39
C. Populasi dan Sampel
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MA Pembangunan UIN Jakarta, dan peneliti menetapkan sampel pada penelitian
ini, diambil dari kelas X di MA Pembangunan UIN Jakarta dari 3 kelas yang ada, dengan mempertimbangkan beberapa hal :
1. Tidak memungkinkan ,mengambil sampel dari kelas XI dan kelas XII,
dikarenakan siswa kelas XI dan kelas XII dikelompokkan sesuai dengan minat, dan kemampuan dibidang masing-masing yaitu jurusan IPA dan
jurusan IPS. Dan materi matematika yang diajarkan pada setiap jurusan berbeda, dan cenderung tidak seimbang.
2. Siswa kelas X masih dalam proses masa transisi dari jenjang SMP ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA, dan siswa kelas X lebih homogen dalam kemampuan dasarnya.
Subyek dalam penelitian ini ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menentukan kelas mana yang terpilih sebagai kelas
eksperimen, dan kelas mana yang terpilih menjadi kelas kontrol, peneliti menggunakan pemilihan sampel secara kluster. “pemilihan sampel secara
kluster merupakan pengambilan sampel secara random yang bukan individual, tetapi kelompok-kelompok unit yang kecil atau kluster”
2
. Setelah dilakukan pemilihan sampel secara kluster, maka yang terpilih menjadi subjek penelitian
adalah kelas XB dan XC. Kelas XB sebagai kelas kontrol dan XC sebagai kelas eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi variabel penelitiannya adalah: model pembelajaran pencapaian konsep dan pemahaman konsep matematika siswa.
Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan variabel bebas, yang mempengaruhi variabel terikat. Sementara yang merupakan variabel
terikatnya adalah pemahaman konsep matematika siswa.
2
M. Subana, …Hal 123.
40
E. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes yang digunakan adalah tes essay, yang berupa soal-soal pemahaman
konsep yang berguna untuk mengukur pemahaman konsep matematika siswa. Tes ini mengacu pada definisi konseptual dan operasional pemahaman konsep
matematika siswa. 1.
Definisi Konseptual Pemahaman Konsep Matematika Kemampuan pemahaman konsep matematika adalah Kemampuan
menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, kemampuan mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan yang membentuk konsep tersebut, kemampuan menerapkan konsep secara algoritma, kemampuan memberikan contoh dari konsep
yang telah dipelajari, kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika, kemampuan mengaitkan berbagai
konsep matematika dan kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
2. Definisi Operasional Pemahaman Konsep Matematika
Skor yang diperoleh siswa terhadap butir-butir instrumen, yang menggambarkan kemampuan pemahaman konsep matematika yang
mencakup kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari., kemampuan menerapkan konsep secara algoritma dan kemampuan
mengaitkan berbagai konsep matematika. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa diukur dengan menggunakan tes essay dengan
jumlah 10 butir, masing-masing butir berbobot 10 sehingga rentangan skor yang diperoleh siswa antara 0-100.
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen tes ini mengacu pada ciri-ciri atau indikator dari kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, dengan perincian
sebagai berikut:
41
Tabel III.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Dimensi Indikator Aspek yang
diukur Jumlah
soal C
2
C
3
C
4
Kemampuan menyatakan ulang
konsep yang telah dipelajari.
Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan
sifat-sifat pangkat rasional 1,2 12 9
4 soal
Kemampuan mengaitkan
berbagai konsep matematika.
Menentukan nilai dari suatu persamaan pangkat
rasional 3,4,8
3 soal
Kemampuan menerapkan
konsep secara algoritma.
Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan
sifat-sifat bentuk akar. 5,
6, 10
11 4 soal
Merasionalkan penyebut suatu pecahan.
7, 13,
14 3
soal
Total butir soal 14 soal
F. Teknik Pengumpulan Data