruh jumlah pekerja, sehingga dapat terhindar dari bahaya-bahaya bahan kimia. Rotasi kerja ke bagian yang tidak mempunyai resiko kontak langsung dengan bahan
kimia juga pelu dilakukan.
b. Usia dengan Kejadian Dermatitis Kontak 2011
Usia merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari individu. Selain itu usia juga merupakan salah satu faktor yang dapat memperparah terjadinya
dermatitis kontak. Berdasarkan tabel 5.6 rata-rata usia pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia yaitu 22 tahun. Bila dihubungkan dengan kejadian
dermatitis kontak, hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata usia pekerja yang mengalami dermatitis kontak yaitu 23 tahun, sedangkan rata-rata usia pekerja yang
tidak mengalami dermatitis kontak yaitu 20 tahun. Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian
dermatitis kontak, dengan Pvalue sebesar 0,008. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Dinny Suryani di LPA Benowo Surabaya yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian dermatitis.
Pada beberapa literatur menyatakan bahwa kulit manusia mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia. Sehingga kulit kehilangan lapisan lemak
diatasnya dan menjadi lebih sensitif dan kering. Kekeringan pada kulit ini memudahkan bahan kimia untuk menginfeksi kulit, sehingga kulit menjadi lebih
mudah terkena dermatitis Cohen,1999. Cronin 1980 juga berpendapat bahwa pada dunia industri usia pekerja yang lebih tua menjadi lebih rentan terhadap bahan iritan.
Seringkali pada usia lanjut terjadi kegagalan dalam pengobatan dermatitis kontak, sehingga timbul dermatitis kronik.
Walaupun dalam penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian dermatitis kontak, akan tetapi sebagian besar usia pekerja bagian
processing dan filling PT.Cosmar Indonesia relatif muda dengan rata-rata usia 22 tahun. Menurut HSE 2000 kondisi kulit mengalami proses penuaan mulai dari usia
40 tahun. Pada usia tersebut, sel kulit lebih sulit menjaga kelembapannya karena menipisnya lapisan basal. Selain itu produksi sebum juga menurun tajam, sehingga
banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel menurun. Jika rata-rata usia pekerja di PT.Cosmar Indonesia 22 tahun, maka dapat dikatakan masuk dalam
ketegori usia muda.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pekerja dengan usia muda juga berpotensi mengalami dermatitis kontak. Seperti penelitian Fatma Lestari 2007
pada pekerja PT.Inti Pantja Press Industri, didapatkan hasil 26 pekerja yang berusia ≤
30 tahun terkena dermatitis kontak dan 13 pekerja yang berusia 30 tahun yang terkena dermatitis kontak. Penelitian Anissa 2010 pada pekerja pengolahan sampah
juga didapatkan hasil bahwa pekerja berusia ≤
31 tahun lebih banyak mengalami dermatitis kontak dibanding pekerja berusia 31 tahun.
Menurut NIOSH 2006 dari sisi usia, umur 15-24 tahun merupakan usia dengan insiden penyakit kulit akibat kerja tertinggi. Hal tersebut disebabkan
pengalaman yang masih sedikit dan kurangnya pemahaman mengenai kegunaan alat pelindung diri. Menurut HSE 2000, pekerja muda memiliki kecenderungan untuk
tidak menghargai keselamatan dan kebersihan seperti kurang hati-hati dalam pekerjaan dan kerapkali tidak mau memakai alat pelindung diri yang telah
ditentukan, sehingga berpotensi terkena kontak dengan bahan kimia. Menurut Erliana 2008 dalam konteks determinan kejadian dermatitis kontak
berdasarkan umur dapat menyerang semua kelompok umur, artinya umur bukan merupakan faktor resiko utama terhadap paparan bahan-bahan penyebab dermatitis
kontak, sedangkan dari perbandingan penelitian cenderung didominasi oleh usia pekerja dalam suatu perusahaan bukan dari aspek makin lama usia hidupnya
menyebabkan resiko terhadap terjadinya dermatitis kontak. Maka dalam penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa walaupun
sebagian besar usia pekerja bagian processing dan filling PT.Cosmar Indonesia relatif muda, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengalami dermatitis kontak.
Pekerja muda mempunyai fungsi proteksi kulit yang lebih baik dibanding pekerja tua, akan tetapi apabila dalam melaksanakan prosedur kerjanya tidak memperhatikan
aspek keselamatan dan kesehatan kerja, maka akan berpotensi untuk mengalami dermatitis kontak. Oleh karena itu, untuk mencegah pekerja terkena dermatitis
kontak ataupun memperparah keadaan kulit pekerja, perlu dilakukan program pemeriksaan kesehatan pada pekerja. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan
sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala. Diajurkan juga untuk seluruh pekerja menggunakan APD dan memperhatikan kebersihan diri masing-masing
pekerja.
c. Jenis Kelamin dengan Kejadian Dermatitis Kontak