111 oleh investor, akibatnya permintaan terhadap saham rendah dan akhirnya
berpengaruh terhadap penurunan harga saham. Pada sisi lain, temuan ini kurang mendukung penelitian Wiguna 2008 atas perusahaan LQ-45 yang
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham.
3. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Struktur kepemilikan IO berpengaruh langsung terhadap harga saham sebesar 0.209 dan berpengaruh tidak langsung sebesar = 0.257 x
0.201 = 0.052. Pengaruh total dari struktur kepemilikan terhadap harga saham adalah 0.209 + 0.052 = 0.261. Hal ini berarti bahwa kepemilikan
institusi yang tinggi akan berdampak pada kenaikan harga saham. Temuan ini mendukung argumen konvergensi dari Jensen dan Meckling 1976
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang tinggi akan berdampak pada kemampuan pengawasan sehingga akan mengurangi masalah
keagenan antara manajer dan pemegang saham. Sebaliknya temuan ini tidak mendukung argumen entrenchment yang dikemukakan oleh Morck
1988 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang tinggi akan berdampak pada voting power yang dapat merugikan kepentingan
pemegang saham minoritas sehingga berdampak pada penurunan harga saham.
Tahapan daur hidup perusahaan RETE berpengaruh langsung terhadap harga saham sebesar -0.398, dan berpengaruh tidak langsung
sebesar = -0.654 x 0.201 = -0.131. Pengaruh total dari tahapan daur hidup
112 perusahaan terhadap harga saham adalah -0.529. Hal ini sesuai dengan
penelitian Murhadi 2008 dimana semakin tinggi RETE perusahaan berada pada tahap daur hidup matang maka akan berdampak pada
penurunan harga
saham. Sedangkan
perusahaan pada
tahapan pertumbuhan justru menunjukkan peningkatan harga saham.
Pengaruh langsung dari Financial leverage DER terhadap harga saham tidak terbukti signifikan. Hal ini berarti kondisi struktur hutang
financial leverage yang dimiliki perusahaan tidak berdampak langsung
pada harga saham. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Matriadi 2007 yang menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh negatif
terhadap harga saham karena semakin tinggi financial leverage mengindikasikan
tingginya risiko
keuangan perusahaan
yang mengakibatkan perusahaan berada pada posisi default dan financial
distress . Keadaan ini menjadikan investor menghindar berinvestasi pada
saham tersebut, akibatnya harga saham akan berubah kearah yang negative atau turun. Namun dalam penelitian ini diperole hasil bahwa financial
leverage memiliki pengaruh tidak langsung terhadap harga saham melalui
kebijakan dividen sebesar = -0.290 x 0.201 = -0.058. Hal ini dapat dijelaskan bahwa financial leverage yang besar akan berpengaruh pada
penurunan dividen yang dibagikan sehingga berdampak pada penurunan harga saham. Temuan ini sesuai dengan pandangan Murhadi 2008: 12
yang menyatakan bahwa dalam kondisi pasar modal di Indonesia terdapat kecenderungan investor publik lebih menyukai dividen, sehingga kenaikan
113 penurunan dividen akan direspon publik berupa kenaikan penurunan
harga saham perusahaan tersebut. Suku bunga SBI memiliki pengaruh langsung terhadap harga saham
sebesar -0.188. Hal ini berarti bahwa pada saat suku bunga SBI tinggi, perusahaan yang memiliki hutang yang besar cenderung dihindari oleh
investor sehingga permintaan terhadap saham rendah dan berpengaruh terhadap penurunan harga saham. Temuan ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh J. Pring 1988 tentang terdapatnya pengaruh suku bunga terhadap tingkat saham, dan konsisten dengan pandangan yang
menyatakan bahwa tingkat bunga memiliki pengaruh terhadap harga saham, seperti Fischer dan Jordan 1995 dalam Wiguna 2008, Bolten
dan Weigand 1998 dalam Wiguna 2008, Vinocur 1998 dalam Wiguna 2008. Pengaruh tidak langsung dari suku bunga SBI terhadap harga
saham melalui kebijakan dividen adalah tidak signifikan. Sehingga pengaruh total suku bunga SBI terhadap harga saham adalah -0.188.