c. Promotif peningkatan kesehatan d. Rehabilitatif pemulihan kesehatan
2.8. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Sistem Rujukan
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah sarana pelayanan kesehatan fungsional milik dan dikelola oleh Pemerintah Daerah yang memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat, selanjutnya disebut Puskesmas Depkes dan Depdagri, 2001. Berdasarkan
pedoman kerja Puskesmas, unit pelayanan kesehatan ini mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat
dalam wilayah kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Depkes, 1998
Pengertian sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih
berkompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional Depkes RI, 1998. Secara ringkas sistem rujukan memberikan kontribusi pada standar pelayanan
medis yang tinggi, dengan membatasi upaya medis yang berlebihan dan adanya pembagian tugas yang efisien antara dokter umum dengan dokter
spesialis. Sweeney, 2001 PT. Askes menerapkan sistem pelayanan kesehatan dengan pola
rujukan berjenjang dengan harapan peserta akan memperoleh pelayanan
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
kesehatan secara efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan medisnya. Dokter Puskesmas diberi wewenang membuat surat rujukan bagi peserta
PT. Askes yang memerlukan penanganan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Pembayaran biaya pelayanan kesehatan didasarkan atas
besaran tarif yang ditetapkan pada SK Menkes dan SK Mendagri yang merupakan perwujudan subsidi pemerintah bagi pegawai negeri. PT.
Askes, 2002 Menurut Sutomo 2001, rujukan akan berjalan sempurna bila
pelayanan kesehatan yang paripurna dapat dilakukan, yaitu melalui langkah- langkah: 1 Pembinaan promotof, 2 Pencegahan preventif, 3 Deteksi
dini dan tindakan segera, 4 Pencegahan lebih lanjut, 5 Pemulihan dan konsultasi secara rujukan. Selanjutnya penatalaksanaan pelayanan ini
sebesar-besarnya adalah untuk mencapai peningkatan hubungan antara dokter dengan pasien.
Sutarjo 1993 mengusulkan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu sistem rujukan yang baik, yaitu: 1 Pelayanan
tingkat pertama harus dilengkapi peralatan yang mempermudah penanganan, mempersiapkan dan mengirimkan penderita ke tempat tujuan, 2 Melibatkan
pembiayaan diri asuransi kesehatan dalam pembiayaan rujukan, 3 Semua tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan kemampuan yang ada
berdasarkan peraturan dan etika profesi, 4 Adanya hubungan fungsional antara setiap unit pelayanan, 5 Perlu disusun standar pelayanan medis dan
peralatan, 6 Penanganan penderita selalu diutamakan.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
2.9. Pengetahuan