Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

58 Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Secara sederhana, manufaktur diartikan sebagai proses fisik dalam produksi barang non jasa. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur apabila ada tahapan input-proses-output yang akhirnya menghasilkan suatu produk. Industri ini sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik. Industri manufaktur tersebut memiliki sub bagian sebagai berikut: a. Industri kimia dasar: Semen, keramik, porselen dan kaca, metal dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu, kertas dan alat tulis. b. Aneka industri: Otomotif dan komponennya, garment dan tekstile, alas kaki, kabel, elektronik dan lain-lain. c. Industri Barang dan Konsumsi: Makanan dan minuman, pabrik rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumah tangga. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dari tahun 2005 sampai dengan 2009. Sejumlah perusahaan diambil berdasarkan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria 59 tertentu. Dari metode tersebut, akhirnya diambil 19 perusahaan yang mewakili industri manufaktur yang terdapat di BEI. Tabel 4.1 Data Sampel Perusahaan Manufaktur No. Kode Emiten 1 ASII Astra Internastional Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 SQBI Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 4 CTBN Citra Tubindo Tbk 5 DLTA Delta Djakarta Tbk 6 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 7 HMSP HM Sampoerna Tbk 8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 9 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk 10 KAEF Kimia Farma Tbk 11 LION Lion Metal Works Tbk 12 LMSH Lionmesh Prima Tbk 13 MYOR Mayora Indah Tbk 14 MERK Merck Indonesia Tbk 15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 16 SMSM Selamat Sempurna Tbk 17 SMGR Semen Gresik Persero Tbk 18 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 19 TRST Trias Sentosa Tbk 20 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber: Data diolah, 2010. Perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan data berupa laporan keuangan secara continue selama 5 tahun 2005-2009 sesuai dengan kebutuhan analisis. Deskripsi statistik dalam penelitian ini meliputi institutional ownership IO , retained earningtotal equity RETE, debt to equity ratio DER, dan Suku Bunga SBI terhadap kebijakan dividen Dividend YielDY dan implikasinya pada harga saham close price, yang dilakukan dengan pengujian secara parsial maupun pengujian secara simultan. 60

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17.0 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel endogen; kebijakan deviden dan harga saham. Sedangkan variabel eksogen; struktur kepemilikan, tahapan daur hidup, DER, dan Suku Bunga SBI. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

a. Analisis deskriptif variabel struktur kepemilikan

Struktur kepemilikan merupakan proporsi kepemilikan saham oeh manajerial, publik, ataupun institusional Haruman, 2008: 155. Pengukuran struktur kepemilikan dalam penelitian ini diwakili dengan kepemilikan institusi institutional ownership. Data Institutional Ownership IO yang digunakan adalah kepemilikan institusi per tahun pada perusahaan manufaktur periode 2005–2009. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam situs www.idx.co.id. Selama tahun penelitian tersebut diperoleh nilai rata-rata IO tertinggi sebesar 73.17 2009 dan terendah sebesar 69.26 2006. Secara umum, nilai rata-rata IO perusahaan manufaktur selalu mengalami peningkatan, hanya pada tahun 2006 saja sedikit mengalami penurunan sebesar 0.79 dari tahun sebelumnya, yaitu dari 70.05 menjadi 69.26. Hal ini menunjukkan kepemilikan institusi atas saham 61 perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang terus meningkat. Selain itu, nilai rata-rata IO berkisar di 70 dari total saham, ini berarti kepemilikan saham oleh institusi lebih besar dibandingkan kepemilikan saham oleh manajemen dan masyarakat public, sehingga akan mendorong pengawasan yang lebih efektif karena institusi merupakan profesional yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Secara tidak langsung, dengan kepemilikan institusi yang tinggi akan meningkatkan pengawasan terhadap manajer yang merupakan wakil dari pemegang saham dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, berikut ini adalah grafik nilai rata-rata Institutional Ownership IO 20 perusahaan manufaktur periode 2005-2009. 2005 2006 2007 2008 2009 IO 70.05 69.26 70.59 72.49 73.17 70.05 69.26 70.59 72.49 73.17 67.00 68.00 69.00 70.00 71.00 72.00 73.00 74.00 Sumber: Data diolah, 2010 Gambar 4.1 Rata-rata IO Perusahaan dalam satuan persentase 62

b. Analisis deskriptif variabel tahapan daur hidup perusahaan

Ide utama dalam strategi bisnis menurut Boston Consulting Group adalah untuk menciptakan cost advantage dan demand advantage yang melebihi pesaing, dimana keduanya diharapkan akan menciptakan halangan untuk masuk bagi pendatang baru. Teori daur hidup menyatakan bahwa pengembangan strategi yang paling pas adalah dengan memperhatikan tahapan daur hidup perusahaan Murhadi, 2008: 6. Penelitian ini menggunakan pendekatan earned contributed capital mix dalam menjelaskan tahapan daur hidup perusahaan, dengan variabel pengukuran retained earningtotal equity RETE. Data RETE yang digunakan adalah rasio laba ditahan atas total equitas per tahun pada perusahaan manufaktur periode 2005-2009, yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam situs www.idx.co.id. Selama tahun penelitian tersebut diperoleh nilai rata-rata RETE tertinggi sebesar 12.18 2008 dan terendah sebesar 2.77 2009. Sepanjang tahun 2005-2008, nilai rata-rata RETE mengalami peningkatan. Ini menandakan bahwa perusahaan manufaktur berada pada tahapan growth yang di antaranya ditandai dengan pertumbuhan secara continue. Pada tahapan pertumbuhan ini, perusahaan akan memiliki prospek ke depan yang lebih baik sehingga diharapkan akan berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Namun, nilai rata-rata RETE di tahun 2009 mengalami penurunan yang drastis menjadi 2.77. 63 Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, berikut ini adalah grafik nilai rata-rata Retained EarningTotal Equity RETE 20 perusahaan manufaktur periode 2005-2009. 2005 2006 2007 2008 2009 RETE 4.49 9.07 11.09 12.18 2.77 4.49 9.07 11.09 12.18 2.77 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Sumber: Data diolah, 2010. Gambar 4.2 Rata-rata RETE Perusahaan dalam satuan persentase c. Analisis deskriptif variabel financial leverage Pembiayaan perusahaan melalui hutang financial leverage bertujuan untuk meningkatkan return bagi pemegang saham, tetapi financial leverage juga berpotensi terhadap besarnya risiko yang dihadapi oleh investor jika beban tetap yang harus dibayar perusahaan atas hutang-hutangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya. Pengaruh penggunaan hutang terhadap harga saham dikemukakan oleh Lasher 1997 yaitu: “leverage influences stock price because it alters the risk-return relationship in an equity investment.” Leverage keuangan yang semakin besar mengakibatkan risiko keuangan semakin tinggi Matriadi, 2007: 232. 64 Penelitian ini mengukur financial leverage dengan menggunakan indeks total hutang dibagi dengan equitas DER per tahun pada perusahaan manufaktur periode 2005-2009, yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam situs www.idx.co.id. Selama tahun penelitian tersebut diperoleh nilai rata- rata DER tertinggi sebesar 106.99 2009 dan terendah sebesar 72.60 2006. Di tahun 2006, nilai rata-rata DER mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu dari 79.30 2005 menjadi 72.60, namun mengalami peningkatan lagi secara terus-menerus sepanjang 3 tahun menjadi 75.82 2007, 85.67 2008, dan puncaknya di tahun 2009 meningkat signifikan menjadi 106.99. Ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur selalu meningkatkan penggunaan hutang dalam membiayai aktivitas operasional perusahaannya. Kenaikan ini diharapkan dapat meningkatkan return bagi pemegang saham, tetapi kondisi ini juga berpotensi terhadap besarnya risiko bagi investor jika tidak diikuti dengan peningkatan laba perusahaan. Konsekwensinya, perusahaan akan berada pada posisi default dan financial distress yang dapat mengarah pada kebangkrutan. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, berikut ini adalah grafik nilai rata-rata Debt to Equity Ratio DER 20 perusahaan manufaktur periode 2005-2009. 65 2005 2006 2007 2008 2009 DER 79.30 72.60 75.82 85.67 106.99 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 Sumber: Data diolah, 2010. Gambar 4.3 Rata-rata DER Perusahaan dalam satuan persentase d. Analisis deskriptif variabel suku bunga SBI Menurut Wiguna dan Mendari 2008: 132, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah suatu nilai dalam bentuk presentase yang digunakan untuk menandakan sertifikat bank Indonesia yang diterbitkan oleh bank sentral sebagai salah satu surat berharga, dimana nilai tersebut merupakan balas jasa atas investasi dalam sertifikat bank Indonesia tersebut. Data tingkat suku bunga SBI dalam penelitian ini diperoleh dari situs www.bi.go.id. Dalam 5 tahun terakhir diperoleh suku bunga SBI; 12.75 di tahun 2005, 9.75 di tahun 2006, 8.00 di tahun 2007, 10.83 di tahun 2008, dan 6.46 di tahun 2009. Jadi, suku bunga tertinggi terjadi di tahun 2005 12.75 sedangkan terendah terjadi di tahun 2009 6.46.