Analisis Korelasi Analisis Jalur Pengaruh Struktur Kepemilikan, Tahapan Daur Hidup
76 Jika t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau Jika angka signifikansi 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
Jika angka signifikansi 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berikut adalah hasil analisis regresi secara parsial dengan
menggunakan SPSS 17.0.
Tabel 4.3 Uji t Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant .016
.016 1.013
.314 IO
.038 .012
.263 3.048
.003 RETE
-.073 .014
-.647 -5.078
.000 DER
-.008 .004
-.276 -2.151
.034 SBI
1.668 1.308
.106 1.275
.205 a. Dependent Variable: DY
Sumber: Data diolah, 2010. a Pengaruh variabel struktur kepemilikan terhadap kebijakan
dividen. • Didasarkan perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar 3.048 sedangkan nilai t
tabel
adalah t
0.05,95
= 1.99. Nilai t
hitung
berada di daerah penerimaan Ha atau Ho ditolak karena nilai tersebut
lebih besar dari nilai t
tabel
3.048 1.99. Hal ini juga tercermin dalam angka signifikansi 0.003 yang lebih kecil dari 0.05.
• Dengan angka Beta atau Standardized Coeffecient sebesar 0.263 atau 26.3, maka variable struktur kepemilikan yang
diwakili dengan
kepemilikan institusi
secara parsial
77 menunjukkan pengaruh yang signifikan bertanda positif
terhadap kebijakan dividen. Ini mengandung makna bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusi akan diikuti dengan
kenaikan pembayaran dividen. • Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Shleifer
dan Vishny 1986 dimana kepemilikan institusi akan dapat membantu memecahkan masalah keagenan tipe I melalui
pengawasan terhadap manajemen Murhadi, 2008: 7, namun bertentangan dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan
Dewi 2008 yang menunjukkan terdapatnya pengaruh variabel kepemilikan institusi terhadap kebijakan dividen dengan arah
negatif. b Pengaruh variabel tahapan daur hidup perusahaan terhadap
kebijakan dividen. • Didasarkan perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar -5.078 sedangkan nilai t
tabel
adalah t
0.05,95
= 1.99. Nilai t
hitung
berada di daerah penerimaan Ha atau Ho ditolak karena nilai tersebut
lebih besar dari nilai t
tabel
, baik itu bertanda positif ataupun negatif -5.078 1.99. Hal ini juga tercermin dalam angka
signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05. • Dengan angka Beta atau Standardized Coeffecient sebesar -
0.647atau -64,7, maka variabel tahapan daur hidup perusahaan yang diwakili retained earningstotal equity
78 RETE
secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan bertanda negatif terhadap kebijakan dividen. Ini mengandung
makna bahwa kenaikan RETE akan mengakibatkan penurunan pembayaran dividen.
• Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Magginson 1997 yang menyatakan bahwa perusahaan yang berada dalam
industry yang mature cenderung untuk membayarkan lebih banyak dividen daripada perusahaan yang masih muda dan
sedang mengalami pertumbuhan. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian Murhadi 2008 dan Djumahir 2009 bahwa
tahapan daur hidup perusahaan berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen, dimana perusahaan dalam
tahapan pertumbuhan cenderung untuk tidak membagikan dividen.
c Pengaruh variabel financial leverage terhadap kebijakan dividen. • Didasarkan perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar -2.151 sedangkan nilai t
tabel
adalah t
0.05,95
= 1.99. Nilai t
hitung
berada di daerah penerimaan Ha atau Ho ditolak karena nilai tersebut
lebih besar dari nilai t
tabel
, baik itu bertanda positif ataupun negatif -2.151 1.99. Hal ini juga tercermin dalam angka
signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05. • Dengan angka Beta atau Standardized Coeffecient sebesar -
0.276 atau -27.6, maka variabel financial leverage yang
79 diwakili debt to equity ratio DER secara parsial menunjukkan
pengaruh yang signifikan bertanda negatif terhadap kebijakan dividen. Ini mengandung makna bahwa kenaikan DER akan
mengakibatkan penurunan pembayaran dividen. • Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno
2001: 304 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham dimana semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana yang harus disediakan
sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
d Pengaruh variabel suku bunga SBI terhadap kebijakan dividen. • Didasarkan perhitungan diperoleh nilai t
hitung
sebesar 1.275 sedangkan nilai t
tabel
adalah t
0.05,95
= 1.99. Nilai t
hitung
berada di daerah penerimaan Ho atau Ha ditolak karena nilai tersebut
lebih kecil dari nilai t
tabel
1.275 1.99. Hal ini juga tercermin dalam angka signifikansi 0.205 yang lebih besar dari 0.05.
• Maka angka Beta atau Standardized Coeffecient sebesar 0.106 atau 10.6 yang menunjukkan besarnya pengaruh dianggap
tidak signifikan, artinya variabel suku bunga SBI secara parsial tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan dividen.
80 • Hal ini tidak sesuai dengan pandangan Marzuki 1990 bahwa
peningkatan tingkat suku bunga menyebabkan investor menjual sahamnya untuk ditukar dengan obligasi sehingga
perusahaan kekurangan modal untuk pendanaan operasional, pada akhirnya perusahaan akan mengakumulasikan dananya ke
dalam laba ditahan, yang berarti akan terjadi penurunan pembayaran dividen.
2 Melihat pengaruh struktur kepemilikan, tahapan daur hidup perusahaan, financial leverage, dan suku bunga SBI terhadap
kebijakan dividen secara simultan. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan, dapat dilihat hasil perhitungan dalam model summary berikut.
Tabel 4.4 Koefisien Determinasi
Adjusted R Square
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.595
a
.354 .327
.02374911 a. Predictors: Constant, SBI, RETE, IO, DER
Sumber: Data diolah, 2010. Besarnya
angka R s
quare r² adalah 0.327. Angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan dengan cara menghitung koefisien determinasi KD dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100 = 0.327 x 100 = 32.7