maka dokter akan memberikan rujukan. Namun jika kondisi medis pasien masih memungkinkan untuk berobat jalan di Puskesmas dengan
fasilitas dan obat-obatan yang tersedia, maka dokter tidak akan memberikan surat rujukan kepada pasien tersebut. Ketika hal ini dijelaskan kepada
pasien, tidak semua pasien dapat menerima dengan baik. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor pendukung enabling factor, yang
biasanya berwujud lingkungan fisik berupa tersedianya fasilitasi kesehatan dan obat-obatan.
4.2.4. Peran Pasien terhadap Pelaksanaan Rujukan Rawat jalan Tingkat
Pertama Peserta Wajib PT. Askes dalam Kota Banda Aceh
Pada sisi lain pasien juga kadang kala sangat menentukan dalam pemberian rujukan ini. Pasien bisa sangat menuntut jika menginginkan
rujukan. Hal ini biasa terjadi peserta Askes yang memiliki tingkat pendidikan di atas Sekolah Lanjutan Atas. Umumnya mereka kurang percaya dengan
pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas. Sehingga walaupun telah dijelaskan berulang-ulang bahwa penyakitnya dapat diobati di Puskesmas,
namun mereka tetap berkeras minta dirujuk. Keadaan ini biasanya dapat menyulitkan dokter dalam mengambil keputusan. Selama ini biasanya, jika
pasien telah sangat menuntut untuk mendapatkan rujukan, maka dokter akan memberikan. Hal ini terkait dengan hak pasien dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Tabel di bawah ini akan menggambarkan persentase pasien yang meminta rujukan tanpa indikasi.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.1. Gambaran Peserta Wajib PT. Askes
yang Dirujuk atas Permintaan Pasien
No Nama
Puskesmas Jumlah Peserta
Wajib PT. Askes yang Berobat ke
Puskesmas Tahun 2006
Jumlah Pasien Askes
yang Mendapat
Rujukan Tahun 2006
Perkiraan Persentase
Pasien Askes yang Dirujuk
Atas Permintaan Pasien
1 Mibo 4.053
1.095 27
50 2 Batoh
1.065 276
26 75
3 Baiturrahman 3.965
1.761 44
30-40
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa perkiraan jumlah pasien peserta wajib PT. Askes yang mendapat rujukan atas permintaan sendiri berkisar antara 30-
75 dari seluruh peserta wajib PT. Askes yang mendapat rujukan. Alasan pasien meminta rujukan juga beragam, diantaranya karena obat yang
diberikan di Puskesmas tidak ampuh bagi penyakit mereka, fasilitas di Puskesmas belum memadai hingga alasan ingin mendapat perawatan atau
pelayanan kesehatan dari dokter spesialis. Semua alasan yang dikemukakan oleh pasien peserta wajib PT. Askes
ini ketika meminta rujukan sangat tepat jika dikorelasikan dengan teori Anderson, R 1995 yang menyatakan bahwa pemanfaatan jasa pelayanan
kesehatan oleh masyarakat tergantung pada tiga faktor, diantaranya adalah faktor predisposisi. Faktor predisposisi merupakan kumpulan faktor-faktor
yang menggambarkan karakteristik individu, yang mempunyai kecenderungan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan yang meliputi :
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
a. Keadaan demografi, berupa : umur, jenis kelamin, status perkawinan, penyakit di masa lalu serta jumlah anggota keluarga.
b. Keadaan struktur sosial, meliputi: jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras dan suku.
c. Sikap dan kepercayaan, terutama kepercayaan terhadap pelayanan
kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan lainnya serta kepercayaan terhadap penyakit.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari evaluasi dan analisis yang dilaksanakan terhadap hasil penelitian tentang Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta
Wajib PT. Askes Pada Tiga Puskesmas di Kota Banda Aceh Tahun 2007, dapat disimpulkan bahwa :
a. PT. Askes sebagai pihak penyelenggara Asuransi Kesehatan, merasa bahwa selama ini terdapat fenomena adanya peningkatan rasio rawat jalan
tingkat pertama dari Puskesmas ke Rumah Sakit. b. Sekitar 30-75 rujukan adalah rujukan rawat jalan Tingkat I, didapatkan
oleh pasien atas permintaannya keluarga sendiri, dan bukan atas indikasi medis.
c. Menyikapi semakin tingginya rasio rawat jalan tingkat pertama, maka PT. Askes melakukan berbagai upaya guna menekan jumlah tersebut,
diantaranya melalui seminar, pelatihan dan sosialisasi di Puskesmas- puskesmas.
d. PT. Askes menggunakan system kapitasi dalam membayar jasa
pelayanan medis para pesertanya. Pembayaran kapitasi adalah suatu cara penekanan biaya dengan menempatkan Pemberi Pelayanan Kesehatan
PPK pada posisi menanggung resiko, seluruhnya atau sebagian, dengan cara menerima pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang
ditanggung. Hal ini memacu para PPK berorientasi kepada upaya
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008