108 melunasi hutang sebagai faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham.
2. Persamaan Substruktur II
CP = 0.209 IO – 0.398 RETE – 0.188 SBI + 0.201 DY + 0.632
; R square = 0.368
Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel struktur kepemilikan IO, tahapan daur hidup perusahaan RETE, dan suku bunga
SBI berpengaruh signifikan terhadap harga saham CP pada perusahaan manufaktur.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel struktur kepemilikan IO dan variabel kebijakan dividen memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel tahapan daur hidup perusahaan RETE dan variabel suku bunga SBI memiliki pengaruh yang
negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Struktur kepemilikan IO memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap harga saham CP. Hal ini berarti bahwa kepemilikan institusi IO yang tinggi akan berdampak pada kenaikan harga saham
CP. Temuan ini juga mendukung argumen konvergensi dari Jensen dan Meckling 1976 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang
tinggi akan berdampak pada peningkatan kemampuan pengawasan sehingga akan mengurangi masalah keagenan antara manajer dan
pemegang saham. Secara tidak langsung hasil penelitian ini kurang mendukung argument entrenchment yang dikemukakan oleh Morck,
109 Shleifer, dan Vishny 1988, serta hasil penelitian Murhadi 2008 yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusi IO memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh variabel kebijakan dividen DY yang positif dan signifikan terhadap harga saham,
dimana kenaikan DY akan diikuti dengan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya penurunan DY akan diikuti dengan penurunan harga
saham. Hal ini relevan dengan pernyataan Bajaj dan Vijh pada tahun 1990 bahwa dampak perubahan dividen terhadap harga saham adalah besar dan
dampak dari dividend yield adalah kuat pada perusahaan kecil. Temuan penelitian ini juga menunjukkan dukungan pada teori signaling, seperti
halnya hasil penelitian yang dilakukan Murhadi 2008 dimana kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham. Berdasarkan pada
penelitian ini, kebijakan dividen memiliki kandugan informasi yang berguna bagi investor. Hal ini berdampak pada perusahaan yang
membagikan dividen, memberikan tanda pada pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampulabaan yang tinggi dan prospek ke depan yang
cerah, yang mampu mempertahankan tingkat kebijakan pembayaran dividennya. Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah akan
memiliki harga saham yang semakin tinggi. Sedangkan variabel tahapan daur hidup perusahaan RETE memiliki
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga saham CP. Artinya, perusahaan dengan RETE yang tinggi akan berdampak pada penurunan
110 harga saham CP. Perusahaan yang berada pada tahapan matang mature
cenderung memiliki kesempatan berkembang yang terbatas sehingga pergerakan sahamnya relatif stabil. Temuan ini mendukung penelitian
Murhadi 2008 dimana tahapan daur hidup perusahaan berpengaruh terhadap harga saham, dimana perusahaan dengan RETE tinggi akan
memiliki pergerakan harga saham yang rendah, namun bertentangan dengan penelitian Djumahir 2009 yang menunjukkan pengaruh secara
positif variabel tahapan daur hidup perusahaan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh variabel suku
bunga SBI yang negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Suku bunga SBI memiliki pengaruh yang negatif
dan signifikan terhadap harga saham CP. Artinya, tingkat suku bunga SBI yang tinggi akan berdampak pada penurunan harga saham, begitu juga
sebaliknnya. Temuan ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Martin J. Pring 1988 tentang terdapatnya pengaruh suku bunga terhadap tingkat
saham, dan konsisten dengan pandangan yang menyatakan bahwa tingkat bunga memiliki pengaruh terhadap harga saham, seperti Fischer dan
Jordan 1995 dalam Wiguna 2008, Bolten dan Weigand 1998 dalam Wiguna 2008, Vinocur 1998 dalam Wiguna 2008. Financial leverage
perusahaan menggambarkan earning yang diperoleh oleh investor, namun hutang yang tinggi dapat menimbulkan risiko yang besar apabila
perusahaan tidak dapat melunasinya. Pada saat tingkat suku bunga bank tinggi, perusahaan yang memiliki hutang yang besar cenderung dihindari
111 oleh investor, akibatnya permintaan terhadap saham rendah dan akhirnya
berpengaruh terhadap penurunan harga saham. Pada sisi lain, temuan ini kurang mendukung penelitian Wiguna 2008 atas perusahaan LQ-45 yang
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham.
3. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Struktur kepemilikan IO berpengaruh langsung terhadap harga saham sebesar 0.209 dan berpengaruh tidak langsung sebesar = 0.257 x
0.201 = 0.052. Pengaruh total dari struktur kepemilikan terhadap harga saham adalah 0.209 + 0.052 = 0.261. Hal ini berarti bahwa kepemilikan
institusi yang tinggi akan berdampak pada kenaikan harga saham. Temuan ini mendukung argumen konvergensi dari Jensen dan Meckling 1976
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang tinggi akan berdampak pada kemampuan pengawasan sehingga akan mengurangi masalah
keagenan antara manajer dan pemegang saham. Sebaliknya temuan ini tidak mendukung argumen entrenchment yang dikemukakan oleh Morck
1988 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusi yang tinggi akan berdampak pada voting power yang dapat merugikan kepentingan
pemegang saham minoritas sehingga berdampak pada penurunan harga saham.
Tahapan daur hidup perusahaan RETE berpengaruh langsung terhadap harga saham sebesar -0.398, dan berpengaruh tidak langsung
sebesar = -0.654 x 0.201 = -0.131. Pengaruh total dari tahapan daur hidup