BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritis
1. Macam-macam Model Pembelajaran
Ukuran keberhasilan guru dalam pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa, oleh karena itu melalui
pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Kutz “tanpa model yang konkrit, para guru matematika sering mengembangkan pola pengajaran berdasarkan pengalaman yang lalu
maupun intuisi”
1
dan “Brady 1985: 7, mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan
untuk membimbing guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran”
2
, selanjutnya ia mengemukakan 4 premis tentang model pembelajaran, yaitu:
a. Model dapat memberikan arah untuk mempersiapkan dan mengimplementasikan kegiatan pembelajaran. Karena model
pembelajaran bukan hanya bermuatan teori tetapi lebih bermuatan praktis dan implementatif.
b. Meskipun terdapat model pembelajaran yang berbeda-beda, namun pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak bersifat
deskrit. Karena model-model pembelajaran tersebut memiliki keterkaitan, terlebih lagi di dalam proses implementasinya. Oleh
karena itu, guru harus mampu menginterpretasikannya ke dalam perilaku mengajar guna menciptakan pembelajaran yang lebih
bermakna.
1
Marsangkap, Silitongga dan Wanapri, Pangaribuan, Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Menyelesaikan Soal Terapan Kalkulus Melalui Penerapan Model Pencapaian Konsep,
PPKP: UNIMED. Hal.6.
2
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.2009.Cet ke-2. Hal 146.
8
9
c. Tidak ada satupun model pembelajaran yang memiliki kedudukan lebih penting dan lebih baik dari model pembelajaran yang lain.
d. Pengetahuan guru tentang berbagai model pembelajaran memiliki arti yang sangat penting untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran. Keunggulan model pembelajaran dapat dihasilkan jika guru mampu mengadaptasikan, atau mengkombinasikan beberapa model
pembelajaran sehingga, menjadi lebih serasi dalam mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.
Arends mengemukakan bahwa “ Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas”.
3
Sementara menurut Trianto model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
4
Menurut Bell “suatu model mengajarbelajar adalah sebuah proses pengajaran umum yang bisa digunakan untuk banyak topik yang berbeda dalam berbagai
bidang”.
5
Dan menurut Joyce, et al. model pembelajaran adalah “suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-
pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan materialperangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program- program media computer dan kurikulum”.
6
“Lieach Scott 1995, mengingatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menentukan model pembelajaran dengan
mengkaji kemana pembelajaran akan dititikberatkan, apakah pada outcome, proses atau content”.
7
Dengan demikian guru terlebih dahulu menetapkan kemana arah pembelajaran yang akan ditekankan, kemudian barulah
menentukan model yang cocok digunakan dalam pembelajaran yang akan
3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet. ke 1. Hal.4.
4
Trianto,…Hal.2.
5
Marsangkap, Silitongga dan Wanapri, Pangaribuan,…Hal.6.
6
Trianto,…Hal.2.
7
Aunurrahman, … Hal 144.
10
dilangsungkan. Dalam uraian masing-masing orientasi tersebut terdapat beberapa aspek kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu :
a. Bila guru memutuskan untuk mengarahkan proses pembelajaran pada outcome, maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk
dirinya sendiri; 1 Sebagai seorang guru, apa yang saya harapkan dari siswa setelah
pembelajaran berakhir. 2 Selama proses pembelajaran, jenis pengetahuan dan dorongan seperti
apa, yang saya harapkan dapat dimiliki oleh siswa yang saya ajar. 3 Sebagai seorang guru, saya harus bisa memperbaiki aktivitas siswa,
dan jenis keterampilan seperti apa, yang saya harapkan dapat didemonstrasikan oleh para siswa.
4 Sebagai guru selain mempunyai kewajiban mengajar, saya juga berkewajiban mendidik. Sikap dan nilai-nilai apa yang seharusnya
dimiliki oleh siswa. 5 Sebagai pengajar saya harus mempunyai tujuan pembelajaran yang
jelas, dan mengapa saya mengharuskan siswa mempelajari hal ini. 6 Sebagai seorang guru saya harus pintar dalam memilih setiap hal yang
penting. Pengetahuan, sikap dan keterampilan apa, yang seharusnya penting dimiliki siswa yang harus saya ajarkan.
7 Bagaimana cara saya mengetahui bahwa siswa dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang saya harapkan. Karena
sebagai seorang guru, saya harus mengetahui perkembangan mereka secara jelas, dan memberi penilaian secara objektif.
b. Bila guru memutuskan untuk menitikberatkan pada content pembelajaran, maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk dirinya sendiri
tentang; 1 Sebagai seorang guru, saya harus pintar dalam menentukan materi-
materi pokok yang harus dipelajari siswa, dan tidak terlalu berpatokan dengan buku paket. Maka apa saja materi esensial yang harus
dimengerti oleh siswa, untuk mendukung hasil belajar yang saya harapkan.
11
2 Sebagai seorang guru saya harus tahu jelas apa yang menjadi sumber- sumber belajar, yang dapat dipergunakan untuk mendukung materi
pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak terasa membosankan. 3 Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus tahu kemampuan
berfikir siswa seperti apa yang perlu dinilai, dan bagaimana cara saya melakukan penilaiannya, sekaligus mengapa hal itu penting untuk
dilakukan. 4 Kesalahan dalam proses pembelajaran tidak dapat dihindari, maka
seorang guru harus tahu kekeliruan pemahaman dan miskonsepsi seperti apa, yang umumnya terjadi dalam penyampaian materi yang
dilakukan. 5 Kesalahan dalam proses pembelajaran hanya dapat diminimalisir, dan
sebagai seorang guru saya harus tahu bagaimana saya dapat meminimalisir, atau mengurangi kekeliruan pemahaman dan
miskonsepsi pada siswa. c. Bila guru memutuskan untuk menitikberatkan pada proses pembelajaran,
maka guru harus merumuskan beberapa pertanyaan untuk dirinya sendiri tentang;
1 Pembelajaran secara konvensional cenderung membosankan, sebagai seorang guru, maka saya harus tahu bagaimana strategi yang harus
dilakukan, agar para siswa dapat lebih mudah memahami melalui pembelajaraan yang dilakukan.
2 Guru juga berkewajiban mendorong sekaligus memotivasi potensi- potensi yang dimiliki siswa, maka guru harus bisa membantu
bagaimana siswa dapat mengembangkan keterampilan- keterampilannya.
3 Tugas guru sebagai pendidik, dan seorang pendidik harus tahu bagaimana siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai.
4 Selama proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas merupakan salah satu faktor yang penting agar terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan. Dan seorang guru harus tahu bagaimana struktur
12
pengorganisasian kelas yang harus dikembangkan, untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
5 Keberhasilan pembelajaran salah satunya terletak pada keberhasilan guru dalam memilih strategi pembelajaran yang digunakan selama
proses pembelajaran. Maka guru harus tahu apa saja jenis, atau bentuk strategi pembelajaran yang menjadi penekanan, jika dikaitkan dengan
jenis sikap, keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan melalui proses pembelajaran yang dilakukan.
6 Salah satu inti dari pengajaran adalah bagaimana siswa merasa materi itu tidak sulit. Maka guru harus tahu bagaimana merancang, dan
mengorganisasi materi pelajaran agar siswa mudah mempelajarinya. 7 Sebagai seorang guru, saya harus mengetahui kemampuan siswa
sebelumnya untuk mengetahui apakah siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk mendukung strategi
pembelajaran yang dikembangkan. 8 Penggunaan strategi pembelajaran tentunya membutuhkan faktor-
faktor pendukung, agar hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal. Maka guru harus tahu seberapa banyak waktu, ruang dan sumber-
sumber belajar yang dimiliki, sehingga dapat mendukung strategi pembelajaran yang dipergunakan.
9 Hampir setiap orang membutuhkan motivasi terutama siswa yang masih dalam proses pendewasaan. Maka guru harus tahu secara jelas,
apakah strategi pemotivasian dapat dipergunakan untuk mempercepat tumbuhnya rasa percaya diri pada siswa.
10 Setelah merencanakan pembelajaran yang akan dilangsungkan, seorang guru harus tahu bagaimana cara mengetahui bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan, berjalan secara optimal seperti yang direncanakan.
Ada sejumlah pandangan atau pendapat berkenaan dengan model pembelajaran, yang perlu kita kaji untuk memperluas pemahaman dan
13
wawasan kita sehingga kita dapat semakin fleksibel dalam menentukan salah satu atau beberapa model pembelajaran yang tepat. “Joyce, weil, dan Calhoun
2000 mendeskripsikan empat kategori model mengajar, yaitu kelompok model social social family, kelompok pengolahan informasi information
processing family, kelompok model personal personal family, dan kelompok model system perilaku behavioral systems family”.
8
Tiap-tiap model tersebut dijabarkan ke dalam beberapa tipe yang lebih terukur. Jika
dituangkan dalam bentuk tabel adalah seperti berikut: Tabel II.1
Model-model Pembelajaran Menurut Joyce, Weil dan Calhoun
Families The Social
Family The Information
Processing Family The Personal
Family The behavioral
Systems Family Models 1. Partners in
learning Positive
independence dan structural
inquiry 2. Group
inestigation 3. Role playing
4. Jurisprudential inquiry
1. Introductive thinking
classification oriented
2. Concept attainment 3. Mnemonics
memory assists 4. Advance
organizers 5. Scientific inquiry
6. Inquiry training 7. Synectics
1. Non directive
teaching 2. Enhancing
self esteem 1. Mastery
learning 2. Direct
instruction 3. Simulation
4. Social learning
5. Proggrammed schedule task
performance reinforcement
Salah satu hal yang paling dipentingkan dalam pembelajaran adalah proses belajar itu sendiri, maka dari ke empat model yang telah dikemukakan
di atas model “the information processing family” adalah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa,
sebagaimana yang dikatakan Aunurrahman bahwa “kelompok model pengolahan informasi information processing family salah satu kelompok
model pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang
8
Aunurrahman, … Hal 148.
14
terkait dengan kegiatan proses, atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran”.
9
Jadi menurut penulis model pembelajaran adalah : cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar guru untuk memilih kegiatan belajar yang akan
digunakan selama proses pembelajaran, dimana pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan
dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
2. Model Pembelajaran Pencapaian Konsep