dan telah bekerja selama lebih kurang 10 tahun. Staf yang bersangkutan telah menjadi penanggung jawab program Askes sejak tahun 2004.
h. Informan 08 : Pasien rujukan rawat jalan tingkat I dari Puskesmas Batoh
Informan adalah seorang pria berusia 39 tahun dengan diagnosa Tuberkulosa paru. Informan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana
S1.
i. Informan 09 : Pasien rujukan rawat jalan tingkat I dari Puskesmas Baiturrahman
Informan adalah seorang pria berusia 43 tahun dengan diagnosa kolik usus. Informan memiliki latar belakang pendidikan Sarjana S1
j. Informan 10 : Pasien rujukan rawat jalan tingkat I dari Puskesmas Batoh
Informan adalah seorang wanita berusia 43 tahun dengan diagnose hypertensi. Informan memiliki latar belakang pendidikan Diploma III.
k. Informan 11 : Pasien rujukan rawat jalan tingkat I dari Puskesmas Mibo
Informan adalah seorang wanita berusia 29 tahun dengan keluhan dysmenorrhea diagnosa Tuberkulosa paru. Informan memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana S1.
l. Informan 12 : Pasien rujukan rawat jalan tingkat I dari Puskesmas Baiturrahman
Informan adalah seorang wanita berusia 53 tahun dengan diagnosa Diabetes mellitus dan Hypertensi. Informan memiliki latar belakang
Sekolah Pendidikan Guru SPG atau sederajat dengan SMU.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
4.1.3. Transkrip Hasil Wawancara a. Transkript Hasil Wawancara dengan Kepala Seksi Sosial PT. Askes
cabang Banda Aceh mewakili Kepala Kantor PT. Askes cabang Banda Aceh
Peneliti : Berapakah jumlah peserta wajib Askes di Kotamadya Banda Aceh yang mempergunakan asuransi kesehatannya tersebut
pada tahun 2006 yang lalu ? Informan : “Sekitar 65.000”.
Peneliti : Berapa persenkah dari jumlah tersebut yang mendapatkan rujukan rawat jalan tingkat I ?
Informan : “Sekitar 30 lebih”. Peneliti : Pada umumnya ke Rumah Sakit mana sajakah rujukan itu
ditujukan ? Informan
: “Khusus untuk rujukian rawat jalan tingkat I. umumnya rujukan tersebut ditujukan kepada Rumah Sakir Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh”. Peneliti : Secara umum, jenis-jenis penyakit apa sajakah yang paling
banyak mendapat rujukan rawat jalan tingkat I di Kotamadya Banda Aceh pada tahun 2006 ?
Informan : “Umumnya penyakit-penyakit kronis seperti Hypertensi, Diabetes mellitus dan penyakit-penyakit pada saluran pernafasan”.
Peneliti : Secara umum, berdasarkan rekapitulasi data yang dibuat oleh PT. Askes cabang Banda Aceh, berapa persenkah peserta
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
wajib Askes yang mendapat rujukan rawat jalan tingkat I lebih dari sekali pada tahun 2006 ?
Informan : “Sekitar 23 dari seluruh kunjungan peserta Askes ke seluruh puskesmas yang terdapat di Kotamadya Banda Aceh”.
Peneliti : Sejauh ini upaya apakah yang dilakukan oleh PT. Askes cabang Banda Aceh dalam menurunkan rasio rujukan rawat
jalan tingkat I di puskesmas yang berada di Kotamadya Banda Aceh ?
Informan : “Kami telah melakukan beberapa seminar yang berkenaan dengan hal ini, dan sosialisasi tentang pentingnya indikasi
terhadap rujukan yang akan diberikan oleh dokter di puskesmas, dan berbagai bentuk sosialisasi lainnya”.
Peneliti : Jika saya boleh tahu, secara umum apakah tingginya rasio rujukan rawat jalan tingkat I ini, akan mempengaruhi
keuangan PT. Askes ? terutama PT. Askes cabang Banda Aceh ?
Informan : “Oh….. jika menyangkut masalah keuangan, sudah pasti
sangat mempengaruhi”.
b. Transkript Hasil Wawancara dengan Kepala Puskesmas Mibo
Peneliti : Sebagai Dokter yang bertugas di Puskesmas dan juga sebagai pihak yang memiliki wewenang dalam memberikan rujukan
rawat jalan tingkat I pada peserta wajib Askes, yang dikeluarkan oleh Puskesmas ini tahun 2006 yang lalu ?
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Informan : “Rasionya mungkin sekitar 30-40 dari seluruh pasien wajib Askes yang berobat ke Puskesmas ini tahun yang lalu”.
Peneliti : Dapatkah saya memperoleh data konkritnya ? yaitu data tentang jumlah pasien dari peserta wajib Askes yang berobat
tahun 2006, dan jumlah pasien dari peserta wajib Askes yang mendapat rujukan rawat jalan dari puskesmas ini tahun 2006 ?
Informan : “Bisa, tapi saya harus menanyakan dulu dengan staff saya yang khusus menangani tentang Askes, atau …. kalau tidak
salah tadi Bapak bilang, Bapak ingin berbicara atau mewawancarai staf saya yang khusus menangani tentang
Askes”. Peneliti : Jika anda tidak keberatan, saya ingin mengetahui sejauhmana
pemahaman anda sebagai Dokter dan sekaligus juga sebagai Kepala Puskesmas tentang sistem kapitasi yang dipergunakan
oleh PT. Askes dalam pembayaran preminya ? Informan : “Berdasarkan pemahaman saya, sistem kapitasi adalah sistem
pembayaran yang dipergunakan oleh PT. Askes dalam membayar jasa pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh
Puskesmas atau provider kesehatan pada pasien Askes. Pembayaran kapitasi ini biasanya dilakukan per bulan oleh
PT. Askes, namun kami di Puskesmas biasanya baru mendapatkannya per tiga bulanan atau kadang-kadang pernah
juga per bulan”.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Peneliti : Apakah Anda mengetahui, jika dalam sistem kapitasi tersebut, Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan akan
mengalami resiko keuangan, dengan kata lain resiko kerugian akibat pelayanan yang diberikan kepada pasien Askes ?
Informan : “Ya, terus terang saya tahu. Semua staf Puskesmas juga tahu. Memang jika dikaji sampai ke sana, sudah pasti Puskesmas
mengalami kerugiasn secara financial maupun tenaga, namun kita di sini hanya menjalankan tugas Pak, jika berdasarkan
peraturan memang sudah seperti itu, yah… mau bagaimana lagi”.
Peneliti : Pertimbangan apakah yang Anda gunakan, ketika Anda memutuskan untuk memberikan rujukan rawat jalan tingkat I
kepada pasien yang menjadi peserta wajib Askes ? Informan : “Sudah pasti Pak Indikasinya medisnya”.
Peneliti : Menurut Anda, apakah fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas ini telah lengkap atau memadai dalam memberikan
pelayanan kesehatan dasar ? Informan : “Untuk fasilitas, saya rasa sudah sangat memadai, karena
selain kita mendapat distribusi alat-alat kesehatan dari Pemerintah, banyak NGO internasional juga yang turut
membantu dalam penyediaan alat-alat kesehatan”. Peneliti : Apakah
mutu fasilitas-fasilitas atau alat-alat kesehatan tersebut
telah memenuhi standar secara nasional ?
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Informan : “Kalau ditanya secara umum mutu peralatan-peralatan ini secara nasional, saya tidak tahu pasti ya Pak, tapi banyak
peralatan-peralatan medis di sini yang mungkin bisa dikatakan melebihi skala nasional ya. Contohnya peralatan di poliklinik
gigi, yang merupakan salah satu sumbangan dari NGO internasional, khususnya kursi periksa untuk poliklinik gigi
tersebut, saya rasa sudah masuk standar internasional Pak. Sebab teman saya yang dokter gigi di Jakarta, ketika
berkunjung ke sini, dia sangat kagum dengan peralatan yang ada di poliklinik gigi, apalagi dengan kursi periksanya. Teman
saya tersebut mengatakan, bahwa suatu hari ia akan membeli kursi periksa yang seperti itu. Bukanlah itu menandakan
bahwa standar peralatan medis tersebut sangat tinggi Pak?”. Peneliti : Apakah semua jenis obat-obatan yang berdasarkan standar
Depkes harus selalu tersedia pada suatu Puskesmas, juga secara lengkap tersedia di Puskesmas ini ?
Informan : “Jika mengenai obat-obatan, sampai sekarang selalu lengkap Pak”. Peneliti : Jenis penyakit apakah yang biasa diderita oleh penduduk di
Kecamatan Mibo ini ? terutama peserta wajib Askes yang berobat di Puskesmas ini selama tahun 2006 yang lalu ?
Informan : “Ispa, penyakit pada saluran pernafasan dan penyakit-penyakit endokrin, tapi ini biasanya pada pasien yang berumur di atas
40 tahun”.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Peneliti : Dapatkah saya memperoleh data konkritnya ? Informan : “Mungkin nanti bisa dapatkan sekalian ketika Bapak bertemu
dengan staf saya”. Peneliti : Apakah Anda pernah atau sering menjumpai pasien wajib
Askes yang dengan insiatif sendiri meminta rujukan untuk rawat jalan tingkat I, padahal secara medis Anda merasa
pasien tersebut tidak membutuhkan rujukan rawat jalan ? Informan : “Oh….. sangat sering Pak”.
Peneliti : Apakah semua pasien wajib Askes yang dengan inisiatif sendiri meminta rujukan tersebut, Anda berikan surat
rujukannya ? Informan : “Tidak juga, kadang-kadang saya berikan, kadang juga tidak”.
Peneliti : Berapa persenkah kira-kira yang Anda kabulkan permintaannya atau dengan kata lain Anda keluarkan surat
rujukannya ? Informan : “Aduh susah kalau mau dipersenkan Pak, tapi mungkin sekitar
….. 50”. Peneliti : Alasan apakah yang umumnya dikemukakan oleh peserta
wajib PT. Askes tersebut ketika meminta rujukan ? Informan : “Biasalah Pak alasannya, sudah berkali-kali ke Puskesmas tapi
penyakit tidak sembuh-sembuh juga, mungkin kalau ke Rumah Sakit penyakitnya akan sembuh. Umumnya alasannya ya
seperti itu Pak”.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
Peneliti : Setelah Anda memberikan penjelasan, kira-kira berapa persenkah dari mereka yang mau mengerti dan meminta surat
rujukan lagi ? Informan : “Yah…. yang seperti saya katakana tadi, mungkin sekitar
50”. Peneliti : Bagi peserta wajib PT. Askes yang tetap ingin mendapatkan
rujukan rawat jalan, walaupun Anda telah memberikan penjelasan secara rinci bahwa secara medis ia tidak
memerlukan rujukan, maka tindakan apakah yang biasanya Anda lakukan jika ia tetap meminta rujukan rawat jalan ?
Informan : “Ya….. mereka sering kekeh Pak, kadang kita sudah bicara tegas juga mereka tetap minta rujukan, biasanya saya pribadi
jika ada pasien yang seperti ini, ya saya kasih saja rujukannya. Akrena menurut saya yang namanya berobat
itukan butuh sugesti atau keyakinan. Yah, kalau pasien tidak yakin lagi dengan kita buat apa kita paksakan Pak, karena hal
uty juga akan mempengaruhi kesehatan pasien, jadi bagi saya ya prinsipnya, yang namanya pengobatan itu tidak ada
pemaksaan, jadi kalau pasiennya sudah berkeras tidak mau percaya dengan sistem pengobatan di Puskesmas, yah
silahkan berobat ke Rumah Sakit, itu juga kan hak pasien”. Peneliti : Jika dibandingkan dengan pasien wajib PT. Askes secara
indikasi medis memang membutuhkan rujukan rawat jalan
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
tingkat I, maka berapa persenkah kira-kira pasien wajib PT. Askes yang dengan insiatif sendiri meminta rujukan rawat
jalan tanpa adanya indikasi medis ? Informan : “Mungkin sekitar 25-30”.
Peneliti : Apakah tingkat pendidikan yang umumnya dimiliki oleh peserta wajib PT. Askes yang meminta rujukan tersebut ?
Informan : “Aduh saya tidak tahu pasti Pak, tapi mungkin di atas SMU”. Peneliti : Bagi pasien yang mendapatkan rujukan rawat jalan tingkat I,
ketika mereka datang kembali ke Puskesmas, apakah mereka membawa surat jawaban rujukan yang diberikan oleh Rumah
Sakit ? Berapa persenkah kira-kira pasien yang membawa jawaban rujukan tersebut ?
Informan : “Ya….. kadang-kadang membawa, kadang tidak. Paling sekitar 25 yang membawa”.
Peneliti : Pasien yang datang membawa surat jawaban rujukan dari Rumah Sakit tersebut, apakah umumnya meminta surat rujukan
kembali ? Informan : “Umumnya iya Pak”.
Peneliti : Berapa persenkah kira-kira dari pasien-pasien tersebut yang meminta rujukan kembali ?
Informan : “Saya rasa hampir 75”.
Zuhrawardi : Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib PT. Askes Pada..., 2007 USU e-Repository © 2008
c. Transkript Hasil Wawancara dengan Kepala Puskesmas Batoh